Haaloo, maaf ya banyak yg typo typo. Jadi tuh kemaren ceritanya ayahnya Rifky tuh pengusaha Tas. Maaf ya..
Okey let's enjoy now guys...
Ya, setelah kemarin Marsya dan Nara pindah tempat duduk dibelakang Rifky, Marsya selalu memasang wajah cemberut menandakan bahwa dia tak suka duduk disana.
Hari ini hari kedua masuk sekolah untuk Marsya. Setelah kejadian pindah tempat duduknya itu dia benar benar tidak akan peduli pada cowok itu, menganggapnya tak ada dan akan fokus belajar. Bukankah ini yang tetbaik? Pikir Marsya.
****
Marsya sudah berada didalam kelas bersama Nara. Sebentar lagi jam pertama akan dimulai. Tapi cowok yang seharusnya duduk didepanya ini belum juga ada ditempat. -tentu saja si Rifky sedang bercanda bersama teman temanya yang lain-
"Ra, jadwal pelajaran belum dibagiin ya? Buku pelajaran juga belum didistribusiin kan?" Tanya Marsya pada Nara.
"Iya belom tuh, lama banget ya ni skolahan geraknya padahal ini udah hari kedua. Payah nih." jawab Nara dengan nada yang sedikit melecehkan.
"Yaudahlah ditunggu aja kali ya?"
"Iyalah mau kaya gimana lagi emangnya sya? Dasar lo!" Ledek Nara.
"Ra?"
"Hah?apaan?"
"Hmm ga jadi deh ntar aja ada guru masuk." Marsya menunjuk ke pintu kelas.
"Ih lo mah bikin gue penasaran aja. Kalo ada apa apa jangan sungkan cerita sama gue ya Marsya sayaaanggg." Teriak Nara yang hampir bisa didengar satu kelasnya.
"Buset dah ra ga usah lebay kaya gitu juga kenapa! Bacot lu jangan gede gede. Tuh sekelas pada ngeliat ke kita tahu!" Sebal Marsya.
"Huahahaha selau aja Marsya sayang huaahahaha" tawa Nara semakin membesar. Dan berapa detik kemudian Nara terdiam. Tentu saja karena ada guru yang masuk ke kelasnya.
Pak Samsul-guru Fisika-yang kalo ngajar katanya sih killer banget-wkwk-sekarang dia lagi nerangin materi awal semester kelas 11 nih.
"Ssstt ra!"
"Apaansi? Ini lagi ada guru. Berisik lo ah"
"Naufal ra.."
"Hah?! Kenapa lo sama Naufal?" Suara Nara sekarang malah yang berisik.
"Pelan pelan aja ra, nanti pak Samsul denger kan gawat. gini ra-
Marsya masih melanjutkan perkataanya dengan suara yang pelan takut kalau kalau pak Samsul mendengarnya dan bisa bisa dia jadi santapan mantap pak Samsul.
Nara juga mendengar perkataan Marsya dengan seksama sambil terkadang manggut manggut atau sambil berkata oohh, iya, dan hmm.
Sedang asyiknya Marsya dan Nara berbincang bincang sampai mereka tidak sadar bahwa sejak awal ada yang menguping pembicaraan mereka. Bahkan orang ini benar benar mendengar secara detail pembicaraan mereka. Sesekali orang itu menertawakan dan meremehkan Marsya.
'Ohh jadi gitu. Hahahaha' ada tawa yang menggelegar dalam hatinya.
'Dasar cewek! Hahahah' lanjut Rifky dalam hatinya. Dia benar benar sudah menguping dengan baik hari ini.
-ya memang yang nguping dari tadi itu si Rifky-kurang kerjaan amat yak?-wkwk-
****
Rifky memindahkan posisi duduknya menjadi menyerong ke arah kananya dan menghadap teman sebelahnya Sergio. Dia malas memperhatikan pak Samsul. Pikirnya pak Samsul terlalu bertele tele menjelaskan materi awal pelajaranya.
Rifky masih bengong dengan posisi duduk menyerongnya yang berhadapan dengan Sergio.
"Ya ampun sya, udahlah! Ga usah lo fikirin cowok yang kayak gitu. Dia ga pantes buat lo. Cari yang lain ajalah Marsyaaaa!" Nara sedikit berteriak diahir kalimatnya.
"Tapi ra-
Baru saja Marsya ingin melanjutkan perkataanya tapi keburu ada yang menyelanya.
"Naufal? Yang mana ya? Yang anak 11-8 itu? Hmmm yang itu?huahahahaha" terdengar tawa yang cukup menggelegar dari si cowok ini. Tapi pak Samsul sepertinya tidak menyadarinya.
"Eeehh lo siapa sih? Ikut campur aja lo! Urus aja diri lo sendiri!" Marsya kini sudah kesal karena cowok ini main nyerocos aja nimbrung ga jelas.
"Lo ga kenal gue? Ga mungkin banget deh.." terdengar suara sombong dari sana.
"Eh lo kira lo siapa? Sok ngArtis banget lo. Gue ga peduli sama lo. Mending lo ga usah ikut campur deh!" Balas Marsya yang kini sudah benar benar kesal. Dipikirnya cowok ini sok banget! Asli bener bener SOK BANGET !!! IYUUHHHH!
"Kenalin gue Rifky Aditya-anak populer disekolah ini. Ah gue yakin sih sebenernya lo udah kenal gue kan? Pura pura aja lo. Dasar cewek."
"Pede banget lo. Lo kira gue mau kenal sama lo?Enggakk ya! Dan jadi orang itu jangan kepedean!okey?!"
"Eehh apaansih kalian berdua jadi pada ribut gini. Lagian lo! (Sambil menunjuk ke arah Rifky) Rifky! Lo ngapain sih? Lo nguping pembicaraan gue sama Marsya? Hah?" Nara menengahkan mereka berdua.
"Hah?orang ga sengaja kok, lagian ngapain sih ngobrol di jam pelajaran? Berisik tau ga?!" Rifky tak terima dibilang nguping-emang sih awalnya ga sengaja tapi kayanya nguping enak juga sih-pikir Rifky.
"Ah serah lo deh ky. Mending sekarang kalian damai aja deh!" Pinta Nara.
"DAMAIIII?!! OGAAAHHH!" Seru Marsya dan Rifky bersamaan. Setelah itu mereka sama sama buang muka. Rifky juga langsung membalikkan posisi duduknya ke posisi semula.
"Dasar kalian" Nara hanya menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat Marsya dan Rifky. Mereka kayanya bakal jadi musuh bebuyutan nih. Tapi semoga aja engga deh. -fikir Nara-
Sedangkan Sergio? Teman sebangku Rifky? Dia terlihat acuh dengan mereka bertiga. Ya iyalah orang si Sergio tuh suka banget sama Fisika. dia ga peduli sama gurunya yang penting pelajarannya itu loh. FISIKA.
****
Makasih loh yg udah sempet baca nih cerita yg kaga jelas gitu deh..
Vote sama commentnya masih ditunggu loh ya-love-
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci dan Cinta
Teen FictionCowok ini selalu menggangguku, menjahiliku, bahkan yang lebih parah dia suka sekali ngebully aku. "Sebenernya salah apa sih gue sama lo"itu pertanyaan yang selalu muncul dibenak Marsya dan tak pernah mendapat jawaban. Marsya benar benar membenci cow...