OO

3.4K 246 1
                                    

Ruang kepala sekolah...

"Ini sudah kali ke 3 Wonwoo memukul temannya, Nona Jeon. Kami benar tidak dapat mempertahankan Wonwoo untuk tetap bersekolah di sini lagi" Ujar sang kepala sekolah..

Jeon Seulgi, wanita berumur 25 tahun tersebut hanya menghela nafas lelah dengan perilaku adiknya tersebut. Entah sudah kali ke berapa dirinya selalu mendapat telpon dari pihak sekolah atas perilaku adiknya tersebut...

"Mungkin dulu kami masih bisa mempertahankan dirinya bersekolah di sini karena mau bagaimana pun Wonwoo termasuk siswa pandai dengan nilai di semua mata pelajaran , tapi—"

"Aku tidak bersalah, dia yang memulai mencari perkara denganku. Jadi wajar jika aku memberinya pelajaran, bukan?" Ujar Wonwoo dengan tatapan kearah temannya yang tengah meringis tak jauh di sampingnya...

Dia bahkan lebih pantas mendapat yang lebih berat daripada memar di wajahnya Pikir Wonwoo...

"Wonwoo" Ujar Seulgi sambil menatap kearah adiknya yang kini balas menatapnya tak kalah tajam...

"Terserah, apakah aku akan di keluarkan dari sekolah atau tidak. Kalian semua bahkan tak pernah mau mendengar alasan aku memukul bajingan bermulut sampah sepertinya"

Setelah mengatakan itu Wonwoo lantas keluar dari ruangan tersebut, sementara Seulgi hanya bisa terdiam...

Tak lama berpamitan untuk menyusul adiknya pada orang-orang yang ada di ruangan tersebut, beruntung orang tua Jaehyun— siswa yang di pukuli adiknya— itu tidak memperluas masalah ini ke jalur hukum...

***

Sesampainya di area parkir dia melihat adiknya tengah bersandar di samping mobilnya melamun menatap kosong jalanan di depannya...

Seulgi bukanya tak tahu apa yang menyebabkan adiknya selalu saja di keluarkan dari sekolahnya, Ini sudah kali ke 3 dalam satu ini adiknya di keluarkan dari 3 sekolah menengah atas yang berbeda...

Seulgi menghampiri Wonwoo lalu mengusap kepala sang adik dengan lembut..

"Aku melakukannya karena terpaksa" Ujar Wonwoo sambil menatap seulgi..

"Iya, kakak percaya. Kakak akan selalu percaya padamu"

Melihat tatapan lembut sang kakak membuat Wonwoo kembali di landa rasa bersalah, kakaknya pasti sudah lelah dengan semua pekerjaan nya di kantor dan kini dirinya menambah kelelahan kakanya tersebut...

"Maafkan aku"

Seulgi mengganggukkan kepalanya, lalu menyuruh Wonwoo untuk masuk ke dalam mobil...

***

WonwooPoV

Besoknya...

Aku membuka mataku, ah ini hari ke-2 setelah kejadian dimana lagi-lagi aku di keluarkan dari sekolah...

Memandang seluruh ruang kamar bernuansa abu dan hitam, entahlah aku tidak pernah tahu apa warna cat kamarku sebenarnya...

Ya aku menderita kelainan sejak aku lahir yang mana aku tidak bisa membedakan warna selain 3 warna tadi, aku tidak memiliki penyakit serius hanya saja otakku tidak dapat memilah dan memproses warna-warna yang ke-2 matakku tangkap...

Itu juga yang selalu menjadi alasan dimana aku di keluarkan dari sekolah karena aku akan selalu berakhir memukul siswa lain karena tak tahan mendengar hinaan mereka...

Tak pernah ada yang mau menjadi temanku, merrka selalu mengolok-ngolok kekuranganku, mengatakan aku cacat hingga ke-2 orang tuaku pergi meninggalkanku...

Nyatanya orang tuaku pergi bukan karena hal itu...

Tok tok...

Ceklek..

"Aku kira kau belum bangun, cepatlah bangun dan mandi lalu sarapan" Ujar Seulgi sambil membuka gorden di kamarku...

Aku hanya menatap Seulgi yang telah siap pergi ke kantor, "Kakak lembur lagi malam ini?" Tanyaku...

"Mungkin"

Seulgi berdiri di sisi tempat tidurku lalu mengusap dan merapihkan rambutku...

"Aku merindukan ibu"

Ya aku dan Seulgi hanya tinggal berdua, ayah kami meninggal saat aku masih di dalam kandungan ibuku. Sementara ibu sendiri, entahlah..

Aku tak yakin apakah ibu masih ada atau tidak aku tidak terlalu ingat, Seulgi juga masih kecil saat itu jadi ingatannya tak terlalu kuat

"Aku pun, bersabarlah. Aku janji akan terus berusaha mencari ibu, jika pun ibu telah tiada aku akan tetap mencari makamnya" Ujar Seulgi...

"Apa kau sudah melihat surat yang aku ketakan di atas di meja belajarmu?" Sambungnya...

"Surat? Surat apa?" Tanyaku..

"Baca sendiri, aku akan pergi ke kantor. Jangan lupa makan sarapanmu"

Seulgi keluar dari kamaku, aku langsung beranjak dan menghampiri meja belajarku, dan langsung mengambil amplop putih yang terdapat logo dengan nama...

"Pledis Internasional High School"

WonwooPOV End

***

Beberapa kata aku hapus dan ganti jadi perchapternya lebih sedikit daripada sebelumnya...

Makasih juga untuk yang udah nunggu epep ini berlangsung..

Kalian luar biasa...

Jangan lupa komen dan Votenya..

Makasih..

❤️❤️❤️

~ O1O921 ~

Color Rush 1✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang