Berpapasan

119 13 0
                                    

Ia pun mematikan teleponnya dan menuju tempat dimana sahabtnya itu berada. Lihat saja jika ia sudah tiba disana, ia akan memarahi temannya itu.

***

"Lo keliatannya laper bgt ya Tari?" tanyanya sedikit heran

"Bgt. Karna bibi gak masak tadi, makanya gue gak makan dari tadi pagi." ucapnya lalu meneruskan kegiatan makannya.

"Kalok liat lo gini, gue kayak liat dinasaurus dapat makanan tau gak. Ihihh..." Ucap Aura sedikit tertawa.

Disela-sela kegiatan makan mereka, tiba-tiba hp Tari bergetar tanda panggilan masuk. Hal ini sepertinya sangat mengusiknya yang sedang asik menyantap makanan yang ada di hadapannya.

Drettt... Dreeett

"Siapa sih? ganggu aja orang lagi makan." ucap tari tidak suka.

"Angkat aja dulu, mana tau penting."

Tanpa melihat nama orang yang memanggilnya itu ia pun langsung mengangkatnya

"Halo! siapa ni ganggu orang makan aja." ucapnya malas

"....."

"Eh iya Din. Eh.... sorry ya, gue ada di kantin." ucapnya sedikit gugup

"......"

"Eh din-"

Tut... Tut...Tut

Sebelum Tari melanjutkan perkataannya orang yang menelponnya tadi yang dipanggilnya dengan sebutan Din telah mematikan terlebih dahulu.

"Adu dimatiin lagi, gawat ni bisa-bisa kenak bogem gue sama dia." memukul-mukul pelan kepalanya.

"Siapa sih? kok lo kayak khawatir gtu." tanya Aura heran.

"Itu sahabat gue. Biasanya gue selalu nunggu dia di perpus. Tadi gue mau ke perpus tapi tabrakan sama lo. Dah tu gue lupa deh ke perpusnya dan malah anter lo ke kelas." ucapnya cemas.

"Sorry ya ni gara-gara gue." ucap Aura merasa bersalah.

"Dalah gpp santay aja, paling gue kena ceramah doang dari dia." ucap Tari pasrah.

Tak berapa lama akhirnya orang yang dibicarakan pun datang lalu menghampiri mereka.

"Enak lu ya makan disini, gue capek nyariin lo hampir ke seluruh bagian kampus." marah orang yang mereka bicarakan.

"Eh Andini." ucapnya tak enak.

Ya ternyata itu adalah Andini. Andini adalah sahabatnya Tari.

"Sorry ya Din, gue lupa. " ucapnya merasa bersalah.

"Ini salah gue kok, bukan Tari." ucapnya mengalihkan pandangan Andini ke dirinya yaitu Aura.

"Lo siapa? anak baru? gue gak pernah lihat lo?" tanyanya Andini sedikit mengintrogasi.

"I...ya gue anak baru pindahan dari bandung." jawab Aura.

Menarik kursi dan duduk dihadapan Tari. "Siapa nama lo? Gue Andini." ucapnya menjulurkan tangan.

"Gu...e Aura." ucap Aura gugup membalas uluran tangan Andini.

"Jadi lo yang bikin Tari gak ke perpus?" tanyanya dengan menatap sangar.

"I..ya, gue gak ta kelas gue dimana. Gue ketemu sama Tari, eh jurusan kita sama, yaudah dia anter gue ke kelas." ucapnya agak gugup.

"Bener gtu Tari?" kini menatap Tari sangar.

"I..ya Din." ucapnya menunduk

Andini terus menatap mereka satu demi satu dengan tatapan yang begit menyeramkan, sampai seketika ia malah tertawa.

Cinta tanpa TapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang