Teruntuk yang sedang patah, biarkan dia kembali sembuh. Teruntuk diri ini yang sedang merana, sedikit menopang diri agar kuat bukan masalah.
Ulang Tahun Mama
***
Ari duduk diam memandang dinding kamarnya. Mamanya sudah pulang sebelum Ari memutuskan untuk membolos dan berakhir di rumah sekarang. Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi tapi Ari tidak berniat untuk sekedar bergerak dari tempatnya dan membantu mama di dapur. Anak itu sedang malas melakukan banyak hal.
Setelah memutuskan bolos tadi, Ari benar-benar kehilangan fokus untung saja anak itu tidak kenapa-kenapa di jalan tadi. Salahkan Dewi yang dengan bodoh malah memberitahu hal tidak mengenakkan itu pada bucin Garta ini. Jelas Ari sakit hati, bagaimana tidak? Anak itu sudah menahan rasanya pada Garta cintaku, manisku selama bertahun-tahun, sejak menduduki bangku SMP - seperti yang di bilang Jerry - Tapi tetap saja Garta tidak mau melihat dirinya lebih dari seorang teman err... Musuh lebih tepatnya.
Ari menghela nafas, kepalanya sakit karena mendengar lagu lawas penuh kata patah hati dengan volume kandas padahal dia sedang memakai earphone, dasar bodoh!
"Gini nih sadboy, bapak anakmu udah jadi sadboy" Gumamnya mengejek dirinya walau ejekan itu sebenarnya sangat miris.
"Besok juga bakal putus, nggak bakal mempan itu pelet si setan Jagad" Dengusan Ari keluar.
Jangan pikir anak itu akan seperti cowok-cowok lain yang akan melamun dan tertawa miris karena patah hati, tidak sekali. Itu bukan gaya Ari, ya walau anak itu sempat melamun setengah jam karena terbawa suasana lagu mellow yang di dengarnya. Ari itu tipe orang yang akan mudah bahagia sekalipun cintanya di tolak dan dia sedih tapi tetap saja tidak akan bertahan lama, tidak tahu apa penyebabnya namun Ari bersyukur dia tidak sampai ikut balap-balap hanya karena mau cari pelampiasan seperti kelakuan beberapa teman tongkorngan.
Anak itu akan lebih memilih tinggal di rumah, mendengar lagu lawas lalu mencibir Jagad dan mengeluh pada angin atau mungkin malah akan membuat rusuh seisi rumah. Tapi kali ini karena Garta maka Ari hanya diam di kamar sambil mendengar lagu serta terus mencibir Jagad.
"Cih, kalau besok putus. Gue bakal ketawain paling depan dan paling lama, awas aja lo" Ceplosnya, pokoknya Ari kesal sekali dengan Jagad sebenarnya kesal juga dengan Garta.
"Lagian Garta juga ngapain mau sama cowok kang ngegas modelan Jagad? Dimana-mana juga gantengan gue di banding pacar barunya" Dengus Ari.
Anak itu berdiri, lalu keluar kamar. Mencari mama di dapur tapi ia tidak menemukan sang mama jadi Ari meninggalkan sticky note di pintu kulkas.
Ma, ini anakmu yang tampan ngalahin Al Ghazali mau jalan dulu. Luv yu, muachhhh.
-Ari tampan sekali
Setelah membaca ulang tulisannya, Ari tersenyum lebar sambil memasang tampang cool. "Emang sih gue ganteng, jamin deh Garta cintaku, manisku nggak bakal bisa lepas dari pesona Ari"
Anak itu keluar rumah, menuju ke rumah Darwin. Sembari ke sana, Ari sempat mengirim pesan ke Jerry agar datang ke kompleknya. Dia mau memberi kejutan untuk mama, soal bapak nanti baru Ari beritahu rencananya.
Tiba di rumah Darwin, Ari langsung panggil-panggilan nama Darwin di depan rumah si pemilik nama tanpa tahu diri.
"Hoy, tiang! keluar napa. Kek orang penting aja sampai orang tampan ini jemput lo. ANAK PAK AJI! KELUAR HEH!" Teriaknya sambil menggoyang-goyangkan pagar seng setinggi pinggangnya yang bisa di geser karena ada roda di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arimatheo ||sungjake
FanfictionAri narsis, Garta insecure-an. Ari ceria, Garta galak. Ari ramah, Garta judes. Ari teaser, Garta tsundere. "gue... sayang sama lo, sampai mau mati rasanya" "Gue emang selalu pantas buat di sayang, hehe"