°°°°°°
"Hiyaaaa!"
"Itu si cowoknya bodoh banget sih! dibilangin terus jalan jangan balik!" gerutu Grandis ketika melihat salah satu adegan di drama Hotel Del Luna yang membuatnya gregetan setengah mati.
"Gw sih yakin pasti si cowoknya selamet nih, orang ada Jang Man Wol. Hantu aja gk berani natap mata dia" timpal Katna.
Adegan menyeramkan pun dimulai. Katna dan Grandis sedang serius memperhatikan setiap detik scene sekalipun mata mereka tertutup oleh bantal.
"Cklek!"
"Hayo kok belum pada tidur?" suara familiar mengagetkan kedua anak penakut.
"Hehe iya Tante, lagi nonton soalnya."
"Jangan malem malem ya, sudah jam sepuluh. Ingat Grandis kamu gak boleh kecapean kepala kamu lagi sakit" tegas Bu Indah.
Yang diajak bicara langsung mengacungkan jari mereka tanda menurut. Bu Indah kembali menutup pintu dan kembali pada aktifitas semula.
Katna dan Grandis tetap melanjutkan aktivitas nya. Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, mereka masih tetap standbye di depan laptop. Hingga sesuatu menyadarkan mereka....
______
"Kat.....lu denger gak?" tanya Grandis pelan. Katna menatap sahabatnya. "Nggak kok, gw dengernya suara mas kunang-kunang bikin melow"kekeh Katna.
"Kat...coba pause dulu" pinta Grandis. Sekali lagi Katna menoleh ke arah temannya. Tatapan Grandis kali ini berhasil membuat Katna ikut merinding.
"Iya Ndis gw baru denger" akunya.
Perlahan mereka berjalan ke luar kamar. Didapatinya Bu Indah yang telah tertidur di dalam kamarnya dengan pintu terbuka. Katna dan Grandis mendekati atah suara. Suara itu seperti suara anak kecil yang menangis.
Langkah mereka terhenti di depan pintu basement yang terhubung dengan gudang di luar. Selama beberapa detik dua sahabat itu saling bertatapan dengan penuh ketakutan. Mungkin saat ini bulu kuduk mereka sudah berdiri.
Keringat mengucur dari kepala Katna.
Masuk? atau enggak?
Itulah yang mereka berdua pikirkan saat ini. Perlahan suara tangisan mulai menghilang. Suara itu seperti menjauh bak terbawa angin.
Katna mulai melangkah menuruni tangga menuju basement, diikuti Grandis yang sekarang kakinya sudah bergetar. Grandis bergidik ngeri melihat pintu basement yang sudah tua.
Ini adalah pertama kalinya ia ke basement tempat tinggal Katna. Basement yang ia miliki memang lebih besar, namun sangat terjaga dan tidak rapuh seperti basement milik Katna.
"Oh yaampun, memangnya kita harus benar-benar memeriksa ke dalam sana?" bisik Grandis pada Katna. Katna hanya mengangguk, tatapannya yakin bahwa suara yang didengar hanyalah halusinasi mereka atau hal lain yang tidak ada hubungannya dengan hantu ataupun setan.
Cklek!
Pintu basement yang terbuka menampilkan barang-barang lusuh dipenuhi debu. beberapa diantaranya diselimuti kain putih menampilkan kesan horor bagi setiap yg melihatnya. Bagaimana tidak, mereka sekarang sudah berada di basement dan jam dinding telah menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima menit. Apakah baik-baik saja jika datang ke basement pada waktu itu? hmmm mungkin saja.
Katna dan Grandis mulai melangkahkan kaki. Kayu basement yang lapuk menampilkan suara aneh seperti di film horor. Grandis bergidik ngeri. Ia hampir berpikir kalau-kalau ia tiba-tiba pingsan, siapa yang akan menolongnya? Katna? Mungkin teman sebayanya itu sudah lari meninggalkannya.
Katna mencari sumber suara, beberapa menit yang lalu suara tangisan itu muncul lagi membuat Grandis merengek kepada Katna agar kembali ke atas.
Katna tetap berjalan diikuti oleh Grandis yang saat ini memegangi lengannya erat. Ia masih berfikir kalau-kalau Katna akan meninggalkannya.
Teng!Teng!
Jam tua besar dihadapannya masih berfungsi sehingga menyuguhkan suara suara dentuman detik yang membuat mereka kaget.
"Kat, lu denger gak? suaranya kayak bukan diruangan ini tau, kayak di-"
"Di luar ya?"
Belum selesai Grandis berbicara, Katna sudah memotong ucapannya. Sekali lagi Grandis bergidik ngeri, Mereka berdua telah usai mengelilingi basement horor rumah Katna namun sama sekali tak menemukan apapun.
Suara tangisan masih terdengar. Kali ini Grandis lah yang mengetahui asal sumber suara.
"Ini ruangan apa Kat?" kata Grandis meraba-raba pintu kayu yang berbeda motif dari sebelumnya.
"Itu pintu gudang depan, kita waktu itu pernah kesitu kok waktu nyari kalung Manda." jawab Katna pelan.
"Suaranya dari sini tau" ungkap Grandis lagi.
Perlahan-lahan Katna mulai memutar kenop pintu. ketoka sudah sampai diujung,
"Aishh...terkunci" pasrahnya.
Katna memikirkan cara untuk masuk kedalamnya. Grandis sedaritadi masih sibuk dengan menutupi wajahnya agar tidak menghirup debu yang berada di ruangan.
"Pintu depan!"
Akal itu tiba-tiba saja datang dalam benak Katna. Katna buru-buru beranjak dari sana dan melangkah pergi menuju pintu awal. Namun, usahanya itu ditahan oleh Grandis yang tiba-tiba saja menarik rambutnya.
"Besok aja dah Kat sama Manda, gw udah ngantuk" pinta Grandis.
Katna sungguh lupa, Sekarang sudah tengah malam tapi ia masih menyelidiki sumber suara dan hanya mementingkan egonya.
"Maaf ya Ndis, oke deh besok kita panggil Manda" Balasnya.
°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI SUMUR TUA (End)
Horror❗WARNING❗ [JANGAN BACA SENDIRIAN] ~FOLLOW SEBELUM BACA~ Hani menghilang dari rumah secara tiba-tiba pada ulang tahunnya yang kedelapan. Katna tetangganya yang memiliki kemampuan aneh melihat Hani pada malam kejadian. Tak lama setelah Hani menghilang...