- Look at Me -
Hari-hari Jaemin tidak jauh berbeda dengan remaja 17 tahun lainnya, hanya bersekolah dan sesekali bermain dengan teman-temannya. Jaemin tumbuh disebuah keluarga kecil, bahkan bisa dibilang sangat kecil karena hanya berisi dirinya dan Bundanya.
Jika ditanya apakah Ia membutuhkan sosok Ayah dihidupnya dengan lantang Ia berkata sangat membutuhkan namun takdir berkata lain saat Jaemin baru saja menerima pengumuman kelulusan sekolah dasar bersamaan dengan kabar bahwa Ayahnya mengalami kecelakaan hingga menghilangkan nyawanya, merenggut orang paling berharga bagi hidup Jaemin setelah Bundanya.
Jaemin tau tidak ada hidup seorangpun yang sempurnya tapi Jaemin bersyukur Ia dikelilingi orang-orang baik, orang-orang yang membuat hidupnya jauh lebih baik dan bahagia.
Jaemin mengerjap tersadar dari lamunannya, Ia mengangkat wajahnya saat mendengar suara pagar yang digeser. Tangannya segera menyelesaikan mengikat sepatu yang Ia kenakan, beranjak dari duduknya menyeberang jalan menuju kearah satu rumah berwarna abu-abu yang berada tepat didepan rumahnya.
"Good morning" Jaemin membantu menutup pagar.
"Morning" balas Jeno menyerahkan 1 helm bogo berwarna pink pastel kearah Jaemin.
"Udah sarapan?" ucap Jaemin sembari naik kearah jok belakang.
Jeno mengangguk menyalakan mesin vespa matic berwarna hitam miliknya, keduanya akan berangkat sekolah.
"Masih pagi kenapa nyengir mulu sih, Na" Jeno mengernyitkan dahi saat membenarkan kaca spion dan melihat Jaemin terus tersenyum.
"Gapapa" balas Jaemin singkat berusaha meredam senyumnya.
Lee Jeno atau Jeno tetangga sekaligus sahabat Jaemin dari kecil ah bisa dibilang bukan kecil lagi namun dari bayi dan Jeno adalah salah satu dari sekian alasan Jaemin merasa yakin bahwa hidupnya akan terus baik-baik saja.
Bunda Jaemin dan Mama Jeno mulai mengenal dan berteman baik saat keluarga keduanya pindah disini, saat orang tua masing-masing baru saja menikah. Tinggal berdekatan disebuah komplek perumahan dengan rumah-rumah minimalis. Perumahan kalangan menengah dengan rumah satu dengan rumah lainnya berbentuk sama, hanya dibedakan dari warna catnya saja.
"Bawa bekal apa?" ucap Jeno saat keduanya berhenti dilampu merah.
"Hmm?" Jaemin memajukan tubuhnya kedepan.
"Bawa bekal apa, Na?" ucap Jeno sedikit lebih keras.
"Oh, bawa.." Jaemin menjeda kalimatnya, badannya sedikit mundur matanya melihat kesembarang arah berfikir.
"Gak tau" final Jaemin, Ia benar-benar tidak tau karena Bunda yang menyiapkan.
Jeno mendengus tidak menjawab dan memilih melajukan motornya karena lampu sudah hijau.
Jaemin sibuk mencatat materi yang ada di papan tulis, menulis dengan bolpoin warna-warni. Warna hitam untuk menulis materi, warna biru untuk menggaris materi penting dan warna merah untuk membingkai judul.
"Semalem begadang?" ucap Jaemin setelah melirik kearah Jeno yang menumpukan kepala diatas lengannya.
"Iya"
"Main game sampe jam berapa?"
"Jam 2" jawab Jeno dengan suara serak.
"Dor!" Jeno terperanjat saat Haechan yang duduk dibangku depannya berbalik, jam pelajaran baru saja selesai namun Jaemin masih menyelesaikan catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me [NOMIN]
Fanfiction[COMPLETE] Tentang dua daksa yang tumbuh bersama dengan perasaan berbeda. Namun bukankah Tuhan maha membolak-balikkan hati? Hanya tentang siapa yang lebih dahulu jatuh dan siapa yang mampu bertahan. ❝Jen, aku minta maaf❞ Jaemin. ❝Nggak, Na. Gue yang...