Labrynthine - 001

3.2K 529 285
                                    

— LABRYNTHINE

Where are you, dear?

𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

"Aku boleh minta peluk?"

Kalimat permintaan kekasihnya itu tergiang jelas di benaknya. Reizo tersenyum kecut, tak ia kira ternyata itu pelukan terakhir.

Kini sudah satu minggu lebih lamanya Shenora menghilang. Jauh dari teritorinya. Hilang dari pandangannya.

Reizo merogoh ponselnya di saku celana seragamnya. Kembali, ia mencoba mendial nomor Shenora. Walau tetap sama, nomor itu tidak aktif. Bahkan seluruh akun media sosial gadis itu.

Tangan cowok itu mencengkeram erat ponselnya. Netranya menatap kosong ke langit yang terlihat bersih tanpa awan. Warna birunya terlihat begitu cerah. Berbanding terbalik dengan hatinya yang gelap.

"Where are you, Shei?"

Reizo tidak mengerti kenapa Shenora memilih pergi begitu saja. Reizo tidak paham apa alasan Shenora menghilang darinya.

"Shei, kamu benar-benar membuatku gila."

Reizo terkekeh sinis. Ia memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

Penampilan Reizo kini akan mampu membuat guru BP sakit mata. Pasalnya, kemeja putihnya ia keluarkan dari celana abu-abunya. Tanpa dasi yang mungkin sudah lenyap entah dimana. Tak lupa potongan rambut yang mencapai alis matanya.

Benar-benar memperlihatkan kesan urakan. Untung saja ia tampan, sehingga tak terlihat jamet.

Atensi Reizo lantas beralih ketika pintu rooftop terbuka. Ia mendengus samar melihat dua orang yang ia kenal, Nayaka dan Agas, berjalan ke arahnya.

"Kan bener di sini," ujar Agas. Cowok itu mendudukkan dirinya di pembatas rooftop. "Gak minat bunuh diri, Reize?"

"Si goblok," maki Nayaka.

"Mana tau dia ada minat gitu," sahut Agas, lalu tertawa saat melihat tatapan malas Reizo. Cowok itu merogoh sakunya dan mengambil rokok yang terlihat mahal dan pemantik. "Mau gak lo?" tanya Agas menyodorkan benda itu pada Reizo.

Tanpa bicara Reizo menerimanya. Cowok itu menyelipkan satu batang di sela bibirnya, sebelum kemudian mulai membakar ujungnya dengan pemantik.

Agas memperhatikan Reizo, lalu tersenyum geli. "Sekali bulol gak nanggung ya," komentar cowok itu.

Reizo terlihat tak menanggapi ucapan Agas. Ia membalikkan tubuhnya, lalu ikut duduk di pembatas rooftop. Menikmati rasa dari asap pembakaran tembakau saat dihisap.

𝗟𝗔𝗕𝗥𝗬𝗡𝗧𝗛𝗜𝗡𝗘 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang