MBS 18

5.1K 472 54
                                    

Happy Reading
















Lisa P.O.V

A

ku berjongkok di depan pagar rumahku sendiri setelah di usir Kakak. "Ayah aku harus kemana sekarang?" Aku mengadu pada Ayah sambil menatap langit malam itu. Ayah bilang tempat Ibu ada di atas. Berarti ayah juga di atas kan. Bagaiman caraku untuk pergi kesana? Bisa baik pesawat tidak ya?

"Akkhhh, kaki ku sakit sekali" aku meringis kesakitan, kuangkat kaki kiri ku, ternyata berdarah, pantas saja sangat sakit. Biar saja lah.

Aku pun mulai melangkah pergi dari rumah mangambil jalur kiri.

Haruskah aku pergi ke rumah Chaeyoung saja? Kalau nanti tante bertanya aku harus jawab apa? Tidak deh, aku pergi saja.

Dingin...
Untung saja pakaianku cukup tebal saat ini.

Hahh.... ucapan kakak tadi terus berputar di kepalaku.
Anak pembawa sial? Benarkah aku anak pembawa sial? Seharusnya mati saja?

"Hiks... Aku memang anak pembawa sial" tangis ku lagi.

"Huaaaa......Caranya mati gimana sih?"

"Sakit tidak ya kalo mati?"
"Kalo tidak aku mau mati saja lah" aku terus berbicara sendiri di sepanjang jalan untuk menghilangkan rasa takut.

Kakiku terus berjalan tanpa arah, sampai akhirnya aku ada di jembatan yang sering ku lewati saat berangkat sekolah bersama ayah. Ahh ternyata aku sudah sejauh ini rumah. Pantas saja kaki ku seperti mati rasa.

Aku berjongkok di pinggir jembatan. Kepalaku mendongak menatap langit malam yang penuh bintang, aku ingin menangis lagi "Hikss..... Ayah aku capek. Kaki ku sakit aku ingin pulang, tapi kakak tidak ingin aku pulang hiks, aku harus apa?" lagi-lagi aku mengadu pada Ayah. Aku memutuskan untuk duduk di pinggir jalan sambil memeluk kedua lututku dan menangis di bawah bintang-bintang di langit malam.

Beberapa menit kemudian aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat padaku.
"Kamu kenapa dik? Kok menangis sendirian disini? Orang tau kamu kemana? Mau kakak antar pulang?" tanya seorang perempuan padaku. Kepala ku mendongak menatap orang itu.

"Mau kakak antar pulang?" ujar parempuan itu lagi. Aku menggeleng. Pulang? Aku juga ingin pulang, tapi aku takut kakak marah lagi.

"Tidak baik sendirian disini kakak antar pulang ya?" ucap wanita itu sedikit memaksa.

"Kakak pergi saja, aku bisa pulang sendiri" jawab ku sedikit tidak sopan, wajah kedua orang itu terlihat kesal, lalu pergi begitu saja. Baguslah

Luka di kakiku sudah mengering, tapi masih sakit saat berjalan. "Huaa.... Aku ingin pulang....." seru ku dengan lantang. Untung saja tidak ada orang di jembatan ini. Aku mulai bangkit kembali dan berjalan dengan sedikit pincang melewati jembatan di tengah jalan, toh tidak ada kendaraan yang lewat.

"LISA......"

Deg!

Suara kakak? Aku menoleh ke belakang dengan cepat, itu benar-benar kakak! Apa yang dia lakukan disini? Jangan-jangan dia mau memarahiku lagi? Aku melangkah mundur karena sedikit takut.

Kakak berdiri didepan ku dengan nafas tidak teratur, aku mematung antara terkejut dan sedikit takut. Tiba-tiba kakak memelukku dengan erat. "Akhirnya....akhirnya kakak menemukanmu" ujarnya kemudian. Ku balas pelukannya meski aku sedikit bingung? Tapi juga senang bersamaan.

Pelukan kami pun terlepas. "Kenapa pergi sangat jauh huh?" tanyanya. Kan dia sendiri yang mengusirku tadi  Hiks....

"Kakak kan mengusir Lisa" jawabku.

My Beloved Sister (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang