Siapa?

641 148 1
                                    

Hai hai semua~ gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya, jangan kaya aku wkwk.  Sebenernya ku update karena Dejun ultah wkwk ga nyambung emang. Yaudahlah langsung aja selamat membaca~

Eh btw sebelum itu aku mau minta doanya, aku positif covid-19. Doain supaya cepet sembuh ya wkwk biar rajin update.











Karina duduk dikasurnya, dia melirik Yoshi ditempat tidur sebelah yang belum sadar sejak dibawa kerumah sakit tadi. Di sofa terlihat Yeri yang tidur beralaskan paha Hongseok dan Hongseok yang tidur bersandar pada sandaran sofa. Dia jadi merasa bersalah. Seharusnya dia tidak usah mengajak Yoshi tadi. Seharusnya dia menolak saat Yoshi memaksa ikut ritualnya. Harusnya dia lakukan sendiri.

Karina mengambil ponselnya dinakas, berniat mengecek jam. Pukul 3 dini hari. Setelahnya berdiri, menggeret tiang infusnya lalu keluar ruang rawat. Ingin mencari udara segar. Tujuannya adalah rooftop rumah sakit ini.

"Disini cukup sejuk" Karina duduk dipinggiran rooftop yang berpagar. Melihat kota Seoul yang tidak pernah istirahat dari atas.

Kreeek

Terdengar pintu terbuka lalu tertutup. Karina sudah bersiap memegang tiang infusnya untuk menghajar jika itu orang jahat.

"Sedang apa disini?" Yeri duduk disebelah Karina.

Karin mengembuskan napas, "membuat kaget saja"

Yeri tersenyum, "Hehe maaf. Tapi kenapa kamu tidak tidur?"

"Tidak bisa tidur" Karina bersandar di bahu kakaknya, "seandainya ayah, ibu, dan nenek masih disini"

Yeri hanya diam sambil mengelus kepala adiknya. Jarang jarang adiknya manja begini, biasanya Karina akan menampilkan sosok yang serius dan mandiri. Tapi itu semua hanya topeng dari rasa kesepiannya. Apalagi dia dan Yeri tidak tinggal bersama.

"Aku merindukan mereka" ucap Karina lagi.

"Aku juga. Aku juga rindu mereka" balas Yeri.

Kedua kakak adik itu lalu diam cukup lama, memandangi langit yang sedang penuh bintang. Seakan mengirim pesan ke keluarga tercinta yang diatas sana.

"Em kak" panggil Karina.

"Ya?"

"Aku mau tanya sesuatu t-tapi-" Karina tampak sedikit ragu, "--tapi jangan marah ya"

"Memangnya mau tanya apa?" Bingung Yeri.

"Janji dulu jangan marah" Karina mengacungkan jari kelingkingnya yang langsung disambut Yeri.

"Baik baik. Sekarang katakan mau tanya apa?"

Karina menatap kakaknya serius, "Apa kita punya saudara atau keluarga lain? Selain ayah, ibu, dan nenek"

Deg

Yeri berusaha menyembunyikan ekspresi kagetnya dari Karina, "Tidak, tidak ada" jawabnya meyakinkan.

"Benarkah?"

Yeri mengangguk, "iya. Sekarang ayo masuk kedalam. Kamu harus istirahat"

"Tapi-

"Tidak ada tapi-tapi."

Belum selesai Karina bicara, Yeri sudah memotongnya.

"Ayo masuk. Ah dan iya, jangan melakukan ritual berbahaya seperti itu lagi"

Yeri masuk kedalam duluan. Meninggalkan Karina yang masih sedikit heran disana sendirian. Tak lama Karina berdiri lalu masuk kedalam.

"Tapi kak, aku yakin. Mata sosok itu, aku sangat mengenalnya" ucap Karina entah pada siapa.

The Ghost Behind You [YoRina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang