"Apa kamu ingat isi kulkasmu?"
"Tidak."
Jawaban singkat, jelas, dan padat dari seorang laki-laki yang setia mengikutinya. Ellena tersenyum untuk menjawab, mood-nya sedang baik setelah Aaron mengajaknya untuk mengisi bahan makanan. Dengan mudah, dia mengambil dua kotak berukuran besar susu coklat cair, memasukkannya ke dalam troli, lalu mendorongnya kembali. Aaron mengikuti dari belakang bak pengawal.
Siapapun juga akan berpikiran seperti itu, apalagi Aaron memakai setelan jas kantor berwarna hitam, dengan dasi yang terpasang rapi.
"Sungguh tidak mengingat apapun?" tanya Ellena lagi, di tangannya ada dua kotak kemasan sereal berbeda merk.
"Kalau tidak salah ingat, hanya tinggal sepuluh botol air minum dan blok es," Kata Aaron dengan tenang. Dia menarik pelan sekotak sereal di tangan kiri Ellena dan meletakkannya kembali ke rak pajangan.
Ellena tersenyum lalu meletakkan kotak di tangan ke dalam troli yang belum terisi penuh. Sudah tujuh menit yang lalu mereka memasuki groceries. Saat dia hendak mendorong troli, Aaron menggeser posisinya, memegang pegangan troli dan mendorongnya dengan pelan. Ellena langsung menyamai langkah Aaron.
"Bumbu dapur juga tidak ada?" tanya Ellena lagi.
"Kosong. Isi kulkas dan lemari itu tidak pernah terisi penuh," kata Aaron yang mendorong troli ke sebelah kanan, Ellena hanya berdecak lalu mengambil bumbu dapur berupa, garam, gula, soy sauce, bubuk lada, dan bubuk bawang putih.
"Tidak mungkin tidak ada peralatan makan, bukan?" tanya Ellena dengan tatapan ragu.
Aaron mengangkat alisnya, "Kau sudah tahu kebiasaan makanku di sana. Menurutmu?" Aaron memancing.
Ellena menghembuskan napas, sedikit menyesali pertanyaannya yang terkesan tidak berguna karena sudah jelas jawabannya ada di depan mata.
"Okay. Kita benar-benar akan mengisi penuh dapurmu."
Setelah itu, mereka berkeliling satu market selama satu jam lebih lima belas menit, sesekali Aaron menjawab ketika diperlukan atau langsung meletakkan makanan yang dia ingini. Mereka keluar dengan dua troli di tangan mereka penuh dengan bahan makanan dan peralatan dapur. Aaron memindahkan barang ke belakang bagasi sedangkan Ellena dipinta untuk masuk ke dalam mobil.
Ellena tidak tahu ini menurutnya saja atau memang seperti itu.
Nyatanya, berbelanja bahan makanan untuk dua minggu ke depan terlihat seperti pasangan suami istri yang baru menikah kemarin dan memilih untuk berbelanja bersama.
Dia tidak asal berpikir seperti itu. Sungguh, tidak ada pernah terbesit seperti itu di benak Ellena.
"Kalian adalah pasangan sempurna. Suami yang tampan dan penuh karisma dengan istrinya yang elegan."
Itu yang dia dengar dari kasir saat pembayaran. Baik Aaron maupun dia sendiri memilih untuk tidak membalas perkataan sang kasir dan hanya melemparkan senyum canggung. Setelah dari kassa, juga tidak ada pembicaraan lagi sampai ke penthouse.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scar of Love ✔
RomanceAaron memberikan seluruh hidupnya untuk mencari pembunuh sang ayah angkat dan para kekasihnya. Bersama dengan wanita elegan bernama Ellena, dia mengorek informasi yang ada. Tidak disadari kalau dia akan jatuh ke dalam pesona wanita tersebut. Tapi...