Hayeon pikir dirinya bisa menjadi seperti ratu. Hidup dalam kemewahan dan dicintai, bisa menguasai semua harta kekayaan Heejoon adalah mimpi terindah dengan bonus Heejoon yang mencintai dirinya.
Kenyataan dan realita tak lebih seperti langit dan bumi. Berjauhan dan beda kelas.
Hayeon merasa hidupnya tak lebih berharga dari kehidupan anak jalanan yang dipungut panti sosial. Ia lebih seperti kerikil yang akan sering di injak.
Ia pikir ia bahagia, ia pikir akan hidup mewah, nyatanya ia hanyalah budak nafsu sekaligus pembantu.
Menyesal?
Tentu saja. Ia begitu bodoh telah menghancurkan kepercayaan dari sahabatnya. Begitu dikuasai dendam kecil yang ia pupuk sendiri kemudian semakin subur memenuhi hatinya.
Kulit putih Hayeon penuh luka dan lebam, siksaan kerap ia terima. Dipukul. Ditendang. Ditenggelamkan dalam kolanm renag, itu sudah menjadi hal lumrah yang ia dapatkan dari Heejoon dua minggu setelah menjadi istri. Bukan, bukan istri, lebih tepatnya adalah budak.
Seperti kali ini. Hayeon menerima lebih banyak luka di sekujur tubuh. Lebam yang kemarin belum sembuh dan ditambah begitu saja.
"Kau masih bersikeras tak ingin mengatakan dimana mereka berada?" Tamparan dari telapak tangan yang kekar itu mengenai wajah, meninggalkan bekas merah dan panas serta perih yang terasa. Air mata menetes percuma, tiada guna.
"Sungguh. Aku tidak berbohong. Mereka berada di Singapore sekarang. Hana sendri yang bilang. Ia hidup bersama pria yang merupakan ayah dari Heejin." Hayeon masih menyimpan satu fakta. Ia menyembunyikan kenyataan jika Hana hidup bersama Jimin. Pria yang suatu waktu akan membunuh Hana dan Heejoon.
"Mana mungkin aku tidak bisa menemukan mereka di sana. Singapore bukan negara yang besar. Kau pikir aku bodoh? Kau pikir kau bisa mengelabuiku?"
Mungkin inilah karma bagi seorang penghianat seperti Hayeon. Ia mengatakan kejujuran jika memang Hana bersembunyi di Singapore. Tapi Heejoon tak mempercayai itu, dan berakhir dengan sebuah penyiksaan. Penuh penderitaan.
***
Singapore terkenal sebagai negara dengan kualitas pengobatannya yang memang sangat terbaik. Banyak orang-orang dari negara lain datang ke sana untuk berobat. Salah satunya adalah Jimin yang membawa Heejin untuk mengobati penyakitnya.Mereka bertiga. Jimin, Hana dan Heejin yang ada dalam pangkuan Hana, mereka sedang berhadapan dengan seorang dokter ahli dalam bidang penyakit yang diderita oleh Heejin.
"Jadi bagaimana hasilnya, Dok?" Cecar Jimin yang tak sabaran.
Dokter dengan wajah bule itu, tampaknya ia harus menyampaikan sesuatu yang membuat kecewa Jimin dan Hana.
"Maafkan aku. Tapi, hasil menunjukkan jika kalian tidak bisa menjadi pendonor, karena kalian kerap mengkonsumsi obat-obatan dan minuman dengan konsentrasi alkohol yang berat. Dan itu berpengaruh pada kesehatan kalian."
Jimin sadar ia memang sering mengkonsumsi obat terlarang dan menenggak minuman beralkohol. Sementara Hana baru teringat jika dirinya kerap mengkonsumsi obat pencegah selama ia bekerja di tempat terkutuk itu. Hana juga bahkan kerap menenggak minuman karena paksaan dari pelanggan. Hana menyesali semua yang terjadi. Merasa dirinya menjadi seorang ibu yang gagal bagi Heejin, begitupun Jimin. Mungkin ini adalah balasan tuhan karena mereka telah hidup dalam dunia yang kelam.
"Tapi kalian tidak perlu khawatir. Kita akan bisa menemukan pendonor untuk Heejin. Apa kalian masih memiliki keluarga lainnya?" Dokter Cristoff sadar akan kekecewaan yang ditunjukkan oleh Jimin dan Hana.
Mana mungkin? Mana mungkin mereka meminta keluarga mereka untuk melakukan tes dan mendonorkan sum-sum tulang bagi Heejin, sementara mereka pergi jauh adalah untuk kabur dari keluarga masing-masing. Jimin lupa kalau ia masih punya Hwan dan Jiseok.
Tidak, tidak mungkin Jimin meminta bantuan Jiseok, karena kakaknya pasti dibawah kuasa ayahnya. Satu-satunya yang menjadi harapan saat ini hanya Ibunya. Ia akan mencoba, ia akan bawa Hwan bersama mereka.
***
Maka keberuntungan bagi Jimin dan Hana. Mereka menemukan seorang pendonor yang kebetulan cocok dengan anak mereka. Dan pendonor merahasiakan identitasnya. Tak ingin siapapun tahu, termasuk Jimin dan Hana.Prosedur operasi akan segera di lakukan dalam waktu beberapa jam lagi. Tapi, Jimin masih tidak menampakkan batang hidung di rumah sakit. Tak ikut menemani Heejin. Hanya Hana yang ada disana. Hana berulang kali menghubungi Jimin, semuanya percuma karena ponsel Jimin pun tetap tak bisa di hubungi.
Pun pada akhirnya semua berjalan sesuai kehendak. Semua berjalan lancar. Tinggal menunggu bagaimana Heejin sadar dan pulih. Tapi, Jimin masih belum kembali. Masih tak tahu dima letak keberadaannya. Membuat Hana khawatir. Ya, Hana mengkhawarkan Jimin, entah bagaimana ceritanya ia bisa sekhawatir itu? Harusnya ia malah senang karena tak harus melihat Jimin yang telah memberi beban padanya.
LOVE
Author: Ameera Limz
![](https://img.wattpad.com/cover/271442022-288-k399920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE HEROIN [TAMAT - AKAN SEGERA CETAK]
Любовные романы"Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku menginginkan dirimu menari di atas tubuhku? Ride me and take mine." Choi Jimin