First

2.9K 266 6
                                    

Hai semua, selamat datang di cerita baru saya wkwk. Semoga kalian suka yaa~






"KARINA HATI HATI!!"

Karina, orang yang diteriaki tidak mempedulikannya. Ia masih mengejar orang didepannya. Keluar area rumah orang itu, dan menuju jalan raya. Diruang tengah tempat ritual diadakan, keadaan sangat kacau. Garam yang berserakan dimana mana, tempat dupa yang pecah karena ulah roh yang merasuki pemuda tadi. Dan ada dua orang yang menangis.

"Kalian tenang saja, adikku pasti akan berhasil menyelamatkan anak kalian" Yeri menenangkan dua orang tadi.

"Apa kalian yakin?" Tanya si istri.

Yeri mengangguk.

Dilain tempat, Karina masih mengejar si pemuda yang kerasukan. Dan untungnya mereka berhenti di gang buntu.

"Tidak ada gunanya lagi lari. Menyerah sajalah, aku lelah" suruh Karina. Tapi yang didapat hanya tatapan marah dari si pemuda.

"Hahh, apa boleh buat"

Karina langsung menerjang tubuh orang itu dan menusukkan tusuk konde yang dipakainya ke jantung orang tersebut. Dan perlahan roh yang merasuki orang itupun keluar.

Karina menjatuhkan diri disamping pemuda yang pingsan, "Hahh apa harusnya pakai kertas mantra saja ya? Aku ingin tidur. Lelah"

Ah ya, Karina adalah dukun. Eh bukan. Ia tidak suka disebut dukun. Dia lebih suka disebut pengusir arwah.

.

.

.

.

.

.

TOK TOK TOK TOK TOK

"KARINA BANGUN!!"

Suara gedoran pintu dan teriakan Yeri membangunkan Karina. Gadis 21 tahun itu duduk lalu meraih ponsel yang ia letakkan di nakas samping tempat tidur. Pukul 9.30 malam. Saatnya ia bangun.

"KARINA!!" Yeri berteriak lagi.

"Iyaaa!! Aku sudah bangun kak" balas Karina.

"Oh oke, cepat bersiap siap, aku sudah menyiapkan makanan. Kamu harus makan sebelum berangkat"

Karina hanya membalas kakaknya dengan deheman, lalu ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi Karina mengeringkan rambut dan menguncirnya, lalu berganti pakaian dengan celana jeans, Hoodie kesayangannya, dan juga sepatu lari miliknya. Lalu ia turun.

"Kakak tidak pulang? Pacarmu pasti mencarimu nanti" tanya Karina saat mendapati kakaknya masih dibawah.

"Masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan. Hongseok oppa sudah kuberitahu kok"

Karina mengangguk, lalu duduk dimeja makan. Segera memakan masakan sang kakak dan pergi bekerja.

"Aku sudah siapkan semuanya. Begitu pekerjaanmu selesai, telepon aku. Aku akan minta mereka mentransfer sisanya." Suruh Yeri.

"Iyaaa"

Karina yang sudah selesai makan langsung mengambil tas ranselnya dan pergi keluar. Menuju halte bus yang terletak cukup jauh dari rumahnya. Memang rumahnya didalam gang dan agak jauh dari jalan raya.

"Ini ya tempatnya" ucap Karina sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah kalung. Ia langsung memakai kalungnya dan memasuki bangunan tersebut.

"Hati hati, bangunannya sudah tua. Bisa bahaya kalau kamu kenapa napa" terdengar suara Yeri diseberang. Karina membetulkan earpiece-nya.

"Makanya kan aku bilang, lebih mudah melakukan ritual pengusiran untuk manusia daripada bangunan"

"Ya maaf"

"Sudah. Aku mau bekerja"

"Oke. Semangat adikku"

Karina melihat sekeliling, ia berada di aula sebuah bekas sekolah terbengkalai. Mengamati sekitar, lalu mulai menabur garam membentuk persegi besar. Ia membakar dupa, menunggu si makhluk datang. Dan tak berapa lama makhluk yang ditunggupun datang.

.

.

.

.

.

.

"Iya, aku sedang mencari tempat tinggal baru"

Seorang pemuda berdiri disebuah jembatan sambil bertelepon. Pandangan matanya kosong.

"Sudah. Aku matikan ya" Pemuda itu segara mematikan teleponnya.

Ia hanya diam dan menatap kearah langit yang mendung. Seakan mengerti apa yang dirasakannya saat ini.

"Sudah tiga tahun" monolognya.

Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Memperhatikan kotak itu dalam waktu yang cukup lama. Ingatannya kembali berputar pada kejadian tiga tahun lalu, api dan tabrakan. Ah ia tidak akan bisa melupakannya.

"Bukannya lebih baik kalau aku juga ikut dengan kalian?" Monolog si pemuda lagi.

Ia menaiki pagar pembatas jembatan. Menarik napas beberapa kali sebelum akhirnya melompat.

Brukkkk

Tidak. Ia tidak merasa masuk kedalam air. Ia membuka mata dan malah mendapati dirinya jatuh diaspal dan seorang gadis disamping.

"DASAR ORANG GILA!!" Teriak gadis itu.

.

.

.

.

.

.

Karina dalam perjalanan pulang. Ia baru saja selesai melakukan pekerjaannya. Karena tidak ada bus, ia memilih berjalan kaki saja.

"Kenapa tempat ini seram sekali malam ini" monolognya.

Ia tetap berjalan tanpa mempedulikan sekitar, sampai langkahnya tiba tiba berhenti. Ia merasakan ada energi gelap yang kuat. Dicarinya ke sekeliling dan menemukan seorang pemuda yang sepertinya akan melompat dari jembatan.

Karina buru buru berlari menghampiri si pemuda, "aishh jangan bunuh diri disini. Aku tidak mau melihat hantu baru lagi didaerah ini"

Si pemuda melompat, tapi untungnya Karina berhasil menangkap dan menariknya walau mereka jatuh ke aspal.

"DASAR ORANG GILA!!" Teriak Karina setelah berdiri.

Tapi pemuda itu hanya diam tidak berkutik sama sekali. Sepertinya masih kaget.

"YAAAKK" teriak Karina lagi.

"Ha?" Si pemuda merespon, "kau? Kenapa menyelamatkanku hahh?!!" Marahnya.

Karina bersedekap, "dasar bodoh. Untuk apa bunuh diri? Mau mengakhiri masalah? Yang ada kau ini malah menambah masalah. Apa kau tidak memikirkan keluargamu?"

"Tidak. Aku tidak memikirkannya!!"

Karina memutar bola matanya marah, "dengar ya tuan, bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalahmu. Yang ada kau tidak akan bisa menyeberang dan selamanya terjebak disini"

"Jangan sok tau" balas orang itu.

"Aku memang tak tau apa apa, tapi aku tau satu hal. Hidup itu terlalu berharga untuk diakhiri dengan cara seperti ini"

Setelah mengatakannya, Karina pergi meninggalkan orang itu yang masih ditempatnya.







What do you think about this story?

Oh ya, ada yang nonton drakor sell your haunted house? Kalo nonton, kurang lebih cara pengusiran setannya sama lah kaya disitu. Karena aku emang ambil dari sana sih:') cuma ada lah bedanya.

Cast ada di part berikutnya yaaa.

Lanjut ga nih?

The Ghost Behind You [YoRina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang