2- Dia Datang

1.7K 262 48
                                    

°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°

Satu Minggu telah berlalu. Tidak ada yang tahu keberadaan Hani sampai sekarang. Satu Komplek perumahan telah berusaha keras mencari Hani hingga ke luar desa tapi, hasilnya tetap nihil. Hani tak dapat ditemukan.

Katna sudah memberitahu ibunya, lagi-lagi beliau tidak percaya dengan anak perempuannya tersebut. Sekarang Katna hanya bisa terdiam, tak tahu harus berbuat apa.

Pluk!

Sepucuk surat lusuh jatuh tepat di atas kepala Katna yang sedang duduk di pinggir kasur. Ia meringis kesakitan walaupun tidak terlalu sakit.

Katna membuka surat tersebut perlahan. Tangannya bergetar ketakutan setelah ia melihat tulisan dari darah yang berbunyi,

Aku tahu!

Setelah membaca kalimat itu, tiba-tiba saja sekeliling kamar Katna berubah menjadi gelap, padahal ini masih siang hari. Angin bertiup kencang entah darimana datangnya padahal jendela kamar masih tertutup.

Sesosok bayangan hitam datang dari balik lemari. Katna ketakutan, ia menjerit sekuat tenaga untuk meminta bantuan. Tapi sayang, suaranya hanya menggema memantul kembali kedalam ruangan.

Sosok hitam itu mulai mendekat perlahan-lahan. Semakin dekat, lalu mencekik leher Katna dengan kerasnya. Katna hampir saja kehabisan nafas.

Surat yang sudah jatuh itu kembali terbuka dan terbang ke depan wajah Katna. Suara anak kecil terdengar membisiki telinga Katna. Sangat seram dan terputus-putus.

"Ka-katna! A-aku ta-hu!"

Katna menjerit semakin keras ketakutan. Ia tak tahu apa maksud dari semua ini.

Angin bertiup semakin kencang. Tiba-tiba saja turun hujan dan Sambaran petir. Sosok anak itu melepas cekikan Katna dan kembali perlahan menghilang bersama surat-surat yang sudah melebur hancur berkeping-keping.

Katna menghirup nafas kuat-kuat. Ia tak tahu apa maksud dari sosok itu.

Siapa dia? Apa maunya? Apa maksud dari surat itu?

Hujan deras masih mengguyur membasahi bumi, dentuman keras dari Sambaran petir membuat Katna semakin bingung.

Katna berusaha berdiri dari tempat tidurnya. Ia berjalan perlahan mendekati lemari yang berada di sudut ruangan kamarnya.

Ketika sudah sampai tepat di depan lemari, Katna memegang gagang pintu lemari kuat-kuat. Ia sebenarnya masih ragu untuk membuka pintu lemarinya.

MISTERI SUMUR TUA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang