Muak

515 63 2
                                    

Katanya cinta sedalam samudra
Bohong nyata kita berakhir juga

Muak

Sore ini, tepat seperti janjinya yang akan menjemput Garta. Ari sudah siap di dalam rumah Garta dengan sesekali berbincang bersama Kak Leo. Alasan paling penting adalah hanya untuk tak emosi pada lelaki di sebelahnya kak Leo. Ya, siapa lagi kalau bukan Dimas? Ari menunggu kekasihnya untuk turun dari lantai atas, sebenarnya dia tak masalah dengan kelamaan kekasihnya yang masih bersiap-siap karena memang saat dia datang kekasihnya itu baru bangun namun ia merasa keberatan ketika ada Dimas di dalam obrolan mereka. Bukan tak ingin ia berbincang hanya saja amarahnya pada Dimas cukup tak bisa ia kendalikan nanti jika meledak.

Untung saja lelaki bertubuh mungil yang sering ia peluk itu turun dari tangga atas dengan senyumnya. Maka Ari mengucapkan selamat kepada Dimas karena tak mendapat bogeman mentah dari Ari.

"Udah?" Tanya Ari yang sudah berdiri.

"Iya." Jawabnya.

"Gue jalan dulu, kak." Seru Garta. Ari hanya memberi tosan ala anak lelaki kepada kak Leo.

"Hati-hati, jangan lo cium lagi adek gue." Dan terbatuk-batuk Garta saat mendengar penuturan kakaknya itu, Ari sendiri hanya memberi cengiran andalannya saja.

Ketika mereka pamit, Dimas sendiri tak bersuara padahal dia biasanya akan sedikit memberi tingkatan amarah pada Ari namun kali ini dia diam saja bahkan hanya duduk sembari memainkan handphonenya. Ari pikir lelaki itu sudah sadar diri mungkin.

Maka berangkatlah mereka berdua menuju mall. Ari dan Garta banyak mengobrol di atas motor, percakapan mereka seimbang tak seperti dulu lagi. Kali ini Garta lebih banyak mengomel pada Ari.

"Kan udah aku bilang jangan lupa buat bawa daftarnya. Kok malah lupa?" Tanya Garta sedikit mencubiti pinggang sang kekasih.

"Aduh, sayangggg.. SAKITTT." Ari mengeluh, maka Garta melepaskan cubitannya lalu memeluk Ari erat.

"Maaffff." Serunya agak berteriak agar lelaki di depannya mendengar. Lantas yang dominan tertawa lalu memegang tangan mungil yang sedang melingkar di pinggangnya.

"Lucu banget pacarku." Ia menunduk lalu menciumi tangan kekasihnya itu, tapi Garta malah memukul helmnya. Ia malu rupanya.

Ari tertawa. Motor miliknya itu membawa keduanya menuju mall yang sering di datangi Garta dan Ari saat ingin membeli beberapa barang penting. Mereka turun dari motor, lalu menuju kedalam.

Disana keduanya langsung menuju lorong bagian pernak-pernik, lalu menuju ke tempat bahan kue tidak lupa Ari membeli beberapa kue kering hanya untuk yang tersayang saja. Setelahnya Ari mengajak Garta untuk lihat-lihat topi, niatan ingin membeli hadiah pada Jagad, alasannya karena Jagad sendiri dari sebulan yang lalu mengeluh ingin membeli topi tapi tidak kesampaian jadi ia ingin memberi hadiah pada mantan musuhnya itu yang sekarang menjadi kawannya.

"Itukan cowoknya Dimas ya? Sama siapa tuh? Gandengan lagi." Tiba-tiba Ari mendengar percakapan yang tak jauh dari tempat ia berdiri, entahlah lelakinya mendengar atau tidak, tapi Ari pastikan bahwa yang mereka bicarakan adalah pacarnya.

"Ck, lo macam nggak tahu aja. Gandengan baru." Sahut orang di sebelahnya.

"Hadeh, nggak cukup apa satu orang doang? Modal tampang doang main-main banget kerjaannya, brengsek mah gitu."

Arimatheo ||sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang