Labrynthine - 021

1K 223 263
                                    

— LABRYNTHINE —

Tidak semua orang harus tau, apalagi tentang rahasia terbesarmu
Karena mereka, belum tentu akan menyimpannya, mungkin iya untuk saat ini, tetapi akankah fase itu bertahan selamanya?

Tidak semua orang harus tau, apalagi tentang rahasia terbesarmuKarena mereka, belum tentu akan menyimpannya, mungkin iya untuk saat ini, tetapi akankah fase itu bertahan selamanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Reizo membuang napasnya kasar. Satu sudut bibirnya terangkat melihat Degav yang sudah terkulai lemas di atas tanah. Ada banyak luka di tubuhnya, bahkan darah mengalir dari tulang pipinya yang terluka.

"Udah gue peringatan, bukan?" Suara itu terdengar dingin dan menusuk. "Gue masih baik hati sama lo."

Degav tak membalasnya, bahkan cowok itu terlihat enggan menatap Reizo. Netranya menatap langit yang terlihat orange dan berserat lillac. Setelah dua hari lalu ia dibawa paksa, hari ini ia disuruh duel dengan Reizo, padahal dari segi beladiri dan pertahanan tentu ia kalah telak.

"Sialan," umpat Degav pelan. Dari ekor matanya dapat cowok itu liat beberapa orang mendekat dan berbicara pada Reizo, sebelum mendekatinya.

"Ini peringatan gue," ujar Reizo, lalu melangkah pergi. Meninggalkan Degav bersama orang-orang dengan tato berbentuk hewan mitologi bernama griffin di tengkuk mereka.

Cowok itu mencuci tangannya yang kotor dengan tanah dan darah Degav di kran air. Ia menanggalkan kaos hitam yang sudah kotor dan memberikannya pada satu anggota Griffin di sampingnya.

"Saya mau malam ini," ucap Reizo memakai t-shirt putih yang dibawa anggota Griffin itu.

"Maaf, Tuan?" Sang anggota Griffin menatap bingung pada putra tuannya itu.

"Shamora," ujar cowok itu. Ia melirik anggota Griffin yang mengangguk, tanda menerima perintah, sebelum melangkah keluar dari gedung tak terpakai itu menuju salah satu ruangan yang tersedia di sana.

Gedung itu termasuk dalam kepemilikan Cerberus, gedung yang seharusnya adalah area parkir dari gedung hotel yang berdiri kokoh di depannya. Hotel yang juga tak terpakai, bahkan pembangunannya hanya mencapai 70 persen saja.

"Udah selesai?" tanya Nayaka ketika Reizo duduk di sebelahnya.

"Tuh anak mati kagak?" tanya Rages menimpal. Cowok itu duduk di sofa single seraya bermain game online.

"Mati yah tinggal ngelayat," sahut Nayaka lempeng.

"Heh!" Agas melemparkan sebuah bantal sofa pada Nayaka yang secara tepat mengenai kepala cowok itu.

"Apa sih?" Nayaka mengembalikan lemparan bantal sofa pada Agas. "Gue bener. Emang lo gak mau ngelayat?"

"Anaknya belum mati, njing."

"Lo berharap tuh anak mati? Ya udah gua aminin," ucap Nayaka tanpa dosa.

"Sangat goblok!" maki Rages tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel. Walau sibuk main game, ia tetap menyimak apa yang dibicarakan oleh teman-temannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗟𝗔𝗕𝗥𝗬𝗡𝗧𝗛𝗜𝗡𝗘 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang