"Nah sekarang ibu akan mengatur tempat duduk kalian ya agar lebih rapih" lanjut bu Mira yang masih memberikan pengarahanya.
"Sya, udah kenapa ngelamunya! Sekarang bu Mira lagi mau ngatur tempat duduk tuh!" Nara menyenggol Marsya dengan mengisyaratkan agar melihat ke bu Mira dan membuyarkan lamunanya.
"Eehh iya iya" lagi lagi Marsya menampilkan wajah kagetnya.
"Baik sekarang giliran kamu yang duduk dibangku nomor 2 dekat pintu kelas, siapa nama kalian?" Tanya bu Mira kepada kedua gadis itu.
"Ohh saya Nara bu dan sebelah saya ini Marsya." Nara menyela Marsya yang baru saja ingin menjawab pertanyaaan bu Mira
"Nah kalian Marsya dan Nara pindah kesebelah pojok dibelakang Rifky ya?" Bu Mira berkata dengan lembut sambil menunjuk bagian pojok ruang kelas.
"Baik bu. Ayo sya kita pindah!" Ajak Nara sambil membereskan tasnya.
"Hah?dimana bu? Saya ga mau bu saya disini aja ya bu?" Marsya membelalakkan matanya sambil memasang wajah memelas pada bu Mira.
"Tidak bisa Marsya." jawab bu Mira lembut.
"Kenapa bu? Saya mohon bu?" Marsya masih menampakkan wajah memelasnya.
Biasanya saat dia menampakkan wajah memelasnya pasti dia selalu berhasil membuat orang luluh.
Tapi sepertinya kali ini dia tidak berhasil. Karena bu Mira menjawab dengan kalimat-
"Marsya kamu itu paling terakhir tempat duduknya yang ibu pindahin jadi kamu ga bisa nolak. Sekarang lebih baik kamu cepat pindah!" Seru bu Mira dengan nada sedikit penekanan dibagian ahir kalimatnya.
"Baiklah bu." Marsya menjawab dengan lemas dan tak bersemangat.
'Sudahlah mau bagaimana lagi kamu sya! Kamu tidak bisa menolak perintah seorang guru! Mungkin kamu lagi apes! Ah bukan, ini benar benar apes!' Pikir Marsya dalam hatinya setelah dia duduk dibangku itu bersama Nara.
Marsya benar benar tidak habis pikir kenapa dia harus duduk dibangku ini. Kenapa?kenapaaaa?
Marsya kesal tentu saja karena kini dia harus duduk dibelakang cowok ini! Cowok yang sangat menyebalkan menurut Marsya!
-Rifky Aditya
****
Marsya Afritama adalah anak pertama dari dua bersaudara. Keluarga mereka sederhana. Ayahnya hanya seorang karyawan disebuah perusahaan dan ibunya menjual sembako dirumahnya. Sedangkan adiknya baru kelas 5 SD.
Dari kecil Marsya memang udah bandel dan pecicilan. Nah, sampai dia SMA pun dia masih seperti itu.
Marsya itu hiperaktif, riang, asik, lucu dan baik. Marsya selalu bisa membuat orang sekelilingnya tertawa. Tapi biarpun begitu Marsya cukup pintar, dari dulu dia selalu mendapat peringkat 10 besar dikelasnya. Ya biarpun ga pernah peringkat 1 sih. Tapi tak apalah bagi Marsya itu sudah lebih dari cukup. Apalagi sekarang dia kelas 11 di SMAN 4 Bekasi. Katanya sih sekolah Marsya ini adalah sekolah ke-dua terbaik di kotanya. Kalau ke sekolah, Marsya memakai motor maticnya sebagai andalan tercepat menuju sekolahnya agar tidak terkena macet.
****
Rifky Aditya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakaknya sekarang sudah semester ahir dikuliahnya. Sedangkan adiknya masih 4 tahun. Sebentar lagi adiknya itu bakal masuk TK. Kalau ayahnya seorang pengusaha tas yang lumayan sukses buktinya dirumah mewahnya itu terparkir mobil sedan mewah dan dua motor yang keren yaitu ninja dan satria. Kedua motor ini yang sering dipakai Rifky saat kesekolah. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga tapi ibunya Rifky itu ibu ibu sosialita, jadi jarang banget ada dirumah dan ngurusin rumah.
Rifky itu orangnya sebenarnya baik cuma disekolah dia dianggap tukang pamer dan playboy. Tapi entahlah Rifky juga bingung mengapa dia bisa dijuluki seperti itu desekolahanya.
****
Marsya hanyalah murid biasa yang tidak cantik (menurutnya) dan Rifky itu adalah murid populer yang biasa jadi bahan gosip anak anak cewek yang menggilainya.
****
Part 2 nya gatau nih jelas apa enggak.
Tapi yaudahlahya semoga kalian menyukainya
Vote sama commentnya tetep ditunggu yaaaLaflaf-
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci dan Cinta
Novela JuvenilCowok ini selalu menggangguku, menjahiliku, bahkan yang lebih parah dia suka sekali ngebully aku. "Sebenernya salah apa sih gue sama lo"itu pertanyaan yang selalu muncul dibenak Marsya dan tak pernah mendapat jawaban. Marsya benar benar membenci cow...