Gagal Ginjal

149 11 0
                                    

Andini pun memiliki suatu rencana untuk mengagetkan orang tersebut. Ia berjalan perlahan, lalu berjalan ke belakang pria tersebut.

Ia pun menepuk pundak pria tersebut, "Doorrr!!!"

"Ayam ayam ayam ayam." ucap pria tersebut kaget lalu menghela nafasnya.

"Ahahhahahahhh...." tawa Andini.

Berbalik, "Lo!! Ihh... dasar junior gak ada akhlak. Iseng mulu lo." kesalnya.

"Sorry kak Beni." ucapnya sedikit cengir.

"Si Tari mana? Kok lo sendiri?" tanyanya mencari seseorang.

"Si Tari tadi naik taksi , mungkin macet." ucapnya mengambil kentang goreng milik pria itu.

"Sembarangan ya lo ngmbil makanan gue." marahnya pada Andini.

"Aelahh pelit amat lu, bagi dikit doang." ucapnya membela diri.

"Mbaaa.." melambaikan tangannya pada pelayan. " Mbaa pesen nasi gorengnya satu sama lemond teanya satu ya."

"Baik Mba, tunggu sebentar ya." ucap pelayan tersebut lalu pergi.

Tari POV

Aku sedang berada didalam sebuah taksi online yg di kupesan tadi. Jalanan begitu ramai, aku menunggu hingga setengah jam hingga akhirnya taksiku bisa jalan kembali.

"Syukur deh, bisa keluar dari kemacetan. Pasti Andini sama kak Beni udah nungguin aku dari tadi." ucapku pada diri sendiri.

Aku membuka kaca mobil, lalu menghirup udara alam. Aku melihat seorang pria dengan seorang wanita yang mungkin adalah sepasang kekasih. Tapi sepertinya mereka sedang bertengkar. Aku melihat sepertinya wanita tersebut sangat cerewet dan mungkin melebihiku. Lihat saja sang Pria hanya terdiam menatapnya.

"Sudahlah bukan urusan gue juga." ucapnya menutup jendela mobil.

***

Author POV

"Hai guys!" sapa Tari memeluk kedua sahabatnya itu dari belakang.

"Sorry ya, gue telat banget kayaknya. Soalnya tadi jalanan macet banget." ucap Tari duduk ditengah-tengah kedua sahabtnya itu.

"Hampir gue karatan nungguin lo tau gak!" ucap Beni agak kesal.

"Udahlah...kak Beni kayak gak tau jalanan Jakarta aja." menenangkan Beni.

"Okay. Karna gu seneng gue maafin." ucap Beni tenang.

"Seneng?" tanya Andini dan Tari bersamaan.

"Iya. Kalian tau gak, gue keterima jadi staff di salah satu perusahaan terkenal. Perusahaan WIJAYA."

"Ahh? Really? Wow... selamat lo." ucapnya Tari girang.

"Iya Kak selamat ya. Bisa menjadi staff di perusahaan terkenal." ucap Andini.

"Thank you. Sekarang lo berdua gue traktir atas perayaan gue keterima kerja." ucapnya meminum lemond teanya.

"Ahhh serius, makasih ya kak senior gue yang paling baik." ucap Andini manis.

"Maksih y kak Beni, baik bgt sih." Tari ikut-ikutan berkata manis.

***

Andini sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya. Hari ini ia ada kelas pagi, jadi agar ia tidak telat, ia tidak tidur kembali setelah sholat subuh.

"Pagi kak." ucapnya memeluk Kakak iparnya itu dari belakang.

"Pagi adekku tersayang." ucap Nina manis.

Andini menarik kursi meja makan lalu duduk. Ia memakan makanan yang sudah dihidangkan oleh Kakak Iparnya itu. Ya, semenjak Kakak Iparnya menjadi Istri dari Kakaknya itu, ia sudah menganggap bahwa Nina adalah kakaknya sendiri.

Masakan Nina sangat enak, apapun yang Nina masak pasti Andini dan keluarganya akan menyukainya.

"Kak, Mama mana? Kok gak kelihatan dari tadi?" tanyanya sambil mengunyah nasi goreng di mulutnya.

"Masih dikamar deh kayaknya." jawab kakaknya yng menari kursi dihadapannya.

"Kalok Papa mana?" tanya Andini lagi.

"Kalok Papa udah pergi ke toko." jawab Nina.

Andini hanya menganguk

Tak lama Mamanya keluar dari kamarnya. Namun wajahnya terlihat sangat pucat. Dan ia terlihat lemas.

"Pagi Ma." sapa Andini.

"Pagi sayang. Papa mana?" tanya Mamanya Andini,

"Papa udah ke toko Ma dari tadi." jawab Nina.

"Ma, muka Mama kok pucet sih? Mama sakit ya?" tanya Andini khawatir.

"Mama gpp kok cuma radang pusing dikit." jawab Mama Andini pelan.

"Yaudah Mama istirahat aja, nanti Nina bawain sarapan Mama ke kamar ya." pintah Nina.

"Yaudah Mama ke dalam dulu ya." ucap Mama Andini.

Namun belum saja sampai di depan pintu kamarnya, Mama Andini jatuh pingsan.

"Mama!" teriak Andini berlari ke arah Mamanya.

"Kak pesen taksi sekarang, kita bawa Mama kerumah sakit." pintah Andini.

"Bentar ya, kakak pesan dulu." ucap Nina memainkan hpnya.

Mama Andini sudah dilarikan di rumah sakit. Papanya juga sudah dihubungi. Kini mereka semua sedang menunggu hasil pemerikasaan dokter.

Dokter pun keluar dari ruangan dimana Mama Andini berada.

"Dok, gimana keadaan Mama saya?" tanya Andini cemas.

"Menurut hasil pemeriksaan, Ibu anda terkena penyakit gagal ginjal."

"Gagal ginjal dok?" tanya Andini tak percaya.

"Iya, tapi anda jangan khawatir. Penyakit Ibu anda belum terlalu parah." jelas dokter tersebut.

"Dan dalam beberapa hari ini diharapkan agar Ibu anda di rawat inap terlebih dahulu agar kami bisa memantau keadaannya." sambung dokter itu.

"Baik dok, Terimakasih." ucap Andini.

***

Andini POV

Aku berjalan menyusuri setiap lorong rumah sakit. Aku memikirkan tentang bagaimana biaya Mama nanti, pasti akan mahal apalagi Mama dirawat inap disini . Kini aku duduk di kursi taman.

Aku lupa menghubung kepada teman-temannku itu bahwa aku tidak akan ke kampus. Aku pun mengeluarkan hp dan menelpon Tari.

"Halo Tar, Ni gue Andini."

"..."

"Titip absen y gue. Soalnya gue lagi dirumah sakit."

"...."

"Mama sakit Tar."

"..."

"Makasih y Tar."

-

-

-

-

-

-

Kasian bgt ya Andini, Mamanya sakit....

Hai guys!! Ini cerita aku tentang pemain djs. Mungkin kurang bagus kali y dari cerita-cerita lainnya, soalnya aku masih belajar. Tapi aku harap kalian suka y.

Belakangan ini aku gak bakal upload, soalnya aku ada pelatihan gtu dari sekolah. Dan aku lagi aktif-aktifnya ni ekskul.

Oke jangan jadi pembaca gelap y guys, karna yg gelap-gelap itu tidak baik. Ahhhh.... canda.

Jangan lupa juga saksikan djs terus ya setiap hari jam 16.40 hanya di SCTV.

Terimakasih...

Cinta tanpa TapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang