Aaron sontak membulatkan matanya tak percaya ke arah Ellena. Dengan gusar, dia meremas bahu sempit wanita tersebut dan membalikkan tubuh yang lebih kecil beberapa kali.
"Aku tidak terluka. Aku benar-benar baik-baik saja," kata Ellena yang mengerti maksud kekasihnya. Hatinya menghangat perih ketika melihat sepasang mata tersebut menatapnya sendu.
Ellena mengulurkan tangan untuk menggapai pipi tirus dan mengusapnya pelan. Pria muda ini pasti terkejut ketidakberadaaannya di penthouse saat dia tidak sengaja terbangun tadi. Aaron mengenggam lembut lengan wanita tersebut yang terangkat bebas. Banyak pertanyaan yang mau ditanyakan padanya.
"Insomnia. Aku memutuskan untuk jalan-jalan di taman. Aku tidak tahu kalau dia secepat itu mengetahui tempat ini."
The liar and her lie.
Ellena berucap dengan pelan, matanya berusaha menangkap arti tatapan Aaron sepeka yang dia rasakan. Sesuai dugaannya, Aaron menelepon seseorang, "Perketat keamanan penthouse. Aku mau ada tiga penjaga yang selalu mengikuti Ellena kemana saja."
Dengan sigap, Ellena menggeleng, kembali menenangkan pria yang sepertinya tersadar sepenuhnya selarut ini, "Aku tidak apa-apa, Aaron. Aku akan baik-baik saja."
Aaron mendekap wanita tersebut, kepalanya bersandar lemah di bahu sempit Ellena, dia bisa merasakan deru napas hangat pria tersebut di tengkuk, lengan panjang sang kekasih mengalung di sekitar pinggang sampai ke punggungnya. Tanpa disadari, Ellena juga membalas pelukan hangat tersebut.
"Enggak. Jangan lagi. Kemarin Clara juga mengatakan seperti ini dan berakhir terbunuh. Aku enggak sanggup untuk hidup kalau kamu juga mengikuti jejaknya, Ellena."
Suara lirih dan terdengar putus asa terdengar jelas di indera pendengaran sang wanita yang sekarang menepuk pelan punggung tegap Aaron, menenangkan pacarnya. Si laki-laki memejamkan matanya ketika merasa tenang.
"Apa yang dia katakan?" tanya Aaron yang mengangkat kepalanya, pelukan belum terlepas, malahan berbalik semakin erat, pria muda itu membenamkan kepala Ellena di dekapan dengan kepalanya yang mendarat halus di pucuk kepala sang wanita.
Giliran Ellena yang memejamkan mata, berada di pelukan sehangat ini membuatnya aman sekaligus nyaman, mendengar detak jantung Aaron yang terdengar normal, "Dia bilang aku berbeda karena mengadu padamu. Berarti selama ini semua mantanmu tidak ada yang mengatakannya padamu. Ini juga berarti kamu tidak bersalah, love."
Aaron menepuk punggung wanitanya tanpa membalas sepatah katapun.
"Dia juga bilang dia akan bertamu lain kali di tempat ini," kata Ellena, Aaron segera menjauhkan jarak mereka tanpa melepas dekapan, wanita muda itu mendongakan kepala untuk melihat pria tampan di depannya.
Tanpa Ellena duga, Aaron mencubit gemas hidung mancungnya dan terkekeh pelan ketika dia memekik pelan, reaksi yang wajar walaupun cubitan tersebut tidak sakit sama sekali. Lalu, Aaron kembali membawanya dalam dekapan sambil mengusap surai rambut Ellena.
"Itu namanya dia akan menciptakan kegaduhan bukan bertamu. Sepertinya tiga tidak akan cukup, aku akan menurunkan enam lagi di sini," kata Aaron dengan kekehan kecil, dia tidak boleh membuat Ellena ketakutan ataupun kepikiran dengan perkataan si Gyan.
Ellena menepuk punggung Aaron cukup keras, "Jangan berlebihan."
Aaron hanya memberikan senyum tipis untuk Ellena. Lalu membawa wanita tersebut untuk kembali beristirahat di lantai atas.
"There's nothing too much I do for you, love. You have to be safe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scar of Love ✔
RomanceAaron memberikan seluruh hidupnya untuk mencari pembunuh sang ayah angkat dan para kekasihnya. Bersama dengan wanita elegan bernama Ellena, dia mengorek informasi yang ada. Tidak disadari kalau dia akan jatuh ke dalam pesona wanita tersebut. Tapi...