Midnight Hug

528 121 4
                                    

Ini wattpadku aja yang error, atau punya kalian juga? Susah banget mau ngedit cerita😭 padahal kalo baca dll bisa:')


"Bagaimana disana?"

Yoshi berjalan keluar restoran Jepang sambil menelepon Yeri. Mereka berdua dan tuan Yu sedang mencari Karina saat ini.

"Dia tidak ada disini" jawab Yeri dari seberang telepon.

"Baiklah. Aku akan terus mencarinya"

Yoshi segera mematikan telepon dan bergegas naik bus, ia hendak pergi ke tempat lain yang memungkinkan Karina datangi disaat seperti ini.

Tidak bisa dipungkiri, Yoshi merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Karina sekarang. Ia baru tau kalau Yeri sengaja menyembunyikan masa lalu Karina, tapi ia malah membuat Karina ingat semuanya.

"Semoga dia baik baik saja" ucap Yoshi sambil mengecek ponselnya. Sudah hampir tengah malam, dan udara diluarpun dingin. Yoshi takut Karina jatuh sakit.

Di halte berikutnya Yoshi turun. Mencoba mencari Karina disekitar sungai Han. Siapa tau Karina ingin menenangkan diri disini. Dan entah keberuntungan atau kebetulan, dari jauh Yoshi dapat melihat Karina ditepian sungai Han. Tetapi yang aneh, Karina berjalan semakin dekat ke sungai besar itu.

.

.

.

.

.

.

Malam semakin larut, tetapi Karina tidak berniat bangun dari duduknya. Ia tidak ingin pulang kemanapun. Di tepi sungai Han gadis itu memeluk dirinya sendiri. Sweater dan celana jeans yang ia kenakan tidak cukup untuk menghangatkan tubuh, ia tau. Tapi ia tetap tidak beranjak.

"Bagaimana ini. Aku tidak berani menunjukkan diri didepan kakak. Aku takut" monolog Karina.

Karina teringat bagaimana Yeri menjaganya selama ini, juga bagaimana ia tetap keras kepala dan sama sekali tidak menuruti sang kakak. Ah, betapa tidak tau dirinya dia. Pikir Karina.

"Kalau ada yang harus mati, harusnya aku. Bukan Jimin." Karina menunduk. Rasa dingin semakin merasuk ke tulangnya. Apalagi sebentar lagi musim dingin.

"Karina"

Mendongak, Karina melihat kekanan dan kekiri mencari siapa yang memanggilnya. Tapi tidak ada siapapun.

"Aku disini, ayo ikut aku"

Masih tidak menanggapi, Karina hanya duduk.

"Ayo ikut aku dan penderitaanmu akan berakhir"

Mendengar kalimat itu, tubuh Karina sedikit tergerak. Tanpa ia sadari tubuhnya sudah berjalan maju. Ia bahkan hampir melompati pagar pembatas kalau saja seseorang tidak menahan dan menariknya hingga jatuh.

"Akh"

"SUDAH GILA YA?!! KAU INI MAU APA?!!"

"Ah? Hah?" Karina melihat kedepan. Yoshi sedang mencengkeram bahunya dengan ekspresi marah dan khawatir (?), "Yoshi? Bagaimana bisa ada disini?"

"Apa itu penting?!! Kau hampir melompat ke sungai tau!! Mau mati ya?!! Padahal kau sendiri yang bilang padaku untuk bertahan hidup, kenapa malah mau bunuh diri?!!" Yoshi meluapkan kekesalannya.

Karina bingung. Tetapi ia lalu melihat sesosok hantu air di sungai itu. Ia lalu mengerti.

"Ah begitu ya"

"Apanya?" Bingung Yoshi.

"Aku terhipnotis oleh hantu air" jawab Karina.

"Hah?"

Karina tersenyum, "Tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku"

.

.

.

.

.

.

Saat ini tengah malah, Karina dan Yoshi duduk didepan sebuah minimarket sambil menggenggam kopi ditangan masing-masing. Tetapi sejak tadi Karina hanya memainkan cup kopinya tanpa meminumnya sedikitpun. Dan hal itu tidak luput dari perhatian Yoshi.

"Kenapa?" Tanya Yoshi.

Karina menatap Yoshi, "Boleh aku tau, bagaimana kamu bisa kenal Jimin?"

"Kamu yakin mau tau?"

Karina mengangguk.

Dimulai dari Yoshi yang tidak sengaja melihat foto Jimin di album SMA nya, Yoshi menceritakan bagaimana ia mencari tau tentang Jimin. Sampai akhirnya pemuda itu bertemu tuan Yu, ayah kandung Karina dan Jimin. Juga kecelakaan yang menyebabkan kematian Jimin.

"Aku--" Karina menunduk, "semua ini salahku. Harusnya aku yang mati dalam kecelakaan itu, bukannya ibu. Kalau aku yang mati keluargaku pasti tidak akan seperti ini" ia mulai menyalahkan diri sendiri lagi.

Grepp

Tubuh Karina kaku seketika, Yoshi mendadak memeluknya. Tidak hanya itu, Yoshi juga mengelus rambut Karina.

"Tidak apa apa, menangis aja. Aku akan tetap disini."

Mendengar itu, tangis Karina pecah. Ia menangis sejadinya dipelukan Yoshi. Menumpahkan segala kebingungan dan rasa resahnya.

.

Setelah sekitar tiga puluh menit, Karina sudah cukup tenang. Yoshipun melepas pelukannya.

"Sudah tenang?" Tanya Yoshi.

Karina mengangguk.

"Lalu sekarang mau bagaimana?"

Karina menggeleng. Ia tidak tau harus bagaimana.

"Ingin bertemu ayahmu?"

"Tidak tau. Aku tidak ingin kemana mana"

Yoshi menghela napas, ia menarik Karina berdiri.

"Ayo pulang"

Baru hendak berjalan, tetapi Karina menahan tangan Yoshi.

"Yoshi, sebenarnya---"

Akhirnya Karina menceritakan kejadian ia bertemu arwah Jimin dirumahnya, juga saat di tepi sungai Han tadi.

.

.

.

.

.

.

Dari kejauhan seorang wanita tua berdiri dengan sesosok arwah disampingnya.

"Lihat itu kan? Kau yang mencintai pemuda itu lebih dulu, tetapi justru Karina yang mendapatkannya. Yu Jimin yang malang."

Sementara itu arwah disamping si wanita tua -Jimin-, hanya memandang kearah Yoshi dan Karina.

.

.

.

.

.

.

"Kami pulang"

Yoshi dan Karina bersama memasuki rumah. Dan didalam tuan Yu dan Yeri sudah menunggu mereka.

"KAU INI KENAPA KARINA?! Membuat khawatir saja!!" Omel Yeri.

"Maafkan aku hehe"

"Karina"

Mendengar suara itu, Karina menoleh. Dihadapannya sang ayah berdiri. Tetapi tiba-tiba pria itu berlutut.

"Maafkan ayah Karina. Maafkan ayah"




See you soon~

24.11.21

The Ghost Behind You [YoRina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang