"Aaron,"
"Kamu sudah datang? Istirahatmu nyenyak?" Ellena berdeham dan mengambil tempat di depan Aaron. Matanya melihat sekitar, ruangan yang cukup luas dengan penyangga berbahan dasar kayu yang membuat suasaa menjadi tropikal. Pelayan yang ada juga menggunakan seragam yang berwarna biru laut.
Aaron meraih sebelah tangannya bersandar pada meja yang dilapisi kain putih bersih dengan sebuah lilin kecil di tengah. Tatapannya memandang Ellena dengan pandangan lembut, jempolnya mengusap punggung tangan wanita tersebut.
"Dia tidak ada di sini. Kamu tidak perlu cemas, love."
Ellena mengubah tautan mereka menjapi pegangan, sebelah tangannya yang lain membungkus telapak tangan Aaron, "I know." Hanya jawaban singkat yang diberikan olehnya.
"Aku memesan makanan laut di sini. Tidak apa-apa, kan? Setahuku, kamu bukan orang yang alergi dengan ikan maupun udang."
"Aku bisa memakannya tanpa perlu merasa gatal saat aku bangun besok."
Jawaban Ellena disambut dengan senyum tampan dari pria tersebut.
"Aku kira kita akan makan bersama dengan Aiden dan Hendery, kenapa tidak mengajak mereka?" tanya wanita yang telah selesai meletakkan sepotong kain yang disediakan oleh pihak restoran ke pangkuannya. "Kita bisa membahas pekerjaan besok bersama mereka."
Aaron memberikan gelengan kepala tiga kali sebelum menjawab, "Malam ini hanya bersamamu. Kita perlu kencan walaupun hanya lima menit seperti yang kamu katakan, love." Kalimat dari anak angkat Mark membuat pasangannya bersemu samar. Sayangnya masih bisa dilihat oleh mata karena pengcahayaan malam itu terang. "Aku sudah membahas dengan mereka sebelum makan malam."
"Lima jam." Koreksi Ellena, Aaron terkekeh pelan. Dia tahu letak kesalahannya, tapi dia hanya membuatnya lebih terdengar masuk akal dengan situasi sekarang.
"Tapi, aku belum mendengarnya."
"Kamu hanya cukup bangun di jam tujuh pagi dan bersiap untuk sarapan. Sisanya, aku sudah mengaturnya, kamu hanya perlu meluangkan waktu untuk mengikutiku."
Ellena menunduk malu, dia tidak menyangka kalau Aaron sebagai kekasihnya akan bersikap semanis ini. Berusaha menahan rona merah di pipinya untuk tidak semakin membuatnya terlihat jelas. Siapapun akan tersipu jika pria muda nan mapan mengatakannya langsung di depan muka, termasuk Ellena yang terkenal dengan sikapnya tidak asal bersikap.
"Katakan dengan jelas, Aaron." Desaknya yang diinterupsi oleh seorang pelayan pria yang datang dengan pesanan Aaron. Perlu menunggu satu menit bagi Ellena untuk membiarkan sang pelayan menyiapkan hidangannya dengan sempurna. "Aku ikut ke sini juga ikut perjalanan bisnis, bukan untuk kencan denganmu."
Aaron tertawa kecil, "Okay, okay. Stop sulking."
"I'm not sulking." Sanggah Ellena yang melayangkan tatapan menyeramkan.
"Alright. Tell it to a woman that pouting one minute ago." Balas Aaron yang segera ditimpali olehnya, "Alright. No more teasing you, love. I will take it seriously."
Seketika tidak ada suara yang terdengar sampai tiga puluh detik selanjutnya.
"Aku membicarakannya kepada Aiden dan Hendery, kami sepakat untuk sarapan jam setengah delapan dan jam sembilan sudah sampai di lokasi proyek atau paling tidak kita dalam perjalanan ke sana. Aku hanya akan memantau pekerjaan mereka dan memastikan semuanya sesuai kesepakatan kontrak kerja denganmu."
Ellena tersenyum tipis, Aaron yang sekarang berbeda dengan sepuluh detik Aaron yang dia lihat, perubahan ekspresi wajah pria tersebut yang menjadi seorang pemimpin sempurna membuat dia sangat menghormati ayah angkat pria tersebut yang telah mengajarinya dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scar of Love ✔
RomanceAaron memberikan seluruh hidupnya untuk mencari pembunuh sang ayah angkat dan para kekasihnya. Bersama dengan wanita elegan bernama Ellena, dia mengorek informasi yang ada. Tidak disadari kalau dia akan jatuh ke dalam pesona wanita tersebut. Tapi...