Labrynthine - 020

1.2K 238 43
                                    

— LABRYNTHINE —

Ketika kamu sakit, maka aku tahu, aku gagal menjagamu dengan baik.

Ketika kamu sakit, maka aku tahu, aku gagal menjagamu dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Dering ponsel di meja membuat Reizo terusik dari tidurnya. Netranya lantas terbuka, ia berdecak sekilas melihat siapa peneleponnya. Reizo beranjak merubah posisinya menjadi duduk lalu mengangkat panggilan itu.

"Sialan! Lo di mana? Kita udah di Vila, tinggal lo sama Shei, lama banget!" Nayaka memang berakhlak, bukannya salam, ia justru mengumpat kasar.

Reizo menghela napasnya, ia lupa hari ini rencananya mereka akan menginap di villa. "Gak jadi," jawab cowok itu.

"Kok? Anjing bener!"

Reizo melirik ranjang sejenak, menatap seorang gadis yang tertidur di sana. "Cewe gue sakit," ujar cowok itu.

"Lo apain? Makanya mainnya jangan kasar."

Reizo sangat hafal suara itu, siapa lagi kalau bukan Ragesta Aldenick.

"Ambigu, bangsat!"

"Heh, Reize bukan Rages," ujar Nayaka.

"Njing! Apa-apa Rages, apa-apa Rages. Lo nge-fans, bilang aja, Yak."

"Bapak lu!"

"Bapak gue gada akhlak, males punya bapak kek dia," ucap Rages berdecih malas. "Kalau bisa nih, udah gue coba tuker-tambah dari abad lalu."

"Gada akhlak! Definisi banget, anak minta dibuang."

Reizo mendengus, tak mau mendengar pertengkaran tak berguna mereka, ia lantas mematikan sambungan telepon itu. Sejenak Reizo merenggangkan tubuhnya, tubuhnya sedikit pegal karena tak sengaja tertidur di sofa.

Cowok itu beranjak mendekati ranjang Shenora, tangannya mengusap kening gadis itu. Reizo menghela napasnya merasakan suhu tubuh Shenora sudah turun, walau masih sedikit hangat. Manik Reizo melirik jam yang sudah pukul tujuh malam, ia lantas menepuk pipi Shenora.

"Bangun, babe."

Shenora menggeliat pelan. Perlahan netranya terbuka. "Reize?" Suaranya terdengar parau.

"Masih pusing?"

"Sedikit," ujar gadis itu pelan.

Reizo mengangguk sekali. "Kalau gitu bangun dulu," ujarnya membantu Shenora bangun.

Shenora duduk bersandar di kepala ranjang dengan dibantu Reizo. Gadis itu menatap Reizo yang keluar kamar, walau tak lama ia kembali dengan nampan makanan. Shenora hanya diam, ia menerima suapan Reizo, walau sejujurnya sama sekali tak nafsu. Namun, daripada Reizo dalam mode galak kembali.

𝗟𝗔𝗕𝗥𝗬𝗡𝗧𝗛𝗜𝗡𝗘 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang