Aaron POV
Sudah jam satu pagi dan aku masih tetap di bangku panjang, udara semakin dingin tidak membuatku segera kembali masuk ke dalam kamar. Pikiranku melayang.
Sudah dua tahun terjadi seperti ini.
Kekasihku yang pertama, Athena, terbunuh dua tahun yang lalu saat merayakan dua bulan hubungan kami. Itu adalah kejadian pembunuh yang pertama. Persis seperti kejadian yang menimpa Clara saat aku mengantarnya pulang. Hanya berbeda, Athena bersikukuh untuk pulang sendiri setelah dinner bersama. Aku tidak bisa memaksanya, karena, sifatnya yang sangat mandiri dan independen.
Di situlah terjadi, polisi mengatakan Athena meninggal dalam insiden tabrak lari dengan sebuah truk yang lewat malam hari itu. Di samping itu, ditemukan sebuah luka sayat di pinggul kiri yang membekas panjang, dan sayatan luka segar di pipinya.
Setelah itu, tiga bulan kemudian, aku berhubungan dengan Liana. Tidak jauh berbeda, dua bulan hubungan kami kandas ketika Liana ditemukan tewas di subuh hari. Aku tahu itu pelaku yang sama karena, luka yang diberikan sama dengan luka pada Athena dan Clara.
Aku kembali memejamkan mata, tidak takut dengan sesi wawancara bersama pihak kepolisian besok pagi.
Sudah empat kali aku mondar-mandir di gedung kepolisian dalam dua tahun ini. Beberapa oknum di masyarakat memang melemparkan hukuman penjara di atasku, tetapi, bukti bahwa aku yang melakukannya tidak kuat untuk menjebloskanku di ruang besi itu.
Selama itu juga, aku hanya berperan sebagai saksi yang dianggap bertemu dengan korban sebelum dia merenggang nyawa.
Besok juga sama, aku hanya akan dilemparkan pertanyaan dan aku hanya tinggal menjawabnya sesuai fakta.
Ya, semoga saja begitu ....
Akhirnya aku baru sanggup tidur di jam 3 subuh.
Aku segera menutup pintu mobil yang kubawa sendirian esok paginya. Hendery -sekretarisku- kupinta untuk segera ke perusahaan, memantau kondisi di sana selama aku berurusan dengan polisi.
Belum niat untuk melangkah, mataku melihat ke arah gedung kepolisian yang menjulang tinggi. Sedikit memperbaiki setelan jas yang kupakai, aku segera melangkah. Tanpa memberikan raut ramah sedikitpun, aku masuk ke dalam gedung kepolisian.
Pandanganku mengitari seisi gedung, aku bisa melirik beberapa calon wartawan duduk berkumpul di sebelah kananku.
Dan aku tahu, mereka terlihat heboh dengan kedatanganku.
"Tuan Aaron Theodorus, mari ikut saya," kata seorang petugas polisi yang selalu duluan menyapaku setiap aku mengunjungi kantor kepolisian.
Dengan langkah menanjak, aku mengekor petugas tersebut menaiki tangga ke lantai dua, kemudian, kembali naik ke lantai selanjutnya dan berbelok ke koridor kiri. Sempat melewati beberapa petugas kepolisian dan beberapa wartawan yang berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scar of Love ✔
RomanceAaron memberikan seluruh hidupnya untuk mencari pembunuh sang ayah angkat dan para kekasihnya. Bersama dengan wanita elegan bernama Ellena, dia mengorek informasi yang ada. Tidak disadari kalau dia akan jatuh ke dalam pesona wanita tersebut. Tapi...