part 21 : Sayang lo.

2K 47 0
                                    

goodnight......
Part ini aku dedikasiin buat semua penyuka atau yg pernah mengalami kisah 'benci tapi cinta' yang kepingin punya ending bahagia sama doinya..hihiw

Okey! Let's read! And enjoy!! Yeaaaa

****

Author pov-

Akhirnya setelah beberapa hari, Marsya bisa merasakan udara segar disekitar sekolah dan rumahnya lagi. Dia sangat merindukan sekolah, keluarga dan juga teman temannya.

Marsya menyetop angkot untuk mengantarnya ke sekolah. Kata mamahnya dia dilarang naik motor dulu sampai keadaanya benar benar membaik. Jadi Marsya memilih angkot sebagi pengantarnya ke sekolah kali ini.

Sampai didepan gerbang sekolahnya, Marsya berdiam diri sejenak untuk melepaskan kerinduanya yang teramat. Lalu dia melenggang jalan kembali untuk sampai didepan kelas. Awalnya semua normal saja seperti biasa. Namun saat Rifky datang lalu duduk dikursinya semua menjadi tidak biasa.

Rifky celingak celinguk dikursinya. Rasanya ada rasa berdebar saat mengetahui dibelakanya ada Marsya. Tapi dia mulai terbiasa dengan keadaan itu. Jadi, tak usah repot lagi untuk mengatasinya.

Nara baru datang lalu segera menuju kursinya. Saat sampai dia mendapat tatapan sinis dari sahabatnya itu. Dia tahu akan mendapatkan tatapan ini. Namun tak disangka rasa khawatir dan takut menyergap dirinya.

Sekarang dua cewek itu saling tatap dikursi masing masing.

"Lo kemana aja ra?" Tanya Marsya to the point. Rasanya Marsya benar benar ingin menginterogasi sahabatnya ini.

"Hmm..itu..hmm gue ada les tambahan kemarin. Disuruh nyokap gara gara nilai gue ga pernah memuaskan buat dia" Nara menjeda bicaranya "sori kemaren kemaren ga sempet jenguk lo, tapi gue selalu mantau lo kok. Lagian gue udah ngirim bodyguard buat lo heheh" Nara berusah tertawa agar tidak terlalu canggung.

Marsya mengerutkan kening. Dia bingung sahabatnya ngirim siapa buat jagain dirinya. Kalau masalah Nara tentang les itu, dia maklum. Marsya cukup tahu tabiat ke dua orang tuanya Nara yang harus perfeksionis. "Gapapa kok ra, gue ngerti. Ngomong ngomong bodyguard yang tadi lo bilang itu siapa?"

"Tuh" Nara menunjuk orang depan dengan dagunya. Dia mengarah pada Rifky.

"Dia?" Marsya semakin bingung.

Bagaimana bisa Nara mengirim Rifky untuk menjaganya? Batin Marsya.

****

"Ibu tidak mau setiap kali ulangan kamu selalu remedial. Ibu harap UAS besok setidaknya nilai kamu pas KKM. Kalau tidak, kenaikan kelas kamu, bisa ibu tunda" selesai mengucapkan itu Bu Mira meninggalkan Rifky. Rifky yang baru saja mendapat pernyataan itu pun cuma bisa mematung ditempat. Bagaimana kalau sampai Ayahnya tahu perihal ini? Pastilah akan ada penyitaan barang barang kesayangan miliknya.

Gak! Itu gak boleh terjadi! Batin Rifky kesal.

Sementara ditempat lain, Marsya bersembunyi dibalik salah satu tiang terdekat dari jarak Rifky berada. Bukan sengaja, melainkan kebetulan. Ya, kebetulan Marsya mau pulang sekolah. Jadi ga sengaja melihat Rifky yang sedang ditegur oleh bu Mira wali kelas mereka.

Marsya mendesah pelan. Bodo amat pikirnya. Dia mau naik kelas atau tidak, itu bukan urusannya sama sekali. Biarpun demikian namun jauh didalam hatinya ada rasa khawatir. Takut kalau nantinya Rifky ga naik kelas.

Marsya berjalan gontai menuju gerbang lalu menunggu angkot untuk mengantarnya pulang.

Marsya mendengus. Berkali kali melihat jam tanganya yang berada dipergelangan tangan kananya. Hampir setengah jam menunggu, namun tak ada angkot yang mampir. Sekiranya ada, ternyata sudah penuh. Apes satu satunya hal yang dirasain Marsya saat ini. Bunyi raungan motor membuat Marsya menoleh. Itu Rifky. Tapi apa pedulinya? Marsya membalikkan badanya lagi ke semula. Berusaha tak memperdulikan cowok itu.

Benci dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang