Ulang Tahun Mama

963 162 17
                                    

Sebenarnya manusia itu selalu salah menebak hingga berakhir menyedihkan.

Ulang Tahun Mama

***



Ari terbangun tepat jam 03.30 dini hari. Anak itu sudah tidak bisa tertidur setelah panggilan mendadak dari Jerry. Kebiasaan, saat mengangkat panggilan itu Ari langsung melotot, kenapa temannya ada di luar rumah? apa anak itu buat masalah? Benar-benar kehabisan akal si Ari.

Anak itu dengan tergesa-gesa keluar rumah. Ternyata bapak belum bangun jadi Ari bergegas menuju pintu depan lalu membukakan pintu untuk Jerry. Di depannya sekarang Jerry dengan rambut acak-acakan serta sudut bibir yang luka jangan lupa juga pelipis kiri yang lebam dan ada darat di sana. Syok, jelas sekali. Ari langsung menarik kawannya itu tanpa menunggu aba-aba.

"We, anjing! lo kenapa?" Tanya Ari dengan nada sedikit tinggi. Jerry hanya menatap Ari lalu menggeleng.

"JAWAB! LO KENAPA?!" Teriakannya seakan tidak membuat kedua orang tuanya terbangun.

"Berantem" Jawab Jerry cepat, pelototan milik Ari semakin melebar bahkan anak itu sampai menganga. "Anjing lo, kenapa bisa?" Tanya Ari.

"Bang Dani, Ri" Ari mendengus saat mendengar nama sang kekasih dari kawannya itu.

"Kalian tengkar lagi? ada apa? kali ini karena cewek atau cowok? atau kali ini karena dia kepergok naena ama anak orang?"

"Bukan! ngomong lo kek anjing! bukan itu"

"Terus?"

"Gue yang salah, kali ini gue yang salah" Mendengar itu Ari mengernyit.

"Lo ngapain?"

"Kepergok jalan sama Dewi" Tawa Ari pecah, yang benar saja? Kawannya itu lagi melakukan pendekatan dengan macan betina kelasnya Jagad si perebut? Ari benar-benar tidak percaya.

"Pfff, HAHAHAHA! Yang bener aja lo? Lebih baik lo sama Kak Dani dari pada si macan betina" Dengus Ari di akhir kalimat.

"Ya iyalah! lo pikir gue gampang gitu ninggalin Daninjing? kagak bisa tolol, pakai pelet tuh anak" Jawab Jerry sedikit teriak.

"Kalem bosku, ya udah sih telpon si Dani, bilang lo disini"

"Ogah" Tanpa menunggu, Ari menarik ponsel yang di pegang Jerry lalu menelepon Dani.

"Halo, bang"

"Hm, halo. Napa?"

"Jerry sama gue sekarang, lo berdua kalau tengkar jangan pas udah malam dong. Ganggu orang tidur aja"

"Ya udah, biarin dia tidur di situ. Gue sibuk ngurus skripsi"

"Ngurus skripsi apa ngurus Yanti sih, bang?"

"Heh, sadboy. Gue udah tobat, lagian ngapain gue sama Yanti kalau ada Jerry sama gue? lo pikir gue tukang gombal kayak lo? najis anjim"

"Santai napa, bang. Bagus kalau lo sadar. Dan juga, lo kalem dikit napa, kasihan temen gue dapat pacar blangsangan"

"Apa kabar sama Garta? ngaca, tolol!"

"Garta? emang sih galak tapi nggak kayak lo, kagak nyadar kodrat"

"Anjing, gue nyadar ya tolol"

"Serah gue tolol"

"Kasih hape ke Jerry, gue perlu ngomong sama dia"

"Cih, tsundere"

Arimatheo ||sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang