part 5 : sialan dan ga banget

2.7K 65 2
                                    

Hari ini adalah hari janjian kerja kelompok mereka. Marsya males banget kerkom apalagi sama tuh cowok. Entah apa jadinya kelompok mereka dengan sekelompok sama Rifky-pikir Marsya.

Kalau Sergio mah buat Marsya oke oke aja. Dia cukup pintar pasti banyak membantu dikelompoknya-pikir Marsya.

Jam pelajaran pun usai. Banyak siswa yang sudah berhamburan keluar kelas dan pulang kerumah masing masing. Tapi tidak untuk Marsya, Nara, Rifky dan Sergio mereka sedang berkumpul dikelas.

Ya mereka memang janjian untuk kerja kelompok hari ini.

"Ra kita jadi ga sih kerkom?" Marsya menyenggol tangan Nara yang ada disebelahnya. Mereka berdua memang masih duduk dikursi mereka. (Sedang merapihkan tas).

"Hah? Eh jadilah." Nara terlihat kaget.

"Masa? Si Rifky kemana coba?"

"Kayanya tadi keluar deh"

"Ngapain?bukanya cepetan otw gimana sih?" Marsya mulai kesal.

"Yaudah nyusul si Rifky keluar yuk!siapa tau dia masih dilapangan nungguin kita diluar?"

"Yaudah ayo. Gio lu ikut kerkom kan?" Marsya menatap Sergio sebentar sebelum pergi ke lapangan.

Sergio masih merapihkan tasnya.

"Iya gue ikut" jawab Sergio dingin.

"Yaudah ayo!"

"Iya"

Nara memang sudah duluan sampai di lapangan disusul oleh Marsya dan Sergio. Kini mereka sedang memandangi pemandangan yang-IUHHH banget buat Marsya. Tapi kalau Sergio sama Nara sih nyantai aja ngeliatnya.

"Males gue liat beginian cabut kemana dulu kek?" Sungut Marsya.

"Yaudah ngantin dulu yuk?gue juga udah laper, tadi ga sempet makan banyak pas jam istirahat." Nara memegang perutnya.

"Oke yuk."

"Terus Rifky sama Sergio gimana?"

"Ah bodo ah"

Marsya dan Nara segera meninggalkan Rifky dan Sergio menuju kantin.

'Bodo ah peduli amat sama mereka' batin Marsya.

   ****

-kantin-

Sepi banget suasana kantin. Karena ya.. udah jam pulang sekolah. Paling yang pada kurang kerjaan aja yang masih disekolah atau emang ada urusan.

"Sya lo mau pesen apa?" Nara memegang buku menu sambil membolak balikan halamanya.

"Ikut lo aja deh" Marsya tak bersemangat.

"Bu saya pesen siomay 2 porsi sama minumnya.. eh lo mau minum apa sya?"

"Es jeruk aja deh"

"Nah bu es jeruknya 2 ya" Nara mengalihkan mukanya ke ibu kantin sambil tersenyum setelah mengucapkan pesananya.

"Ra tuh cowok apa apaan sih pacaran ditempat umum gitu? Gatau malu amat!bukannya cepet cepet kerkom!asli ya tuh anak ga BANGET deh!!" Sekarang Marsya sudah meledak ledak gak karuan. Aneh emang si Marsya.

"Yaelah sya lo kenapa sih marah marah ga jelas gitu. Yaudahlah mungkin mereka lagi ada urusan. Nanti juga kalo udah selesei nyamperin kita."

"Ah tau ah buang buang waktu gue tau ga tuh anak. Udah gaya doang gede. Tukang ge-er pula lagi. Tukang pamer! Sokk ganteng! Pokoknya dia bener bener GAK BANGET!!!! SUMPAH!"

"Sya lo mending nengok kebelakang lo deh..."

"Ah apaansih?"

Lalu Marsya menengok kebelakang dengan malas.

"Eellloooo....!!!! Songong banget lo main ngejudge orang sembarangan!!" Terlihat muka yang sudah berapi api dari Rifky. Muka tidak terima.

"Eeehh um..mm.. t..tapi emang iyak ko lo kayak gitu!" Marsya ga mau kalah.

"Eh apa apaan sih kalian berdua. Lagi lo ky, lu salah. Dan lo sya, lo juga salah. Jadi mending kalian diem dan lo Rifky mending duduk! Kasian tuh ibu kantin mau lewat ga bisa gara gara kehalang badan lo!" Nara menengahi mereka berdua.

Tapi Marsya dan Rifky masih saling tatap-tatapan. Dengan tatapan yang berapi api dan tidak mau kalah dalam pembicaraan ini.

"SE-KA-RAAANGGGG!" teriak Nara yang melihat kedua temanya itu tidak berubah posisi sama sekali.

"Misi ya mas, ini mba pesenannya."

Bu Tati (ibu kantin)  menanaruh pesananan Marsya dan Nara.

Sekarang Rifky sudah duduk dihadapan Marsya diikuti Sergio disebelahnya. Sergio memang sejak tadi sudah berada dibelakang Rifky. Seperti biasa Sergio acuh dan tidak peduli dengan keributan Rifky dan Marsya. Hanya menjadi penonton saja.

"Eeh iya bu, makasih yaa" jawab Nara dengan suara yang sudah mulai melembut. Yaa biarpun masih emosi melihat keributan tadi.

Bu Tati hanya memberikan senyum kecil kepada Nara dan yang lainya. Berusaha sopan dan tidak mau mencampuri urusan mereka.

'Biasalah anak muda' batin bu Tati kemudian pergi dari meja Marsya dan Nara.

"Oke kalian tenang dulu" Nara memecahkan keheningan. Setelah bu Tati memberikan pesananya dan Marsya.

Tidak terlihat diantara mereka yang ingin menyantap makananya. Seperti kehilangan selera makan.

"Gimana gue bisa tenang ya ra? Nih anak mulutnya kaya ember bocor tau ga? Gatau aja tapi SOK TAU! Sok belaga ngejudge gue lagi!" Rifky masih emosi. Kayanya sih emosi banget.

"Eh sembarangan lo bilang gue ember bocor! Emang yang tadi gue bilang tuh semuanya bener ya! BENEERR!" Marsya benar benar tidak mau kalah. Ya walaupun sebenarnya Marsya juga awalnya yang salah sih. Main judge orang sembarangan.tapi namanya juga Marsya ogah banget kalah bacot. Apalagi sama cowok macem Rifky ini nih.

"Dasar lo cewek-

Perkataan Rifky terhenti saat Sergio menyelanya.

"Ah berisik lo berdua mending cepet cabut. Atau gue balik? Gue masih ada urusan lebih penting ya!" Sergio angkat bicara. Lebih tepatnya menyela perkataan Rifky.

Sekarang Marsya, Rifky dan Nara memandang Sergio dengan tatapan-Aneh. Ya gimana ga aneh tiba tiba Sergio ngomong angkat bicara dengan menyela Rifky. Dan perkataanya itu loh-mencengangkan- cowok sedingin Sergio bisa juga ngomong kayak gitu. Yaa kayak marah gitu sih.

"Ehh iyaudah. Eh tapi makanan gue gimana?" Nara melirik makananya dengan tatapan sedih. Kasian perutnya dari tadi minta jatah makan eh kayanya ga bakal dapet deh.

"Bungkus aja deh..lama sih lo pada" Sergio menjawab dengan tatapan dinginnya.

"Ayo sya." Ajak Nara pada Marsya dengan menyenggol tanganya.

"Ehh? Iya deh yuk males juga gue lama lama sama nih cowok. Kayak cewek!" Marsya melirik Rifky dengan tatapan meledek.

"Eh lo cewek kurang ajar! Gatau sopan santun! Eh tunggu lo! Main kabur aja!"

Rifky sedikit berlari saat mengucapkan kalimat terahirnya itu. Karena Marsya dan Nara meninggalkan mereka berdua. Dan keparkiran duluan. Sergio kemudian mengikuti Rifky yang mengejar Marsya dan Nara menuju parkiran.

'Sialan tuh cewek! Awas aja lo ya!'

Batin Rifky sambil terus mengejar kedua cewek itu menuju parkiran.

  ****

Hollaaa detik detik batre abis nih..
Maaf ya kalo ga jelas..
Masih amatiran..maklumin yaa
Semoga kalian suka ya..
Vote sama comment masih ditunggu banget banget..

-smile-

Benci dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang