04. Cincin silver bermotif hati

1.3K 244 6
                                    

"Kau sudah selesai? Bisa kita pergi sekarang?" pria itu sepenuhnya tidak memperdulikan ekpresi yang tergambar diwajah Jennie dan Jisso

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah selesai? Bisa kita pergi sekarang?" pria itu sepenuhnya tidak memperdulikan ekpresi yang tergambar diwajah Jennie dan Jisso. Dia malah lebih memperdulikan keadaan cuaca yang terasa tidak memungkinkan untuk bepergian lama. Matanya beralih melihat telapak tangan Jennie. Alisnya langsung mengernyit dalam.

Jisso tersadar. Dia menyikut pelan lengan Jennie agar gadis itu menoleh ke arahnya. Dan benar saja. Gadis itu menoleh dengan wajah bingung. Jisso mendekatkan jaraknya, lalu membisikkan sesuatu. "Dia Guru Inggris magang kita, bukan? Kenapa dia ada di sini? Apa dia sedang berbicara denganmu?" tanya Jisso bertubi-tubi.

Pipi Jennie tiba-tiba saja memerah. Entah karena alasan apa, namun ia tiba-tiba mengerjapkan matanya berulang kali saat pria itu menyorot dalam manik matanya. Jennie menatap Jisso, ia harus memberi penjelasan singkat kalo sebenarnya ia tidak bisa pulang bersama gadis itu. "Ya, dia Guru kita. Eum- Jisso ~ya, aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini. Kau lihat sendiri, aku dijemput oleh seseorang. Dan kau benar, dia sedang berbicara denganku." Tutur Jennie membuat kebingungan Jisso semakin bertambah.

"Dia? Maksudmu... Kau dijemput oleh Taehyung ssaem?" Jisso menatap Jennie dengan lekat, sesekali menoleh pada Taehyung yang tidak menunjukkan ekpresi apapun.

Jennie mengangguk pelan. "Ddo mannayo, Jisso ~ya."

Setelah itu. Taehyung berjalan pergi, menuju sebuah mobil hitam yang terparkir di seberang jalan. Jennie menyusulnya dari belakang dengan langkah ragu. Ditatapnya kembali wajah Jisso yang masih lekat menatapnya dengan wajah yang tidak berubah, kebingungan.

Jennie ingin sekali menceritakan semuanya pada Jisso. Namun sepertinya ia masih belum siap untuk mengatakan semua itu.

Selain Jisso, biasanya Jennie selalu bercerita pada Yoon Gi. Pria itu bahkan sudah menjadi teman berceritanya saat Jennie masih kecil dahulu. Dan Yoon Gi memang bisa dipercaya untuk menyimpan sebuah rahasia. Meskipun wajahnya sering menampilkan kesan dingin dan cuek, namun kebanyakan orang tidak tahu kalau ternyata hatinya itu hangat, sehangat sup bikinan Ibu sendiri di musim dingin. Diam-diam juga ternyata Yoon Gi memiliki sikap perhatian. Buktinya dia selalu memerhatikan Jennie. Yah, walaupun mereka hanya sebatas sahabat. Tidak lebih.

「S E O N S A E N G N I M」

Disinilah Jennie mulai merasa bosan. Ketika ia diharuskan duduk bersebelahan dengan pria yang hanya fokus pada satu titik serta rahangnya yang selalu terkatup. Jennie sejak tadi mencoba untuk menghibur dirinya sendiri. Namun gagal. Nyatanya ia lebih suka dihibur secara langsung.

Jantungnya sejak tadi berdegup tidak normal. Bibirnya yang berwarna merah muda bergetar tidak mau berhenti, bukan karena faktor cuaca yang memang sejak tadi dingin, namun karena faktor suasana di dalam mobil itu. Jennie menatap jendela mobil yang berada dekat di sampingnya. Melukiskan secara tidak sengaja tanda cinta di jendela yang dipenuhi oleh embun itu.

Seonsaengnim [선생님] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang