°°°°
"Katna!"
Manda meneriaki Katna yang sedaritadi berbicara ketika tidur. Katna mulai terbangun dari mimpi buruknya.
"Lo kenapa sih? dibangunin susah amat!" bentak Manda. Manda sebenarnya khawatir melihat Katna yang berbicara aneh walau sedang tertidur. Untungnya ia segera membangunkannya.
"Bangun Kat, kita beres-beres" ajak Manda. Katna mulai mengikuti Manda membereskan baju-baju milik Grandis. Mereka mulai memasukkannya kedalam tas dan membersihkan sisa makanan kemarin dan membuangnya kedalam tong sampah.
"Grandis kemana Man?" tanya Katna.
"Ke ruang periksa sama nyokap lo, semoga aja hari ini udah bisa pulang" tambah Manda.
Manda dan Katna duduk di sofa tunggu. Mereka masih berada di kamar inap Grandis. Masing-masing sibuk memainkan android yang sudah ada pada tangan mereka.
"Man, tadi malem lo nyenyak gak tidurnya?" tanya Katna memulai perbincangan. "Emang kenapa gitu?" tanya Manda heran.
Katna menghembuskan nafas berkali-kali. Ia bingung harus memulai cerita dari mana.
"Jadi gini,-" Ucap Katna mulai menceritakan.
Manda mendengarkan dengan seksama. Sesekali ia terkejut, sesekali ia merasa takut. Katna tetap melanjutkan cerita sembari menunggu Grandis dan Ibunya kembali.
"Mungkin karena lo gak baca doa kali?" respon Manda berusaha positif.
"Iya mungkin kali ya tapi pas-" belum sempat melanjutkan, telfon Katna berdering. Katna mengambil layar kotak di sakunya. Sebuah kertas kecil tiba-tiba saja keluar dari kantongnya dan jatuh ke lantai.
Katna mendapati nomor tak dikenal berada di layar ponselnya. Ia bergegas berdiri meninggalkan Manda dan menuju jendela di luar lalu mengangkat telfonnya.
"Halo? Ini siapa ya?"
".........."
"Halo? Siapa ya? Jangan iseng deh"
"A.....ku..... di...."
Tit......
Sambungan terputus.
"Siapa sih? iseng amat" batinnya.
Katna kembali ke kamar. Ia mendapati Manda yang sedang sibuk mengamati sebuah kertas.
"Apaan tuh Man?" tanya Katna. Katna segera menghampiri Manda. Temannya itu masih fokus meneliti gambar yang tertera dihadapannya.
"Pas lo keluar, gw nemuin ini jatuh dari saku lo"
"Coba sini gw liat"
"Ini kayaknya lanjutan surat dari yang kemaren deh-" pikir Manda.
"Ini kayak ukiran huruf M bukan sih?"
"Wait, gw kok bingung ya sekarang. Apa jangan-jangan mimpi yang gw ceritain tadi ke lo ada hubungannya dengan surat ini?" Katna mulai menyimpulkan.
Zrek!
"Hai gais!" Sapa Grandis sembari membuka pintu.
"Kalian kenapa dah? Kaget ya liat gw udah sembuh" ujar Grandis yang disambut wajah terkejut dari kedua sahabat karibnya.
"Lo nih ngagetin kita aja! Ciyee yang udah sembuh tapi masih di perban palanya!" ejek Manda.
"Lo nih ya, support gw kek! Btw kalian lagi sibuk ngapain sih daritadi?" tanya Grandis penasaran. Grandis langsung duduk diatas sofa bersama Manda dan Katna. Ia juga masih memakai baju pasien kali ini.
"Entar aja gw ceritain di rumah, ganti baju sana Ndis" Suruh Katna.
Grandis mengerutkan dahinya. Ia mulai berdiri dan menuju kamar mandi.
"Kalo butuh bantuan bilang aja ya!" tawar Manda.
"Iya iya tau!"
°°°°°°°
Katna mulai menggendong tas ransel milik Grandis. Manda sudah berjalan lebih dahulu meninggalkan Katna yang masih asyik membaca poster di dinding rumah sakit.
Katna terus berjalan, ia melihat ke salah satu ruangan. Terdapat anak seumurannya yang sedang terbaring lemas disana. Katna berdiri di depan pintu dan sedikit mengintip dari jendela. Ruangan itu sangat sepi, hanya ada anak perempuan yang sedang tertidur diatas ranjang.
Katna mulai membaca nama yang tertulis dipapan. Anak itu tak bergerak sama sekali. Hanya ada bunyi mesin ECG yang menampilkan detak jantung.
"Kok kayak kenal ya?" batin Katna. Entah kenapa ia merasa mengenali anak perempuan yang berada dihadapannya.
"Tertulis Ananda.... Katna??"
Katna terheran-heran. Nama anak itu sama dengan nama miliknya. Lampu didalan ruangan mati. Katna berjalan mundur. Dari dalan muncullah sesosok anak kecil berwajah mirip sekali dengan Hani. Sosok itu tiba-tiba saja muncul ketika lampu ruangan padam.
Katna menabrak dinding di sebrang. Ia tak bisa lagi berjalan mundur. Sosok anak mirip Hani keluar dari ruangan gelap menembus pintu kayu, dan menghampiri Katna yang sedang ketakutan.
Sosok itu mulai mendekat menghampiri Katna. Badannya terasa kaku dan tak bisa bergerak kemana pun.
Perlahan anak itu mulai mendekat, "To..long..." hanya satu kata yang anak itu sempat katakan sebelum,
Seseorang membuyarkan lamunan Katna.
"Dek? lagi apa disini?" tanya salah seorang perawat yang sedang bertugas.
"Eh enggak kok, itu ruangan apa ya?" tanya Katna pada petugas wanita yang menghampirinya.
"Ooh itu, itu... ruang mayat dek" jelas perawat tersebut. Katna mengangguk dan berterimakasih. Ia langsung meninggalkan ruangan tersebut dan menuju lobby utama. Suasana rumah sakit tidak terlalu ramai. Maklum lah, hanya ada satu rumah sakit di tengah desa ini.
°°°°
Katna mulai menaiki mobil. Tante Indah mengabsen satu persatu anak-anaknya agar tidak ada satupun yang tertinggal. Setelah dirasa sudah lengkap, beliau langsung menancapkan gas, meninggalkan rumah sakit teraneh yang pernah Katna temui.
°°°°°
Heyyo guys, maap nih aku balikin posisi bacaan kayak awal ya! semoga kalian suka.
Terus vote dan follow agar El makin semangka! eh, semangat maksudnya! terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI SUMUR TUA (End)
Horror❗WARNING❗ [JANGAN BACA SENDIRIAN] ~FOLLOW SEBELUM BACA~ Hani menghilang dari rumah secara tiba-tiba pada ulang tahunnya yang kedelapan. Katna tetangganya yang memiliki kemampuan aneh melihat Hani pada malam kejadian. Tak lama setelah Hani menghilang...