Kembang Komplek

1.1K 182 6
                                    

Iya, orang tampan memang susah keluar rumah. Keluar dikit pasti di kejar sasaeng.
Arimatheo D. kurniawan

Kembang Komplek





***

Ari menatap layar handphonenya, sesudah pulang sekolah anak itu tidak tikung kemana-mana. Moodnya jelek sekali karena seharian di sekolah Jagad dan Garta saling menempel kayak perangko, Ari makan hati tapi dia tidak memarahi kekasih hatinya itu, bisa mati karena rasa bersalah dirinya, dasar bucin! Karena hari ini dia mogok berbicara dengan Garta maka hari ini pula dia akan mendedikasikan sehari ini untuk mama tercinta, mengingat bahwa dua hari lagi ulang tahun mama maka anak itu akan memberikan seutuh dirinya pada mama walau dia selalu memberi dirinya utuh kepada mama.

Ari melangkahkan kakinya ke arah dapur, menuju ke tempat mama berada sekarang. Anak itu mengintip sebentar, ternyata mama sudah selesai masak. "Mamaku tersayang, ada yang bisa Ari bantu?"

Mama langsung menatap anak laki-lakinya itu dengan penuh tanda tanya. "Tumben lho, dek" Ari nyengir. "Sehari ini Ari mau mendedikasikan diri untuk mama"

Mama mengangguk lalu menaruh tangan di dagu seperti sedang berpikir. Lalu tersenyum lebar.

"Mama sama bapak sebentar mau ke rumah Badrol, pulang malam kalau nggak pulang berarti nginap soalnya minggu depan ada pertunangan kak Lastri sama pacarnya itu, si Keanu. Jadi kamu masak nasi, terus ambil daging bebek yang udah di pesen mama kemarin di rumahnya pak Elvis ya.. yang anaknya si Clara itu. Terus habis itu ke rumahnya Garta ambil kue pesanan mama di mamanya Garta"

Ari mengangguk walau agak berat hati dengan perintah mama yang menyuruhnya mengambil bebek di rumah pak Elvis. Anak perempuan pak Elvis, si Clara itu pasti akan mengganggunya. Benar-benar kesialan.

"Ya udah, mama mau siap-siap dulu. Dikit lagi itu bapakmu udah datang" Ari tersenyum lebar lalu menuju ke kamarnya.

Anak itu membaringkan dirinya, menatap langit-langit kamar. Dia menghela nafas, bisa-bisa janjinya untuk mogok bicara dengan Garta hancur, dia masih kesal dengan Garta yang tidak peka dengan perasaan cemburunya, dasar! Ari juga memikirkan keselamatan dirinya, dia jadi ngeri membayangkan kejadian lima tahun lalu, saat dirinya masih SMP. Clara datang padanya, membawa kotak makan berwarna pink yang di dalamnya adalah bekal roti selai kacang, dengan senang hati Ari menerima namun saat memakannya ternyata rotinya di tabur wijen jelas anak itu tidak bisa memakannya karena alerginya.

Akibat ulah Clara yang tanpa sengaja itu, Ari harus masuk rumah sakit dan di rawat selama dua hari. Merasa kesal karena Clara, setelah sembuh Ari datang ke rumah Clara, niat ingin memarahi Clara habis-habisan malah gagal, Clara dengan seenak jidat memeluknya posesif dan terus menempel pada Ari hingga ke kamar mandi pun Clara akan ikut, jelas Ari takut dan dari hari itu Ari selalu menjauhi Clara hingga teman-teman dekat Ari termaksud Jerry dan Aldo tahu dan mereka selalu mencari cara menjauhkan Ari dari si Clara, membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Ari merinding.

"Hih, kayak setan!" Katanya. Ari membangkitkan dirinya, menatap layar ponsel yang menampilkan fotonya bersama bapak, mama dan sang kakak.

"Ari, mama sama bapak jalan dulu" Ari langsung lari keluar kamar dan mendapati kedua orang tuanya sudah rapi.

"Hati-hati, ma, pak. Oh iya, bapak itu kopi di kurangin napa!" Omel Ari, dia menatap sekantung kopi kapal api yang ada di genggaman tangan bapak.

"Aduh, kamu ini. Bapak udah bilang kopi itu adalah kebahagiaan, bapak nanti kurangin waktu lagi seret aja" Ari menatap malas bapaknya. "Serah si bapak aja"

Arimatheo ||sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang