Pemilik Baru

70 11 0
                                    

Aku sudah siap untuk mengantarkan pesanan bunga-bunga terlebih dahulu. Seperti inilah aku tiap hari sebelum ke kampus.

Hari ini aku bangun sedikit terlambat, jadi sepertinya aku harus mengencangkan laju sepedaku. Aku terus mengkayuh sepeda sampai pesanan pun sudah ludes ku antarkan.

15 menit lagi jam kampusku di mulai. Kini aku melajukannya dua kali lipat dari biasanya. Hingga di persimpangan jalan, tak sengaja aku menabrak bagian belakang sebuah mobil yang berbelok ke arah tujuanku.

Mobil tersebut berhenti, apa mau di kata sepertinya aku akan terkena bencana besar kali ini.

"Oh tuhan... apalagi ini.... Gimana kalok dia minta ganti rugi, mana ada uang gue." keluhnya dalam hati.

"Uhh... gue gak boleh takut, gue gak salah kok. Lagian kenapa dia mau belok gak liat-liat dulu, salah sendirilah."

Ku melihat kakinya mulai turun, dengan sepatu hitam layaknya orang kantoran begitu juga dengan kaos kaki abu-abunya yang terlihat menunjukkan celananya agak gantung .

Ku lihat seorang pria keluar lalu menutup pintu mobilnya sedikit kasar. Ideal, satu kata yang menunjukkan tubuh tingginya itu. Lalu ia berbalik dengan mengenakan kacamata hitam dan berjalan ke arah belakang mobilnya. Kemudian ia berjalan mendekatiku.

"Dia.." gumamku dalam hati.

"Kamu lagi, kamu lagi." katanya melepas kacamata yang dikenakannya itu.

"Apaan! aturan gue yang bilang kenapa lo lagi sih!!" dengusku.

"Ohh gue tau, lo nge fans ya sama gue, atau lo kagum ngeliat gue, atau jangan-jangan lo jatuh hati ya ke gue makanya lo ngintilin gue kemana-mana??" dugaku.

"Apa? maksud kamu, saya suka gitu sama orang kayak kamu?? Ihh... ogah kali." jawabnya ketus.

"Udah deh ngaku aja. Gue tau kok gue itu cantik, manis, imut, ngegemesin gitu, siapa juga yang gak suka sama gue." ucapku pede.

"Ihhh... pede bgt kamu. Udah ya jangan banyak omong, lihat mobil saya, bagian belakangnya lecet. Dan kamu tau siapa yang buat?! kamu! kamu yang buat mobil saya lecet." ucapnya marah-marah.

"Pokoknya kamu harus ganti rugi." sambungnya.

"Ganti rugi?! Enak bgt lo! Denger ya Pak Raka yang budiman, yang salah itu anda bukan saya. Anda yang belok gak liat-liat, knp malah nyalahin saya." kataku menjelaskan dengan pelan.

"Jadi ini salah lo!! Bukan gue!" teriakku dikupingnya.

"Gue gak mau tau, lo harus tanggung jawab!! teriaknya.

Ia menarik-narik tanganku.

"Ntar... ini jam berapa?" tanyaku menghentikan dirinya menarik tanganku.

"Mmm... jam 11 kurang 3 menit." jawabnya melihat jam yang ada ditangan kirinya.

"Apa?? Mampus gue telat!" ucapku menepuk jidatku.

"Awas... gue harus pergi." ucapku mengangkat kayu sepedaku.

"Ehhh.... mau kemana lo?? urusan kita belum selesai!" tanyanya.

"Denger ya, ini bukan salah gue. Jadi gue gak ada urusan apa-apa sama lu." ucapku kabur dengan sepedaku.

Raka POV

Aku melajukan mobilku menuju kampus milik ayahku. Rencananya aku akan melihat-lihat kampus yang akan dijadikan sebagai tanggung jawabku oleh ayah.

Namun ntahlah kini moodku sudah rusak. Jika kalian bertanya ini karna siapa. Siapa lagi jika bukan cewe itu, Andini.

Cinta tanpa TapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang