Hallo hai, sayangnya Mas heroin. Apa kabar? Semoga semuanya baik ya.
Maafkan aku yang kemarin ingkar janji. Sebenernya aku sudah lihat kalau tantangannya sudah tercapai dari beberapa hari aku post. Cuma ternyata aku ga bisa update cepat karena ada dua anggota keluarga yang meninggal, dan aku juga sudah kasih tahu itu di dinding aku, mungkin ada beberapa yang melihat itu, dan juga beberapa hari belakangan ini aku juga sedang ga enak badan.
Sekarang aku membayar hutangku sekarang.
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Part ini mengandung api. PLEASE BE A WISE READERS ya.
~~***~~
Untuk saat ini, yang terbaik, yang Choi Jimin pikirkan hanyalah menyelesaikan buntut masalah yang pernah ia lakukan secara tak sadar. Menemui wanita gila yang pernah dekat dengannya, bukan sekedar dekat, tapi juga pernah ia sentuh sebelumnya.Perjalanan cukup panjang, mengingat ia sedang di luar Korea, dan ia harus kembali ke negara itu, negara tempat ia dilahirkan dan dibesarkan
Memang benar, yang namanya penyesalan akan selalu muncul di akhir, seperti saat ini, Choi Jimin hanya mampu menyesali apa yang pernah ia lakukan di masa yang lampau. Andai ia tak pernah mengenali wanita itu, Choi Jimin tidak harus meninggalkan Hana untuk sementara waktu sekarang ini.
Mengambil penerbangan paling pagi, Jimin berharap ia bisa bertemu Min Yoonki di penerbangan yang sama, mengingat Yoongki juga sedang ingin kembali dengan penerbangan paling pagi. Jimin berharap begitu.
Sebelum pergi menuju bandara, Choi Jimin sengaja kembali ke rumah lebih dulu untuk mengambil beberapa dokumen perjalanan, besar harapannya bisa bertemu dengan Park Hana sebelum ia pergi, sayangnya wanita itu sudah tidak lagi di rumah, Jimin tak begitu ambil pusing, karena ia pikir Park Hana pasti sudah kembali lagi ke rumah sakit.
***
Wanita itu tersenyum puas melihat Choi Jimin yang terlihat seperti tak berdaya, ditemani dengan beberapa minuman yang kadar alkoholnya lebih dari 50%, Choi Jimin sudah terlalu banyak minum dan mabuk sepenuhnya."Kau sendirian saja?" tanya wanita dengan rambut kecoklatan dan lurus sebatas leher pada Jimin yangenempelkan wajahnya pada permukaan meja bar, karena mulai merasakan pengar.
"Apa kau melihat orang lain sedang bersamaku?" Meski ia mabuk, Jimin masih bisa diajak bicara, walau terkadang perkataannya tak jelas.
"Oh, I see. Kau sendirian." Wanita dengan dress hitam yang terbuka pada bagian punggungnya itu tersenyum senang, "Boleh aku bergabung denganmu? Atau kau mau ikut aku ke lantai dansa?" tawar gadis itu.
Choi Jimin menatapi wanita yang bediri tepat di sebelah kursi bar tinggi yang ia duduki, menatap wanita itu dengan teramat intens, siapa yang tidak akan tergoda ketika melihat keindahan wanita di depan mata? Ah, bohong sekali kalau tidak akan tergoda melihat tubuh sintal yang hanya terbalut dress yang teramat minim.
Sekali lagi wanita itu tersenyum, mengulurkan tangannya, mengajak Jimin untuk turun ke lantai dansa bersamanya, berbaur dengan puluhan tubuh lainnya yang sedang meliuk seirama dengan dentuman musik yang menggema.
Choi Jimin tidak pernah berniat untuk menempatkan kedua tangannya di pinggul wanita itu, sayangnya kewarasannya berkurang efek minuman yang ia tenggak, tangan itu tidak lagi sekedar melingkari pinggang yang kecil tapi juga mulai nakal merayap hingga ke bagian punggung yang terbuka. Tanpa kain yang menghalangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE HEROIN [TAMAT - AKAN SEGERA CETAK]
Romance"Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku menginginkan dirimu menari di atas tubuhku? Ride me and take mine." Choi Jimin