Penyanyi Cafe

70 10 1
                                    

Andini POV

Aku sudah bersiap-siap untuk pergi ke cafe milik Tari. Tak lupa juga aku berpamitan dengan Mama dan kak Nina. Papa tidak ada, ia sedang menjaga toko bunga.

"Ma, kak, Andini pergi dulu ya." pamitku kepada mereka.

"Iya, kamu hati-hati ya Din, jangan pulang malem-malem." pesan Nina.

"Inget, jaga diri kamu baik-baik. Ini udh malem." Mama juga berpesan denganku.

Mereka sangat mengkhawatirkanku seperti aku akan pergi kemana saja. Ya, mungkin karna aku bekerja pada jam malam.

"Iya." ucapku singkat.

Lalu aku pergi sambil mengkayuh sepedaku.

Raka POV

Aku sedang mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang. Hari ini aku akan bertemu dengan klien pentingku dari Jepang. Kami akan membahas beberapa proyek yang segera akan terlaksanakan.

Saat perjalanan, telponku berdering.

"Halo Tam."

"...."

"Iya, ini gue udah dijalan."

"....."

"Gak mungkin lah gue lupa. Inikan proyek penting."

"....."

"Iya."

Author POV

Andini baru saja memarkirkan sepedanya. Namun baru beberapa langkah, ada orang yang menabraknya dari Arah belakang. Andinipun tak terima.

"Woyy, hati-hati dong kalok jalan." teriak Andini.

"Eh... sorry ya- kamu?!" ucap seseorang kaget.

"Kamu ngintilin saya ya?" tanya orang itu sinis.

"Enak aja lo. Siapa juga yang ngintilin lo. Gue juga punya urusan sendiri kali disini." Jawab Andini juga balik sinis.

"Apa jangan-jangan lo yang ngintilin gue ya?" tanya Andini mengintimidasi.

"Maaf ya, ngintilin kamu? Gak penting bgt." ucap pria itu.

"Pak direktur rese yang gak bertanggung jawab, anda juga gak penting bagi saya jadi untuk apa saya ngintilin anda. Jangan asal nuduh." pertegas Andini. Ya itu adalah Raka. Sang Direktur yang nyerempet Andini.

"Udahlah gue mau masuk, buang-buang waktu lama-lama disini." kata Andini berlalu pergi.

"Apa-apaan emang dia penting. Udah mending gue masuk pasti klien udah nunggu gue." ucap Raka pada dirinya sendiri lalu ikut pergi.

***

"Senang berbisnis dengan anda Mr. Yuno." ucap Raka menyalaminya.

"Terimakasih. Kalau gitu saya pergi dulu." kata rekan bisnis Raka itu.

"Mari saya anter ke depan Mr. Yuno." tawar Tama.

Alunan musik intro mulai dimainkan kini Andini akan bernyanyi. Walaupun ini bukan kali pertamanya ia menyanyi di depan orang, tapi rasanya kini ia gugup. Wajar saja, sebab kini suaranya akan dibayar. Ia menyanyi untuk menghibur orang bukan dirinya sendiri.

Tak pernah terbayang
Akan jadi seperti ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah kita lewati
Bersama nyata hilang dan sirna

Hitam putih berlalu

Janji kita menunggu

Tapi kita tak mampu

Cinta tanpa TapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang