[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]
Kenyataan buruk Reizo adalah ketika Shenora hilang dari teritorinya. Entah kemana, tak ada kabar sedikit pun.
Sampai ia tahu dimana Shenora, tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan bahwa Shenora kehilangan ingatan...
Gue gak pernah puas, sampai gue gak sadar ambil hal yang bukan seharusnya milik gue.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝓵𝓪𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽𝓱𝓲𝓷𝓮
Pagi ini Reizo merasa badannya sedikit tidak enak. Mungkin karena efek mandi tengah malam sehabis bermain basket.
Reizo memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Tanpa peduli pasang-pasang mata yang menatapnya, cowok itu berjalan menuju kelasnya dengan dagu terangkat, seolah mengatakan seberapa besar kekuasaannya.
Cowok itu berdecak ketika seseorang merangkulnya dari belakang. Tanpa menoleh ia tahu siapa pelakunya, apalagi saat mendengar suaranya.
"Pagi, Reize. Aduh sendiri aja, kak!" sapa Agas.
Reizo menghempaskan rangkulan Agas. "Najis!" ketus cowok itu.
Nayaka yang berjalan di belakang keduanya bersama Owen tertawa ngakak. "Kek homo lo."
Agas mendelik galak. "Anjing betul!" umpatnya sebelum menoleh pada Owen. "Owl, temen lo nyebelin."
Owen mendengkus menanggapinya. "Temen lo anyway."
Nayaka yang mendengar itu terkekeh pelan. "Oke, cukup tau." Cowok itu melengos yang membuat Owen memutar bola matanya jengah.
Reizo tak bereaksi apapun. Cowok itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Langkahnya lalu terhenti ketika merasakan ponsel di dalam sakunya bergetar. Hal itu juga membuat lainnya ikut berhenti.
"Kenapa, Rei?"
Reizo tak menjawabnya. Cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ada sebuah pesan masuk disana, pesan yang membuat kening Reizo mengernyit dalam.
Peccatum:Shenora, Rages, dan party Aloka.
Pesan itu membuat satu pertanyaan timbul dalam benak cowok itu. Apa hubungannya?
Melihat ekspresi Reizo, Nayaka dan lainnya saling melirik sesaat sebelum akhirnya Agas memilih untuk bertanya. "Ada apa sih?"
Reizo terdiam sesaat sebelum menggeleng pelan dan kembali menyakui ponselnya. "Nothing," ucapnya tenang.
Mereka manggut-manggut berohria. Tanpa ingin bertanya lebih jauh dimana Reizo terlihat enggan mengumbar secara rinci.
Reizo menghembuskan napasnya perlahan. Shenora, Rages, dan party Aloka. Kalimat itu Reizo gumamkan berulang-ulang kali dalam hatinya.
𝓵𝓪𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽𝓱𝓲𝓷𝓮
Di sebuah lorong sepi, tepatnya lorong gudang Aloka, dua orang berbeda gender berdiri saling berhadapan. Keduanya hanya saling menatap dalam diam, hingga salah satu dari mereka membuka suara.