Author POV
Aura dan Tari kini sedang berkeliling mencari Andini dan Raka. Ya, waktu masih pada jam kuliah, tetapi karna dosen mereka tak kunjung datang, mereka memutuskan untuk pergi mencari Andini dan Raka.
"Mau kemana lagi? Daritadi kita cari mereka belum satupun keliatan." ucap Tari ngos-ngosan.
"Gue juga gak tau." ucap Aura.
"Mending sekarang lo telpon aje dah kakak lo itu." saran Tari.
"Oh ya ya, knp gue gak telpon aja daritadi. Kita kan gak perlu capek-capek keliling kampus cari Mereka." Kata Aura mengeluarkan ponselnya.
Aura pun segera menelpon kakaknya itu. Tak butuh waktu yang cukup lama, akhirnya kakaknya mengangkatnya.
"Halo, assalamualaikum bg Raka." salam Aura.
"...."
"Bg Raka ada dimana sekarang?" tanya Aura.
"....."
"Sama Andini kan?" tanya Aura lagi.
"....."
"Di UKS?"
"...."
"Yaudah, kalok gitu Aura ke UKS aja ya."
"...."
"Assalamualaikum."
"..."
Aura pun menutup ponselnya. Tari pun langsung memberikan pertanyaan kepada Aura.
"Dimana?" tanya Tari.
"Katanya Andini lagi di UKS." Jawab Aura.
"UKS? Emang Andini knp, sampek-sampek ada di UKS?" Tanya Tari lagi.
"Udah deh mending kita langsung kesana aja." jawab Aura menghentikan pertanyaan-pertanyaan Aura.
"Yaudah Ayuk." Ajak Tari. Mereka pun pergi menuju UKS.
***
"Andini!" teriak Tari berlari ke arah Andini.
"Lo knp? Lo sakit?" kata Tari cemas memeriksa keadaannya.
"Atau ada yang luka, ada yang patah?" kata Tari meremas-remas tanganku.
"Hm..." dehem Raka yang membuat ketiga sahabat itu memperhatikannya.
"Karna kalian sudah ada disini, kalok gtu saya pergi, masih ada urusan yang lain." kata Raka.
"Dan saya juga mau minta maaf, karna saya kamu jadi sakit gini." kata Raka. "Assalamualaikum." salam Raka berpamitan.
"Waalaikumsalam." jawab ketiga sahabat itu bersamaan.
Raka pun meninggalkan ketiga sahabat itu.
"Andini, lo sakit apa? Jangan-jangan lo diapa-apain ya sama tu orang." kata Tari menduga-duga.
Aura mendengar perkataan Tari pun menoyor kepalanya. Sebab bisa-bisanya ia mengatakan hal yang buruk tentang abgnya di hadapannya. "Ngomong apa lo!" kata Tari.
"Eh.... ada adiknya rupanya." ucap Tari menyengir. "Gue kan cuma nebak, sorry ye." sambungnya.
"Tenang Tar, gue gak diapa-apain kok sama si Raka itu." kata Andini membuat Tari lega
"Terus lo knp? Lo sakit apa? dibagian mana?" tanya Tari bertubi-tubi.
Andini pun melihat-lihat ke arah pintu dan jendela, mengawasi apakah ada orang yang akan menguping apa yang dikatakannya itu. "Sini, deketan." suruh Andini. "Sebenarnya gue itu gak sakit. Gue cuma pura-pura aja." bisiknya pelan kepada Tari dan Aura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tanpa Tapi
RomanceMusik membuat kepercayaanku terhadap Cinta menghilang, namun dengan kehadiranmu aku merasa cintaku telah kembali dalam hidupku. Kesalahanku dalam menilai musik membuatku hanya berhenti di jalan yang sama. Kau dan musik yang kau bawa membuatku merasa...