Semua terasa indah, kenangannya membuatku mati mampus.
Mancing Mania? Mantap!
***
Masih ingat pak Elvis? Bapaknya si Clara yang rese bukan main? Hari ini Ari dan Garta pergi memancing di pemancingan umum milik pak Elvis yang baru di buka dua hari yang lalu. Informasi tersebut di dapatkan dari Darwin kemarin. Saat Ari dan Garta pulang dari sekolah, salahkan saja mulut ember bang Chandra yang membuat Ari penasaran lalu mendesak Darwin untuk memberi tahu dirinya. Dan sekarang sepasang kekasih itu duduk bersebelahan dengan alat pancing masing-masing di tangan. Garta sudah mendapat tiga ikan kecil sedangkan Ari masih belum mendapatkan satupun ikan.
Oh, soal Clara si rese itu untungnya baik. Anak itu tidak ada di rumah sejak seminggu yang lalu karena sibuk dengan kegiatan di sekolahnya, Ari sempat kaget saat mengetahui kalau Clara yang suka mengganggunya itu adalah seorang wakil ketua OSIS. Mohon bersabar, Ari ingin meninju dinding saat mengetahuinya.
"Garta, ini kenapa punya ku belum dapat sih ikan-ikannya?" Tanya Ari, dia cemberut. "Belum takdirnya kamu dapat ikan"
"Emang harus pakai takdir apa? Ini mancing ikan doang yang sebentar di kembaliin lagi" Cerocos Ari gamblang, anak itu terus mendengus.
"Semuanya pakai takdir, yang kebetulan hanya waktu aku terima kamu jadi pacarku" Tawa Garta mengudara makin membuat Ari kesal.
"Kok gitu? Kamu ikhlas nggak sama aku? Padahal kemarin kamu cium ak─AWHH, SAKIT GARTAAAA!" Teriak Ari kesakitan karena cubitan di paha Ari yang diberikan Garta. Pas sekali Ari tidak memakai celana panjang, anak itu hanya memakai celana bola Juventus.
"Jangan di bahas! Kamu seneng banget ya buat aku malu?!" Garta mendengus, bibirnya di majukan tanpa sadar. Dia mengerucut dan Ari merasa gemas.
Cup!
Oke, Ari kurang ajar sekali. Dia mengecup bibir berisi Garta tanpa tahu malu. Oh, ayolah! First kiss seorang Algarta Handibaskoro di renggut oleh Ari si setan.
"ARIII!!" Pukulan bertubi-tubi di lengan Ari tidak membuat bocah yang lebih dominan itu kesal atau merasa kesakitan ─err.... Sebenarnya dia merasa sakit tapi sedikit saja, sedikit saja.
"Awh, awh, Garta jangan lagi dong, aduh, mamaaaaaa" Ari langsung memeluk Garta walau pukulan masih tetap terasa di punggungnya.
"Kenapa harus mukul sih? Kan emang be─ Aduh, iya maaf" Garta membalas pelukan Ari lalu menelusup pada ceruk leher Ari, menyembunyikan wajah merah padanya karena malu.
"Malu banget?" Garta bergumam tidak jelas dalam pelukan Ari. Tolong beritahu mereka kalau kedua manusia itu ada di kolam ikan umum.
Sebenarnya Garta tidak akan seperti itu kalau Ari tidak mengatakannya dengan wajah kelewatan santai, bagaimana ya? Garta terlalu malu membayangkan hari dimana dia mencium pipi Ari tanpa dosa. Membayangkan saja semakin membuatnya ingin memukul Ari gemas.
Padahal Ari sering sekali memberinya ciuman tapi kenapa malah Garta yang malu, Ari jadi bingung.
"Udah dong, hak kamu ya gitu. Aku ikhlas kok kasih pipiku biar kamu cium, hehe" Itu kesenangan Ari semata. Karena omongan kelewatan ngelantur, Garta makin memerah di dalam pelukan sang terkasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arimatheo ||sungjake
FanfictionAri narsis, Garta insecure-an. Ari ceria, Garta galak. Ari ramah, Garta judes. Ari teaser, Garta tsundere. "gue... sayang sama lo, sampai mau mati rasanya" "Gue emang selalu pantas buat di sayang, hehe"