15- Pulang

506 57 4
                                    

°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°

"Lusa kita pulang saja ya!" tawaran Bu Indah membuat Katna dan teman-temannya menilik ke sumber suara.

"Kenapa Tan?" tanya Manda dengan wajah sedu seakan tak ingin keluar dari zona nyamannya.

"Enggak papa kok nak, Tante cuman kangen aja sama rumah. Lagipula sebentar lagi liburan sekolah kalian akan segera usai kan? Kalau disini jauh sekali ke pusat perbelanjaan maupun kota. Wisata nya juga hanya kebun teh nak. Dan berberhubung disini hanya ada empat orang, rasanya terlalu sepi anak-anak. Tidak apa-apa kan?" Bu Indah berusaha meyakinkan anak-anak. Sebenarnya ia sendiri juga sudah merasa aneh sejak pertama kali datang ke rumah kakek, ia merasa ada sesuatu yang sama sekali tidak menyukai kedatangan mereka.

"Okey deh Tante gak papa, lagipula nanti kita masih bisa main di kamarnya Katna atau Manda kan" tambah Grandis meyakinkan teman-temannya.

Katna dan Manda setuju, di lain hal ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap disini. Lainnya lagi mengatakan bahwa mereka sudah merindukan rumah masing-masing.

Hari ini terasa sangat panjang. Semua orang sibuk mengemas barang dan merapihkan kembali furniture-furniture yang sedikit berantakan. Sebagai tamu sudah kewajiban mereka untuk merapihkan kembali semua barang di dalam rumah seperti ketika mereka pertama kali datang.

°°°°°°°

Malam pun datang. Semua tas maupun koper sudah tersusun rapih di dalam bagasi mobil. Setiap ruangan juga sudah dipastikan rapih tidak ada sampah sedikitpun.

Katna mematikan lampu kamar. Terlihat kedua orang temannya itu sudah terlelap kedalam mimpinya masing-masing.

Ia mulai menaiki single bed yang berada di antara Manda dan Grandis. Perlahan ia mulai menarik selimut dan ikut memejamkan mata sembari berharap semoga hal baik akan menyertainya esok.

°°°°

Tok! Tok! Tok!

"Ayo bangun nak! Sudah jam enam pagi, Tante tunggu di meja makan ya!" seruan itu membangunkan tiga nyawa.

"Iya tante!"

"Kat! Man! Ayo cepet bangun!"

Semburan macam apa ini ya tuhan, baru kali ini Grandis menjadi orang pertama yang bangkit dari setengah kematian.

Well, Pagi ini memang waktu terakhir mereka untuk mengucapkan selamat tinggal pada rumah tua kakek. Walaupun rumah ini sama tua nya dengan rumah di filn The Conjuring, juga tak sedikit warga sekitar yang merasa aneh dengan rumah ini, bagi trio macan *eh trio cecan *eh trio cecan aja kali ya') rumah ini tetaplah sebuah rumah biasa yang didalamnya menyimpan banyak kenangan peninggalan mendiang sang Kakek dari Katna.

Warga sekitar pasti akan ketakutan jika melewati rumah besar ini setelah matahari terbenam, tapi menurut teori Katna pada salah satu kata populer di dunia mengatakan "Dont judge book with the cover" yang artinya jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, atau bisa diartikan jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja. Masyarakat desa memang menganggap rumah ini angker ketika melewatinya dari luar, karena memang mereka belum melihat nuansa apik didalamnya.

___________________

"Selamat tinggal"

Kalimat itu tertupis di atas gapura yang mereka lewati. Setelah ini mereka benar-benar akan meninggalkan desa kakek.

Mobil Bu Indah terus melaju. Suasana pagi menampilkan cuitan burung dari luar sisi.

Sesekali mobilnya berbelok ke arah kanan, kiri, bahkan menanjak.

___________

Setelah beberapa jam, akhirnya mereka pun sampai di rumah Katna. Rumahnya masih sama. Walaupun ditinggal  beberapa minggu, rumah ini tak terlihat kotor sama sekali.

"Gw nginep dulu ya di rumah lu" Grandis menghampiri Katna yang sedang membuka tas ranselnya di kamar.

"Kenapa?"tanya Katna yang melihat Grandis duduk melamun menghadap jendela. "Gw sendirian kalo pulang ke rumah. Nyokap sama bokap sibuk terus. Cuman ada bibi ama pak Burhan" Pak Burhan adalah sopir pribadi keluarga Grandis.

"Oke santai aja. Kalo lu Man?" tanya Katna yang langsung dibalas tengokan oleh Manda. "Gw kayaknya pulang deh, kasian bokap gw sendirian." Jawabnya.

Waktu telah menuju pada angka satu. Sekarang adalah waktunya makan siang. Grandis dan Katna segera turun ketika mendengar suara panggilan Bu Indah yang mengajak mereka untuk pergi ke ruang makan. Sedangkan Manda beberapa saat lalu telah izin pamit untuk pulang ke rumah. Sebenarnya rumah mereka berdekatan, hanya berbeda 5-8 gang dari rumah Katna. Namun posisi rumah Grandis agak sedikit lebih jauh dikarenakan karena rumahnya tersebut berada pada kawasan rumah elite.

_________

MISTERI SUMUR TUA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang