~~**~~
"Maaf aku belum bisa memberi tahukan semuanya padamu. Aku sudah berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun."
Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala Park Hana. Yoonki sengaja tak ingin Hana tahu kemana perginya Choi Jimin, karena pria itu sedang berjuang untuk menghindari kejaran. Tak ingin Hana lebih khawatir lagi.
Gelisah menunggu Choi Jimin untuk pulang, nyatanya hingga malam telah larut, nyaris pagi hari, ketika matanya sudah terasa begitu berat, Hana tidak melihat Choi Jimin kembali ke rumah sakit. Atau mungkin Choi Jimin kembali ke rumah? Hana ingin sekali mengeceknya langsung, sayangnya Hana tidak berani untuk meninggalkan Heejin seorang diri.
Khawatir? Tentu saja, apa lagi saat tadi Hana melihat wajah lebam Min Yoonki. Hana tahu pasti tadi mereka pasti berkelahi, yang Hana dengar dari orang lain tadi pasti mereka berdua yang berkelahi. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Choi Jimin seperti sulit sekali untuk terbuka padanya?
"Kenapa sejak tadi aku melihatmu sangat gelisah, Hana?" tanya Namjun yang malam itu sengaja menemani Hana untuk merawat Heejin. Dokter tampan itu masih di sana, belum kembali ke Korea. Sengaja, karena ingin lebih lama bisa melihat Hana, kalau bisa ia inginnya membujuk Park Hana untuk kembali bersamanya.
"Aku sedang memikirkannya. Aku dengar tadi ia sempat berkelahi dengan pria bernama Min Yoonki itu," jelas Hana.
Namjun tersenyum getir, sepertinya sekarang Hana memang sudah tidak bisa lepas lagi dari Choi Jimin, terbukti dengan bagaimana Hana begitu mengkhawatirkan pria itu. Hana pasti sudah mencintainya, bukan sekedar ingin menebus rasa bersalahnya. "Min Yoongki? Pria yang waktu itu memberi tahukanmu siapa sebenarnya Choi Jimin?" Namjun ingat tentang pria itu, karena ingatannya memang sangat bagus, lagi pula saat itu ia yang menemani Hana bertemu dengan pria Min tersebut.
"Iya. Kau masih ingat?" tanya Hana balik.
"Tentu saja. Lalu, kenapa kau tidak mencarinya di rumah? Siapa tahu ia kembali ke rumah?"
"Aku harus menjaga Heejin."
"Hana, aku bisa menjaga Heejin untukmu. Kau percaya aku, kan?"
***
Jujur saja, memang Park Heejoon marah pada Jieun ketika ia tahu wanita itu sedang hamil anak pria lain saat menikah dengannya. Itu membuatnya kecewa.Semenjak kematian Choi Jieun, kakak perempuannya Choi Jimin. Park Heejoon belum sekali pun bertemu dengan Choi Jiseung. Sengaja, karena Heejoon takut ia tak bisa untuk mengendalikan emosinya saat bertemu dengan laki-laki tua rentah tersebut. Inginnya membalas dendam kematian istrinya, sayangnya Jiseung adalah ayah Jieun sendiri.
Jika ditanyakan apakah Heejoon mencintai Jieun? Tentu saja. Kalau ia tidak mencintai wanita itu mana mungkin ia meminta Jiseung untuk ia bisa menikah dengan wanita itu, meskipun pernikahan mereka lebih besar didasari oleh bisnis keluarga pada awalnya.
"Jangan sekali-kali kau masuk ke dalam kamarku dan menyentuh barang apa pun yang ada di dalamnya. Apa lagi sampai menyentuh dan membuang barang istriku!" peringat Heejoon pada Hayeon.
"Tapi aku yang istrimu. Dia sudah mati!" teriak Hayeon yang tak terima ketika Heejoon selalu menganggap Jieun istrinya, dan membiarkan semua barang wanita itu tetap ada seolah Jieunnya masih hidup.
Sebuah tamparan lagi-lagi melayang ke wajah Hayeon. Harusnya wanita berhati busuk itu tidak dengan berani berteriak pada Heejoon, ia sendiri sudah tahu betapa buruknya amarah seorang Park Heejoon. Harusnya Hayeon diam saja.
"Apa yang kau harapkan dari orang yang sudah mati, ha?" Seolah tak gentar sedikit pun. Hayeon menatap tajam pada Heejoon sembari mengelus pipinya yang memerah karena bekas tamparan dari tangan lebar suaminya. "Harusnya kau sadar, wanita yang bahkan sudah mati itu sama sekali tidak pernah mencintaimu, Park Heejoon. TIDAK PERNAH! Bahkan sampai ia mati pun ia tidak sedikit pun mencintaimu. Ia mati dengan mencintai pria lain dan membawa bayi mereka bersama dengannya." Hayeon memang wanita yang sedikitpun tidak pandai bersyukur, haruanya jika ia memang ingin Heejoon menjadi suaminya ia menerima segalanya, sayangnya Hayeon adalah perempuan licik yang justru ingin menguasai segalanya, ingin menguasai Park Heejoon dan harta bendanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE HEROIN [TAMAT - AKAN SEGERA CETAK]
Romance"Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku menginginkan dirimu menari di atas tubuhku? Ride me and take mine." Choi Jimin