08 Oktober
Manhattan, New YorkEllena tidak mengubris tatapan bingung yang Aaron layangkan padanya saat dia langsung berbalik badan keluar dari ruangan pria muda tersebut. Pikirannya melayang ke delapan belas tahun yang lalu. Sembari berpangku tangan pada sisi jendela kamarnya yang terbuka lebar, memberi akses kepada angin malam untuk memeluk wanita tersebut.
Dia membebaskan seorang anak laki-laki untuk memenangkan taruhan kakeknya.
Anak laki-laki itu kemudian tidak dapat ditemukan di manapun seolah hilang ditelan oleh Bumi karena kesedihan yang terpancar di netra gelap anak tersebut. Alasan Ellena membebaskannya, karena kesedihan tersebut.
Bagaimana mata itu melihatnya dengan nanar dan penuh kecemburuan, Ellena bisa menangkapnya dengan jelas. Dia tidak pernah berharap kalau anak itu akan dilatih menjadi anggota organisasi gelap kepunyaan Johnson. Tidak bisa membayangkan jeritan pilu anak laki-laki itu jika dilatih oleh ketua tim penyerangan yang terkenal dengan kebengisannya.
Tetapi, kesepakatan tetap lah sebuah kesepakatan. Ellena mau tidak mau membiarkan anak buah mereka yang lain untuk mencari anak laki-laki tersebut. Tidak akan ada yang pernah tahu betapa dia berbahagia saat anak laki-laki itu tidak ditemukan setelah satu bulan pencarian.
Sekarang anak itu kembali tanpa dia ketahui latar belakangnya. Puluhan tahun kebingungannya sirna karena cerita kelam Aaron.
Sebuah pembalasan dendam dari Ellena yang terus mengira kalau Mark membunuh ayahnya atas pengakuan sang kakek. Ellena tidak diberi akses untuk memasuki ballroom saat itu dan dibawa ke villa jauh dari tempat kejadian.
"Alvin ...." lirih Ellena sembari menatap bintang yang bertaburan di langit.
Setetes air mata menggenang di pelupuk dan menetes membekas di pipi tirus wanita tersebut.
Sekejam apapun dirinya, membunuh kelima mantan kekasih Aaron untuk pembalasan dendam, dia tidak menampik kalau dia menginginkan Aaron untuk seumur hidupnya. Alasan kenapa rencana yang dibangun matang-matang dan harusnya telah selesai dua minggu yang lalu adalah perasaannya yang berubah tidak sesuai dengan perkataannya pada sang kakek.
Aku tidak akan jatuh cinta pada anak itu, Grandpa. Dia telah membunuh Daddy, apa ada yang lebih baik dari itu sampai aku harus menyerahkan perasaanku padanya?
Itu janjinya dengan Johnson saat berdua di ruang pribadi sang pria tua sebelas tahun yang lalu.
Kumohon, Aaron, berpikirlah dengan baik, peka lah. Aku, orang yang harus kamu layak untuk dibunuh, batin Ellena yang menangis dalam diam, air mata yang sengaja tidak dihapus oleh tangan dan membasahi sisi bawah jendela.
Karena, setelah ini, aku tidak yakin lagi untuk bisa menanamkan peluru ke jantungmu.
Renggut nyawaku secepat mungkin.
Bawa aku beristirahat dengan tenang dalam kubangan dosa yang kubuat. Aku cukup lelah dengan perilaku yang menjijikan. Api yang kunyalakan mungkin tidak akan bisa padam.
Setidaknya, kamu akan mengingatku dalam masa kelam yang kaupunya.
Kalau Tuhan itu benar-benar ada ...,
Kalau Dia masih berbaik hati padaku dalam garis hidupku ...,
Kalau takdir memaafkan dosa besar yang kulakukan ... aku ingin kita dipertemukan lagi di masa depan.
Dengan situasi yang lebih baik dari ini ...,
Dengan pelukan terhangat nan tulus yang tidak akan bisa kulupa,
Dengan tautan tangan kita yang tidak akan bisa terlepas sampai menua,
Aku ... akan selalu mencintaimu, sayangku.
The Truth Untold : The Wish He Never Knows
The END
KAMU SEDANG MEMBACA
Scar of Love ✔
RomanceAaron memberikan seluruh hidupnya untuk mencari pembunuh sang ayah angkat dan para kekasihnya. Bersama dengan wanita elegan bernama Ellena, dia mengorek informasi yang ada. Tidak disadari kalau dia akan jatuh ke dalam pesona wanita tersebut. Tapi...