Hari pernikahan datang lebih cepat dari yang direncanakan, kakek Jiraiya datang beberapa hari sebelumnya. Aku kagum ketika bertemu dengannya, suaminya dan anaknya. Mereka terlihat bahagia dengan keluarganya.
Shizune mengajari mereka tentang peran yang harus mereka mainkan di upacara pernikahan. Pada saat menjelang pernikahan tiba, aku duduk di kursi lalu Shizune dan Izumi membantuku merias diri.
Mereka menaruh banyak sekali manik-manik dan sentuhan terakhir adalah topi tradisional. Setelah selesai, aku melihat diriku dicermin dan untuk pertama kalinya aku merasa harus mengakui bahwa aku terlihat indah memakainya.
Aku dan Shizune akhirnya menuju ke tempat upacara dimulai, pertama menuju altar dan saling bertukar manik merah yang identik dengan benang merah (Pasangan jiwa) sebagai simbol pernikahan kemudian pemberian hadiah kepada keluarga mempelai pria dan pemberkatan oleh raja.
Sepanjang seluruh upacara, ibu ratu dan Hinata memasang wajah dengan raut benci atas pernikahan ini dan secara terbuka memelototiku, itu membuatku sedikit tidak nyaman pada saat upacara pernikahanku sendiri namun aku berusaha mengabaikannya dan tetap tersenyum sepanjang upacara dilakukan.
Akhirnya saat makanan dan minuman tiba, aku sangat bersemangat dan berusaha untuk memakan banyak makanan hari ini karena beberapa hari yang lalu, mereka membatasi makanan yang masuk kedalam mulutku. Aku menatap Sasuke yang seperti biasa selalu memasang ekspresi datar khasnya di sepanjang seluruh upacara.
Aku tidak keberatan dengan itu, karena aku tahu bahwa hanya aku yang bisa melihat ekspresinya yang lain dan aku menyukainya. Shizune menatapku dan menyeringai, ekspresinya benar-benar membuatku takut. Dia pasti merencanakan sesuatu.
"Naruto aku punya sesuatu untukmu, ini adalah hadiah spesial untuk malam pertamamu," mataku membelalak, "Shizune, ini?" Aku berusaha memelanku suaraku agar orang lain tidak mendengarnya, akan sangat memalukan jika orang mendengar bahwa Shizune memberikanku kondom sebagai hadiah.
"Untuk perlindungan tentu saja, malam ini mungkin akan memanas", pipiku merona merah mendengar ucapannya, kuharap Sasuke tidak mendengarnya. Aku tidak ingin dia mendapatkan ide dan mulai menyiksaku malam ini, aku tidak akan mengambil risiko.
"Shizune kami tidak akan membutuhkan itu sebaiknya kau menyimpannya, aku sudah berencana untuk menghamili naruto secepatnya".
Mataku melebar sekali lagi, apakah aku benar-benar menikah dengan pria yang tidak tahu malu ini? Aku mulai mempertanyakan keputusanku sekali lagi. Anehnya hatiku malah merasa sangat senang, "hamil? Sasuke pasti sudah gila".
Ibu ratu melihat pasangan pengantin tersebut dan berkata dengan nada suara yang tidak senang. Dia mulai tertawa, "nikmatilah malam ini, kamu mungkin tidak mengetahui bahwa ini adalah hari yang terakhir untukmu".
Aku merasa tubuhku menggigil ketakutan karena hawa dingin yang tiba-tiba menyelimutiku. Aku melihat orang-orang disekitarku. Mereka menatapku dengan tatapan bahagia dan juga sebagian dengan tatapan benci. Aku bertemu pandang dengan kakek dan kurasa dia melihat kekhawatiran diwajahku dan mulai bertanya apa yang terjadi.
Aku hanya menggelengkan kepalaku untuk menunjukkan padanya bahwa aku baik-baik saja, namun aku tidak bisa menjamin berapa lama aku bisa bersikap seperti semuanya baik-baik saja saya. Ibu ratu sepertinya ingin melakukan sesuatu yang buruk, aku menyentuh kalung manik-manik yang diberikan nenek kepadaku dan seketika ketenangan mulai menyelimutiku.
Aku menghindari mata ibu suri sepanjang upacara, hari pernikahan adalah hal yang paling membuatku gugup. Segera setelah upacara selesai, Sasuke mengendongku dengan bride style dan membawaku ke kamar pengantin.
Aku benar-benar gugup, dia menaruhku dengan lembut di tempat tidur yang empuk dan menatap mataku dengan dalam, matanya berkilauan dengan gairah penuh api yang belum pernah aku lihat sebelumnya dan perlahan dia membungkuk dan bibir kami bertemu.
Aku menariknya lebih dekat dan mulai membalas ciumannya. Malam ini aku melakukannya dengan seseorang yang aku cintai.
Sorry, I broke my promise. At least I've finished one chapter. To be honest, this disease really bothered me, came without permission and gnawed at my body with pain.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride
Fiksyen PeminatNaruto membutuhkan suasana baru untuk sementara waktu, bekerja di perusahaan membuatnya sangat lelah. Dia memutuskan bahwa ia membutuhkan liburan jadi dia pergi liburan dan tujuannya adalah HimaZulu sebuah pedalaman yang menawarkan pemandangan alam...