Jennie melirik Taehyung, sejak tadi ingin berbicara dengan pria itu namun terhalang oleh kekhawatirannya. Mobil milik Taehyung membawanya ke jalanan yang ramai dan bising karena suara klakson. Meskipun pria itu tengah fokus dengan setir mobilnya, tapi ia mengetahui kalo Jennie sejak tadi ingin mengatakan sesuatu, dan itu sangat mengganggu pikirannya. Hingga akhirnya dia bertanya dahulu, "kau ingin mengatakan sesuatu? Katakan saja." Sergah Taehyung membuat Jennie tersenyum lirih menanggapinya.
"Ehm-- itu..." Jennie mengesampingkan rambutnya, menyelusupkannya ke belakang daun telinga. Ini sangat canggung, kenapa selalu begini? Sudahlah. "Aku hanya ingin bertanya, apa acara pernikahan kita masih lama?" Setelahnya, Jennie langsung membuang pandangannya ke samping, menatap jejeran toko yang ramai dilewati oleh orang-orang.
"2 minggu lagi. Setelah kau selesai ujian." Balas Taehyung seadanya dan sesingkat-singkatnya, membuat Jennie membuang napas kesal.
Taehyung memutar setir mobilnya, memasuki area parkir yang terletak di depan bangunan yang sebagian besar depannya ditutupi oleh kaca transparan. Jennie hampir tidak bisa berkedip saat menyadari ke mana Taehyung membawanya. Deretan gaun-gaun mewah yang sangat menggoda untuk dicicipi terpangpang jelas di balik kaca transparan milik bangunan di hadapan matanya. Jangan bilang kalo Taehyung membawanya ke butik? Tapi kenapa secepat ini? Pernikahan mereka masih terlalu jauh, bukan?
Taehyung membuka pintu mobilnya sebelum menoleh ke arah Jennie yang masih terdiam di tempat. Dia mendecak pelan, "kau ingin diam saja?" protesnya membuat Jennie menoleh dengan wajah bingung.
Pukul Jennie jika ia sedang berhalusinasi sekarang. Di mana ibu tiri dan ayahnya? Tidak mungkin kalo ia memilih gaun pengantinnya seorang diri, pasti Taehyung akan sibuk dengan pakaiannya sendiri. Lalu, siapa yang akan memilihkan gaun untuknya? Tidak mungkin para pelayan, kan? Ck, ini sangat merepotkan. Dengan ragu, Jennie membuka pintu mobil yang berada di sebelah. Tiba-tiba sekelebat angin menerpa wajahnya, membuat ia sedikit menggigil karena merasakan hawa dingin yang ditimbulkan angin itu. Meskipun ia sudah memakai jaket tebal milik Taehyung, namun nyatanya hawa dingin itu tetap menusuk ke dalam tubuhnya. Jennie mendekap tubuhnya sendiri, lalu berjalan pelan menghampiri Taehyung yang sudah beberapa langkah mendahuluinya.
"Apa Eomma dan Appa tidak datang ke sini?" tanya Jennie disela-sela usahanya menyusul langkah Taehyung.
Pria itu menoleh, kemudian berhenti sejenak untuk mensejajarkan langkahnya dengan Jennie. "Tidak, mereka sedang sibuk dengan urusan yang lain." Setelah Jennie berhasil menyusulnya, dia kembali melangkah, kali ini ditemani dengan Jennie di sisi kanannya.
Mereka berdua berjalan bersama, mendekati sebuah bangunan yang Jennie tebak adalah butik. Entah itu dari Jennie atau pun dari Taehyung, keduanya saling menjaga jarak, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Mungkin mereka -orang lain- akan menganggap bahwa Jennie dan Taehyung adalah adik kakak, bukan pasangan yang sebentar lagi akan meresmikan hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seonsaengnim [선생님]
FanfictionApa jadinya jika Guru killer yang kita benci sewaktu SMP datang kembali? Terlebih dia datangnya bukan sebagai Guru lagi, melainkan sebagai calon suami. Ya... Kurasa kalian sudah mengetahui apa yang dirasakan Jennie ketika harus menerima semua kenya...