Hari ini kaki gue udah cukup sembuh. Gue bisa berjalan seperti biasa walau kadang masih agak sakit.
Santoso ketua kelas gue membagikan surat ke seluruh murid dikelas gue. Dia menghampiri meja gue dan Nara.
"Surat apaan nih?" Celetuk gue sembari membuka isi dari surat yang gue terima.
"Baca aja dulu ini mau gue jelasin didepan" sahut Santoso sambil berlalu.
Gue membaca surat itu perlahan. Surat dari sekolah.
Kemah.
Gue bakalan kemah di puncak minggu depan. Bakalan asik nih."Semuanya perhatian sebentar" suara lantangnya membuat semua yang mendengarnya pasti melihat ke arahnya. Pemilik suara itu Santoso. "Kalian sudah baca kan isi surat dari sekolah tadi? Saya disini hanya ingin menjelaskan lebih detail. Kita kemah minggu depan di puncak selama 3 hari. Hari kedua akan ada 'malam puncak acara'. Bu Mira memberi mandat ke saya untuk membuat sebuah tampilan diacara 'malam puncak' nanti. Sekarang siapa yang punya usul?" Ucapnya sembari mengedarkan pandangan keseluruh antero kelas.
Gue melirik Nara.
"Ra, lo punya usul apa?" Ucap gue sambil menyikut lengannya.
"Gatau ga ada ide" sahutnya acuh.
Kelas sudah mulai ribut dengan berbagai macam usul dari anak anak kelas.
"Drama aja" ucap seorang murid perempuan.
"Drama musikal deh"
"Nyanyi aja"
"Nari lebih bagus tuh"
Usul dari murid murid kelas gue.
"Saya tampung dulu ya usul kalian. Nanti kita voting lagi" ucap Santoso lalu berjalan ke tempat duduknya.
Seluruh murid mendesah kecewa karena belum ditentukan siapa yang usulnya akan diusung diacara 'malam puncak' nanti.
Jam pertama dan kedua free class. Para guru sedang ada rapat. Dari info yang gue dapet guru guru lagi ngebahas tentang 'kemah' yang bakal dilakuin anak kelas 11 nanti.
"Permisi" suara lembut menyapa didepan pintu kelas.
Segerombol cowok dikelas gue pun berhambur ke depan pintu kelas.
Gue berdecih.
Siapa sih yang bisa bikin cowok dikelas gue langsung berhamburan ke depan pintu kelas gitu?Tapi beberapa menit setelahnya kerumunan para cowok didepan pintu itu bubar. Kembali ke tempat duduk masing masing dengan wajah kecewa.
Mereka kenapa?"Ky, dicari cewek lo nih" ujar Adit sembari meninggalkan kerumunan tadi.
Cowok didepan gue bangkit berdiri hendak bertemu dengan orang yang mencarinya.
Gue melihat punggungnya menjauh.
"Sya, liat apaan lo?" Ucap orang di sebelah gue. Nara.
"Ha..enggak ko" jawab gue gelagapan.
"Ngantin yok"
Gue melihat jendela. Memandang keadaan luar kelas di koridor kelas.
Tuh anak ngapain sih didepan? Berduaan? Pacaran ga usah diskolah kali."Woi" ucapnya lagi dengan volume cukup keras.
"Hah apaan?" Gue memandangnya.
"Ngantin ayok! Ngelamun mulu sih lo. Ngelamunin apaan sih?" tanyanya menuntut.
![](https://img.wattpad.com/cover/30102657-288-k653517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci dan Cinta
Teen FictionCowok ini selalu menggangguku, menjahiliku, bahkan yang lebih parah dia suka sekali ngebully aku. "Sebenernya salah apa sih gue sama lo"itu pertanyaan yang selalu muncul dibenak Marsya dan tak pernah mendapat jawaban. Marsya benar benar membenci cow...