MBS 14

3.6K 391 32
                                    

Happy Reading











Malam itu Jiyong, Jennie dan Lisa makan malam bersama di ruang makan seperti biasa. Lisa sudah sembuh dari demam 2 hari yang lalu.

"Ayah....., ayo pergi liburan..." rengek Lisa. Saat Jiyong baru pulang dari kantor pun Lisa sudah merengek minta liburan padanya. "Kita liburan Tahun Baru saja ya? Ayah masih ada perkerjaan selama satu bulan ini" Jiyong mencoba menjelaskan.

"Lisa ingin liburan Ayah, Chaeyoung saja pergi ke Jeju. Kita pergi juga ya?" Lisa tetap merengek menarik-narik kemeja Jiyong.

TAAKK....... Jennie membanting sendok makan yang ada di tangannya.

"Jika Ayah bilang tidak ya tidak! Jangan banyak maunya! Ayah juga bekerja untuk menghidupi mu. Anak tidak tau diri!" kemarahan Jennie meluap begitu saja. Ia kesal mendengarkan rengekan Lisa yang meminta liburan, liburan dan liburan.

Lisa terkejut, dan bersembunyi di balik lengan Jiyong sembari meremas kemejanya karena takut.

"Jennie Kwon!" Jiyong menatap marah pada putri sulungnya.

"Ayah jangan terus memanjakannya, lama-lama dia semakin tidak tau diri!!" tunjuk Jennie pada Lisa. Ia langsung membawa piring bekas makan nya ke dapur meletakkan piring itu ditumpukan piring kotor lainnya, setelah itu ia pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan apa pun.

"Ayah maaf" lirih Lisa.

Jiyong menatap Lisa lalu menghapus air mata di pipi tembam Lisa. "Tidak-tidak, Lisa bebas meminta apa pun. Tapi kita tidak bisa liburan sekarang, Lisa mengerti kan Ayah harus bekerja" Jiyong mencoba memberi pengertian.

Lisa mengangguk.
"Lupakan kata-kata kakak mu itu. Dia hanya sedang emosi saja, sapertinya sedang tanggal merah"

Lisa mengangguk-anguk lagi meskipun tidak mengerti tanggal merah yang di maksud ayahnya itu.

Merekapun segera melanjutkan makan malam yang sempat tertunda.

*****

Keesokan paginya keluarga Kwon mengadakan rapat dadakan di ruang keluarga. Jennie duduk di sofa dan Lisa duduk di karpet sambil memakan kue kering. Sedangkan Jiyong berdiri di depan kedua putrinya ingin menyampaikan sesuatu yang penting.

"Anak-anak dengar, Ayah akan pergi ke busan selama 2 hari. Kalian tidak boleh ikut, karena Ayah akan berada di proyek pembangunan hotel di sana, dan itu sangat berbahaya untuk anak-anak. Jadi kalian berdua tetap di rumah. Ayah sudah bilang pada tante Dara untuk menjaga kalian, kalian boleh menginap di rumahnya selama Ayah pergi. Jangan merepotkan Tante Dara dan Om Taeyang ara?!" Jelas Jiyong. Untungnya keluarga Sandara pergi ke Jeju masih 5 hari lagi, jadi Jiyong bisa menitipkan ke 2 putrinya.

"Ne....." jawab Lisa lemah, tidak rela Ayah nya pergi. Jennie pun hanya mengangguk-ngangguk saja.

"Kalau begitu Ayah pergi, Jennie jaga adikmu ya. Ayah mengandalkan mu" ucap Jiyong. Jennie tidak bergeming, Ia berjalan mengikuti Jiyong dan Lisa keluar rumah.

"Lisa, jangan nakal hmm, bisa bobo sendiri tanpa Ayah kan?" tanya Jiyong di depan Lisa sambil berjongkok menatap putrinya. Lisa mengangguk mantap.

"Ayah pergi ya" Jiyong mengecup kening Lisa cukup lama lalu berpindah pada Putri sulung nya.

'Cup' Jiyong mencium kening Jennie sama seperti Lisa. Setelah itu Jiyong pergi dengan taxi menuju bandara Incheon.

Entah kenapa perasaan Jennie seperti tidak rela Ayahnya pergi ke Busan. Jennie masih melamun menatap kepergian Jiyong yang sudah tidak terlihat lagi. Lamunan Jennie buyar karena Lisa memanggilnya.

My Beloved Sister (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang