Ku bawa jajanan untuk yang terkasih siapa tahu bisa sekalian bermanja-manja padanya.
Jajanan Untuk Pujaan Hati
***
Ari sudah pulang, anak itu sedang berkumpul dengan mama dan bapak. Duduk bertiga di ruang keluarga sambil nonton berita. Tidak ada percakapan sejak tadi, baru kali ini bapak tidak meminum kopi, alasannya adalah karena takut Ari marah padahal itu alibi semata, yang sebenarnya itu karena larangan mama. Dasar bucin! Ari mendengus menatap bapak dan mama secara bergantian.
"Diem-diem bae ini suami istri" Ceplos Ari santai, dia bersandar pada dinding lalu memainkan ponselnya.
"Kamu lebih baik beliin bapak batagor sekalian tuh beliin Garta jajanan" Bingung melanda, yang benar saja jam segini ke rumah Garta. Yang ada, anak itu sudah tidur. "Dia udah tidur jam segini, pak. Chat-ku aja nggak di balas bahkan di baca aja belum"
"Samperin kalau perlu gedor-gedor gerbangnya" Lanjut bapak lagi. Ari menatap kedua orang tuanya secara bergantian dengan tatapan penuh selidik.
"Ngapain toh bapak paksa Ari buat ke rumah Garta sekarang? ada apa?" Pertanyaan Ari di balas senyum menyebalkan bapak. "Kamu nggak perlu tau urusan orang dewasa, sana beliin nanti bapak nggak minum kopi seminggu penuh"
Memikirkan tawaran bapak, Ari diam sebentar lalu mengangguk semangat. Lagipula ini adalah hal yang langka sekali, Ari juga mau lihat muka sepet bapak karena tidak minum kopi, dasar anak durhaka!
"Ya udah, Ari jalan dulu. Selamat bersenang-senang ya ibu, bapak sekalian" Sesudah mengucapkan itu, Ari langsung menuju kamar kemudian memakai jaket kebesarannya.
Dia keluar kamar, mengambil kunci motor beat setelah itu menghilang di balik pintu. Mengeluarkan motor dari teras, menaikinya dan menancap gas menuju tempat jual batagor.
"Dasar orang tua" Cibir Ari di bawah langit malam seorang diri mengendarai motor. Seharusnya sekarang dia ada di kamar, sedang menunggu pesannya di balas atau mungkin sedang merebahkan tubuh sambil senyum-senyum sendiri bukan di luar rumah seperti sekarang.
Tiba di gerobak batagor, Ari langsung memesan dua bungkus batagor. Satu untuk bapak dan satu untuk Garta lalu dia membeli martabak manis di ujung jalan. Sembari menunggu, Ari memilih memainkan handphonenya. Secara mendadak pula panggilan dari sang tercinta pun muncul.
"Halo, Garta cintaku, manisku"
"Halo, jelek. Lagi dimana?"
"Diluar rumah, lagi beli batagor buat bapak"
"Loh, tumben om minta di beliin"
"Halah, itu alasan aja si pak Andi. Modus mau berduaan dengan mama makanya bapak pakai acara nyuruh beli batagor"
"Oalah, gitu toh"
"Mau di beliin apaan? nanti aku anter ke rumah"
"Nggak usah, ka─HALAH BELIIN DIA MARTABAK MANIS SAMA SUSU COKLAT, NIH ANAK DARI TADI MAKSA GUE BELIIN. ARI DENGER KAKAK IPAR LO!"
Ari langsung menjauhkan handphonenya dari telinganya. Sedikit mencibir kak Leo.
"Apa sih kak?! ganggu aja, sana pacaran sama kak Yudi. Nggak usah memprovokasi pacarku!"
Mendengar ucapan Garta, Ari senyum-senyum sendiri.
"Martabak manis satu, udah. Susu coklat bentar ku beliin. Ada lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arimatheo ||sungjake
FanfictionAri narsis, Garta insecure-an. Ari ceria, Garta galak. Ari ramah, Garta judes. Ari teaser, Garta tsundere. "gue... sayang sama lo, sampai mau mati rasanya" "Gue emang selalu pantas buat di sayang, hehe"