Shizune menatapku dengan mulut ternganga. Aku menoleh padanya setelah Sasuke pergi dan masuk ke dalam rumah.
"Mengapa kamu terlihat begitu terkejut?", aku bertanya kepadanya, "kamu benar-benar membuat pria paling menakutkan dan paling kejam mengenakan kemeja".
"Sasuke cukup baik", kataku menatapnya dengan aneh, "oh sayang, hanya kamu yang bisa mengatakan kata-kata seperti kita belum pernah melihatnya bertingkah baik".
Aku tidak yakin harus berkata apa selanjutnya, "apakah makanannya sudah siap?" Aku memutuskan untuk bertanya sebagai gantinya. "Ya kita akan makan dalam beberapa menit lagi, aku harus pergi dan memberitahu ibu".
Aku mengangguk, aku merasa tidak nyaman dengan ibu ratu, dia tidak pernah benar-benar menunjukkan sikap positif terhadapku.
Aku mengikat kain di kepalaku dan duduk di depan gudang.
Shizune segera datang dengan ibu ratu, "kenapa kamu di sini?", Dia bertanya menatapku dengan penuh kebencian. Aku membungkuk, "aku membantu Shizune menyiapkan makanan".
“Siapa yang memintamu melakukan itu? Tidakkah kamu tahu, dia memasak karena dia adalah wanita yang sudah menikah yang perlu mengurus rumah dan suaminya. Mengapa kamu memasak? Apakah kamu tidak tahu apa yang pria lakukan?, Jika kamu tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan, kamu mungkin bisa membantu pria-pria itu dengan tugas-tugas mereka. Mereka menyiapkan ladang untuk festival, kamu bisa pergi dan membantu mereka, alih-alih melakukan pekerjaan yang dimaksudkan untuk seorang wanita".
Kepalaku tertunduk dan rasanya ingin menangis, wanita itu mengingatkanku pada ayahku. Dia sama, katanya memasak untuk wanita, mengapa aku tidak bisa memasak? Mengapa aku tidak bisa menjahit pakaian?.
Aku percaya pria bisa melakukan apa yang bisa dilakukan wanita dan wanita bisa melakukan apa yang bisa dilakukan pria. "Ibu, aku tidak akan mentolerir nada bicaramu saat berbicara dengannya", suara Sasuke terdengar seperti lagu yang menenangkan hatiku.
Ibu ratu memandangnya, "Nak, dia itu laki-laki, dia perlu melakukan apa yang laki-laki lakukan". "Siapa yang mengatakan hal itu, ibu? Jika dia ingin memasak, dia akan memasak, tidak ada yang bisa menghentikannya, bahkan jika itu adalah aku. Apakah itu jelas ibu?".
Nada suaranya tegas membuat ibu ratu tampak kehabisan kata-kata, dia menatapku seolah-olah mengatakan bahwa akulah yang bersalah.
Aku menunduk lagi untuk menghindari matanya, sifat pemaluku ikut bermain. Sasuke berjalan ke arahku, "Naruto, apa yang aku katakan tentang melihat ke bawah?", "Tidak" aku menjawab secara otomatis seolah-olah itu diprogram ke dalam sistemku.
"Lalu mengapa kamu melihat ke bawah?", "Aku tidak bisa mengangkat kepalaku di depan bangsawan", "Naruto, kamu tidak akan tunduk pada siapa pun, termasuk kepadaku".
Dia mengangkat daguku dengan tangannya, "jika kamu melakukannya lagi, aku akan menghukummu", tiga kata terakhir itu berbisik di telingaku membuat pipiku terbakar.
Dia kembali menoleh ke ibunya, "Jika ibu tidak mau makan makanan yang dimasak olehnya maka tidak apa-apa. Aku akan memakan semuanya tidak peduli rasanya dan aku akan menghabiskannya, lagipula aku tidak bisa membiarkan masakan yang telah dimasak Naruto terbuang sia-sia".
Hatiku berbunga-bunga saat itu, perasaan hangat menyebar ke dadaku. Pria ini memang yang terbaik, pikirku dalam hati. "Shizune bantu aku memasak, tentu keluarga harus makan". Kata ibu ratu lalu pergi setelahnya.
"Ayo pergi Naruto, mereka akan memasak". Aku mengangguk dan tersenyum, “Sasuke?”, “Ya, Naruto?”, “Sebentar lagi aku harus pulang”. Sasuke berbalik, "jangan khawatir aku akan menemukanmu". Aku ingin bertanya kepadanya bagaimana dia akan melakukan itu tetapi sepertinya topiknya sudah ditutup.
Raja duduk di meja dan tersenyum ketika dia melihatku, aku membungkuk memberi salam lalu mendengar geraman marah dari belakangku.
"Kenapa kamu tidak mendengarkanku Naruto?" tanya Sasuke, suara yang lebih dalam yang membuat tulang punggungku merinding. "Dia ayahmu Sasuke", "Aku tahu", "dia raja", kataku untuk membuatnya mengerti.
"Ya, dia memang raja tapi,", Sasuke mengakui, "Joō itulah dirimu bagiku". Aku tidak mengerti apa yang dia maksud dengan itu tetapi kedengarannya serius. Raja memandang Sasuke. "Apakah dia yang kamu pilih?", Sasuke mengangguk. "iya ayah". Aku hanya bertanya-tanya, untuk apa aku dipilih.
Joō (kanji: 女王), ratu dalam bahasa Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride
FanfictionNaruto membutuhkan suasana baru untuk sementara waktu, bekerja di perusahaan membuatnya sangat lelah. Dia memutuskan bahwa ia membutuhkan liburan jadi dia pergi liburan dan tujuannya adalah HimaZulu sebuah pedalaman yang menawarkan pemandangan alam...