Jendela mobil perlahan Jennie turunkan. Sapuan angin menerpa wajahnya, memberikan kenyamanan yang tidak bisa digambarkan. Ayahnya benar, Jeju itu berbeda dari kota yang selama ini ia pijak. Udaranya juga sangat sejuk, rasanya ia ingin menetap di sini saja. Menyejukkan.
"Dulu kata Appa aku pernah ke sini, bersama Eomma untuk liburan. Tapi sayangnya aku masih terlalu kecil waktu itu sampai tidak bisa mengingat semuanya dengan jelas." Ucap Jennie memecahkan keheningan di dalam mobil.
Tanpa disadari siapapun. Bibir Taehyung tersenyum kecil setelah Jennie menyelesaikan ucapannya. Namjoon menaruh ponselnya di samping, kemudian ikut membuka jendela mobil seperti Jennie dan menikmati terpaan angin sejuk. Untuk saat ini, semua masalah yang sedang dipikirkannya seolah menghilang. "Sepertinya dulu aku juga pernah ke sini saat sekolah bersama teman yang lain, bahkan Taehyung juga ikut." Dia menoleh sejenak ke arah Taehyung yang sedang memfokuskan pandangan ke depan, "benar 'kan?" sambungnya tidak niat.
Tidak ada ucapan balasan yang terdengar. Hanya sebuah anggukan kecil untuk membenarkan perkataan Namjoon tadi.
"Hei, ngomong-ngomong. Aku akan sekamar denganmu 'kan Taehyung?"
"Tentu saja tidak."
Berarti Taehyung akan sekamar dengan Jennie. Pikiran Jennie langsung melayang ke mana-mana, menduga-duga apa yang akan terjadi jika dia dan Taehyung harus berbagi kasur. Namun dia menggeleng keras. Menepis pemikiran buruk itu. Kemarin juga dia pernah tidur di samping Taehyung, tidak terjadi apa-apa 'kan?
Namjoon tahu kalau jawaban itu yang akan keluar dari mulut Taehyung. Ia hanya membuang wajah ke jendela. Seketika matanya menajam saat mobil yang tengah Taehyung kendarai melewati mobil lain yang sedang terparkir di depan salah satu rumah makan sederhana. Mobil itu sepertinya tidak asing, tapi dimana ia pernah melihatnya?
「SEONSAENGNIM」
"Curang." Cicit Namjoon pelan.
Kamar hotel yang dipesankan untuknya ternyata berbeda jauh dengan kamar hotel milik Taehyung. Dia kira Taehyung akan memesan kamar hotel yang sama, salah. Sudah dipandang dengan mata saja dia bisa mengetahui perbedaan itu. Kalau jadinya begini, dia sedikit menyesali keputusannya untuk ikut bersama Taehyung.
Mata kucing Jennie bersinar-sinar. Raut wajahnya seolah mengucapkan rasa kekaguman untuk seluruh sudut kamar hotel yang akan ditinggalinya saat ini. Taehyung sepertinya tahu betul seleranya. Semua ini diluar dugaan.
"Kau iri?" Taehyung melirik Namjoon yang lagi misuh-misuh di sampingnya. "Hanya tinggal kamar itu saja yang kosong, jadi mau bagaimana lagi." Sambungnya tanpa pamit meninggalkan Namjoon untuk menaruh kedua koper yang sedang dibawanya.
Sedangkan Namjoon yang sudah dongkol langsung meninggalkan kamar Taehyung. Dia berjalan-jalan di sekitaran hotel itu, hingga langkahnya berhenti di atas hamparan pasir putih. Memang, Taehyung memesan hotel yang tidak bisa dibilang biasa. Hotel itu letaknya sangat dekat dengan pantai, jadi jangan ditanya berapa banyak penghuni yang datang dari jauh -bahkan ada yang dari luar negeri- untuk mendapatkan pemandangan indah ini.
Namjoon merogoh saku celananya, mengambil ponsel lalu tidak membuang kesempatan untuk mengabadikan semua pemandangan indah di Jeju ini. Mumpung dia sendiri.
"Kau bisa membicarakannya sekarang." Tiba-tiba Taehyung muncul lantas menepuk pundak Namjoon dengan santai, dia bersedekap dingin setelah berdiri di samping Namjoon.
Secara reflek wajah Namjoon menegang sesaat, setelah mengetahui pelakunya, dia mengendus kesal. "Ck, mengagetkan saja." Namjoon berdiri seperti biasa lagi. Kali ini menyelinapkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Apa kau pernah melihat mobil hitam besar yang mirip ambulan? Mungkin di suatu tempat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seonsaengnim [선생님]
FanfictionApa jadinya jika Guru killer yang kita benci sewaktu SMP datang kembali? Terlebih dia datangnya bukan sebagai Guru lagi, melainkan sebagai calon suami. Ya... Kurasa kalian sudah mengetahui apa yang dirasakan Jennie ketika harus menerima semua kenya...