"Marsyaaaaa lo kenapa??? Ko basah banget gini????" Teriak Nara heboh sembari melihat gue dari ujung kepala sampai sepatu gue.
"Gatau, banyak orang yang ga jelas ra," sahut gue acuh sembari mengibas ngibaskan seragam gue supaya cepat kering.
"Jadiii lo dikerjain sama orang sya? Hah??? Siapa orangnya! Biar gue labrak sini!" Ucapnya sembari menyilangkan tanganya didada.
Gue memegang lengannya "gausah ra, biarin aja mereka ntar juga dapet balesannya"
"Ihh kenapa ga dilabrak aja sih orangnya. Lagian lo kenapa bisa dikerjain gini sih?" Dia duduk dihadapan gue menuntut jawaban.
"Gue gatau ra, cuma yang gue inget dia ngatain gue gatel sama perusak hubungan orang gitu, sumpah deh gue ga ngerti mereka ngomongin apaan" ujar gue lalu mengangkat kedua bahu gue.
"OMG! Jangan jangan..." dia menjedakan kalimatnya cukup lama. Membuat gue penasaran akan lanjutan kalimatnya.
"Jangan jangan apaan?" Ujar gue jengah melihatnya bermain dengan fikiranya sendiri.
"Rifky sama Abel... mereka putus" ucapnya datar sembari menatap jalan dengan pandangan kosong.
"Terus hubungannya ama gue apaan?" Ucap gue lagi acuh tanpa memandangnya.
"Bego lo" dia menoyor kepala gue. Gue mengaduh kesakitan lalu memijat bekas toyoran yang cukup keras itu.
"Heh kenapa jadi pala gue ditoyor sih? Pala gue difitrahin nihh" Rintih gue masih dengan memijat kepala gue.
"Lo gatau seriusan sya?" Dia mengguncangkan bahu gue.
"Kaga. Ada apaan sihhh? Cerita jangan setengah setengah napa" gue melepaskan tangannya paksa dari bahu gue.
Dia memperhatikan gue dengan teliti dan serius.
"Lo itu... disangka jadi orang ke 3 dihubungan mereka.."
"Hah apaan?" Gue membulatkan mata sambil melongo parah.
Orang ke 3? Gue?
"Gosipnya udah nyebar satu sekolah kali sya, pas tadi mereka berantem di kantin kan banyak yang ngeliatin tuh, nah abis itu deh kasak kusuk tentang orang ke 3 nyebar dan orang ke 3 nya itu lo sya.." ucapnya datar.
"Gue?" Tanya gue karna masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Iya elo MARSYAAA.. kurang jelas apa yang gue bilang?" jawabnya jengah.
Gimana bisa? Gimana bisa gue jadi orang ke 3 dihubungan mereka? Gimana bisa gue jadi penyebab mereka berantem? Gimana bisa gue jadi penyebab mereka putus?
Gimana bisa? Hah? Gimana bisa? Ini ga mungkin. Ini ga mungkin. Ini ga mungkinnnnnnnnn!!!!!!Hati gue mencelos. Rasanya aneh. Gue kesel tapi juga rada ga percaya sama semuanya. Gue ga ada hubungan apa apa sama dia. Boro boro hubungan, segan aja engga sama dia. yang ada malah kebencian. Kebencian yang sekarang makin mendalam dan mendasar.
Sekarang gue tau kenapa si Rifky tadi bawa gue ke gudang sekolah dan kenapa dia ngomong kaya gitu. Kenapa ada dua cewek ga jelas yang tiba tiba nyiram gue pake cairan bau pas ditoilet dan banyak tatap tatap mata menjijikan yang ditujukan untuk gue pas gue jalan ke kelas tadi. Beruntung Nara langsung nyegah gue masuk ke kelas dan ngajak ngomong didepan kelas dulu. Kalo gue masuk pasti langsung banyak orang yang bakal interogasiin gue.
"Marsyaa lo ko malah bengong sih?" Dia melambai lambaikan tangan di wajah gue.
"He eh gapapa" jawab gue sesantai mungkin

KAMU SEDANG MEMBACA
Benci dan Cinta
TienerfictieCowok ini selalu menggangguku, menjahiliku, bahkan yang lebih parah dia suka sekali ngebully aku. "Sebenernya salah apa sih gue sama lo"itu pertanyaan yang selalu muncul dibenak Marsya dan tak pernah mendapat jawaban. Marsya benar benar membenci cow...