Ia dapat mendengar sirine mobil polisi. Akhirnya, semuanya sudah selesai. Tepat saat sosok Namjoon terlihat berlari menggapainya, ia justru tumbang menyentuh jalanan beraspal yang sebelumnya berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersentuh.
"Taehyung! Hei! Aku akan memanggil Jennie, tunggu!"
Jennie, tidak, wanita itu tidak boleh datang disituasi seperti ini. Tangannya mencekal pergelangan tangan Namjoon yang sepertinya hendak menghubungi Jennie. "Jangan panggil Jennie, biar aku yang menjelaskannya nanti, tolong antarkan saja aku ke rumah sakit terdekat dan amankan wanita di dalam mobil itu." Tidak terlalu parah, hanya beberapa luka pukulan dan sobekan akibat pisau. Untung saja perkiraannya tepat.
Tadi sebelumnya memang Taehyung mengirimkan alamat kepolisian ke nomor Namjoon. Tapi ia mengirim pesan lain setelah itu, pesan yang menyuruh Namjoon untuk memeriksa setiap jalan yang akan mengarah pada kantor polisi. Karena ia tahu, kalau ia tidak akan sampai dengan selamat begitu saja. Sung Ran memiliki anak buah yang tidak main-main, bahkan tadi mereka hampir saja meremukkan tulang tengkoraknya.
Namjoon kembali bangkit, berbicara kepada petugas polisi yang masih diselimuti rasa bingung namun tetap mengamankan para anak buah Sung Ran. Taehyung merogoh saku celananya, mengeluarkan kunci khusus yang langsung dilemparkan ke arah Namjoon. "Mobilku terkunci, kau tidak akan bisa membukanya tanpa itu."
Kunci itu diberikan ke tangan petugas polisi. Setelah berbicara beberapa menit lagi, barulah Namjoon membantu Taehyung berdiri dan membawanya ke rumah sakit menggunakan mobil petugas polisi tadi.
Diperjalanan, kesadaran Taehyung mulai berkurang. Kepalanya terasa sakit dan pusing. Ucapan yang terus keluar dari mulut Namjoon seolah tidak bisa ia dengar dengan baik. Entah sudah ada di mana mereka, Taehyung putuskan untuk menutup mata sejenak.
「SEONSAENGNIM」
Drett, drett, drett.
Perlahan ia membuka kedua mata. Rasa perih dan sakit sebelumnya kini sudah berkurang. Ia beralih melihat ke sekeliling, ternyata Namjoon sudah membawanya ke rumah sakit.
"Kau sudah sadar?"
Ia tidak terlalu menggubris pertanyaan konyol itu. Dengan melihatnya saja sebenarnya dia sudah tahu kalau dirinya sudah sadarkan diri. Dasar. Matanya beralih lagi mencari sesuatu di atas nakas. Benda yang sejak tadi berdering, yang ia kira pelakunya adalah Jennie.
"Ini, sejak tadi Jennie mencoba menghubungimu, aku tidak berani menjawabnya."
Sialan, ternyata ponselnya sedang dipegang pria itu. Ia merebutnya dengan cepat lalu menjawab panggilan suara dari Jennie sebelum wanita itu berubah pikiran.
"Annyeong." Nada suara formal yang pertama kali ia lontarkan membuat suara wanita dari seberang sana terdengar kesal.
"Ssaem ada di mana?"
"Aku sedang ada urusan, mungkin akan pulang malam nanti."
"Tapi ini kan liburan kita, kenapa masih saja..."
Taehyung tidak tahu harus mengatakan apa. Mendengar suara wanita itu saja sudah membuat perasaannya lega. Pikirannya menjadi jernih.
"Ah sudahlah, aku akan menunggu Ssaem di hotel."
Tutt. Ia membuang napas berat. "Di mana wanita yang ada di dalam mobilku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seonsaengnim [선생님]
FanfictionApa jadinya jika Guru killer yang kita benci sewaktu SMP datang kembali? Terlebih dia datangnya bukan sebagai Guru lagi, melainkan sebagai calon suami. Ya... Kurasa kalian sudah mengetahui apa yang dirasakan Jennie ketika harus menerima semua kenya...