Labrynthine - 018

1.2K 230 54
                                    

LABRYNTHINE —

Aku tak akan pernah bosan, bahkan sekalipun setiap hari aku katakan; "I love you, you're mine, and i'm yours".

Aku tak akan pernah bosan, bahkan sekalipun setiap hari aku katakan; "I love you, you're mine, and i'm yours"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Reizo benar-benar mengajak Shenora pergi. Awalnya mereka dinner di sebuah restoran ternama. Lalu, ke gedung sayap kanan Cerberus, rupanya Herakles membuat sebuah party yang memang biasanya mereka lakukan sebagai ajang pertemuan antar anggota.

Hampir 80 persen dari mereka adalah laki-laki, tentu membuat Shenora merasa tak nyaman berada di tengah party itu. Gadis itu menggenggam erat tangan Reizo. Netranya menyapu seluruh ruangan yang lebih temaram dari terakhir ia datang. Mungkin karena party yang ada.

"Cuma sebentar," ujar Reizo seolah paham ketidaknyamanan Shenora.

Shenora mengangguk kecil, lalu mengikuti langkah Reizo, menghampiri Owen, Agas, dan Nayaka yang rupanya juga ada disana. Walau Agasthya bukan anggota Herakles, tetapi tak ayal cowok itu memiliki nama di antaranggota Herakles.

"Hai, Reize," sapa Nayaka, lalu tatapannya pada Shenora, "hai babe."

"Shut fucking up!" Reizo menatap malas keturunan Candrawisesa itu. Ia melempar sebuah kunci pada cowok di seberang Nayaka. "Balikin kalau udah."

Owen menangkap kunci itu, ia mengangguk dua kali. Agas yang duduk di samping Nayaka mengernyit, melihat Reizo yang memberikan kunci kamar yang tak lain adalah kamar cowok itu sendiri.

"Itu buat apa?" tanya Agas.

Owen menatap Agas sekilas. "Gue butuh kamar," ujar cowok itu.

Nayaka mengernyitkan dahinya. "Lah, lo kan punya kamar sendiri, njing."

"Memang," sahut Owen yang membuat Nayaka semakin mengernyitkan dahinya. Owen yang melihat itu tersenyum sekilas.

Reizo menatap Shenora yang diam. "Mau pulang, sekarang?" tanya cowok itu. Belum sempat menyahut, suara Nayaka lebih dulu menyela.

"Jangan pulang dulu, lah." Nayaka menyodorkan segelas minuman berwarna merah cerah dan sepiring cupcake pada Shenora. Nayaka mendengus saat melihat tatapan tajam Reizo. "Tenang, bukan alkohol. Nih makanan juga gada obat-obatnya," jelasnya.

Sebagai bentuk menghargai, Shenora menerima gelasnya dan mengambil satu cupcake. Saat hendak meminum, tangannya ditarik pelan. Shenora mengerjap, menatap Reizo yang menyesap minumannya sedikit.

"Buset, anjing! Gak percayaan banget jadi orang," gerutu Nayaka. "Padahal dari warnanya juga udah beda."

Sekarang Shenora tahu tujuan Reizo, rupanya cowok itu hanya memastikan itu memang minuman berwarna merah cerah itu adalah sirup, bukan alkohol. Bibir Shenora berkedut, ia tersenyum kecil seraya meminumnya.

𝗟𝗔𝗕𝗥𝗬𝗡𝗧𝗛𝗜𝗡𝗘 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang