"2 bulan lagi anda akan melahirkan ya, Temari - sama, jaga kesehatan anda sampai saya kembali ya ?"
Temari menghela napas saat mengingat kembali perkataan Matsuri sebelum gadis itu kembali ke Suna. Ia memainkan sendok di tangannya sambil memasang raut berpikir.
"Temari - sama, ada apa ?"
Temari menatap Mako yang datang sambil membawa masakannya yang baru matang. Nenek itu terlihat bingung saat melihat mimik Temari begitu serius.
"Mako Baa - Chan, apa melahirkan itu sakit ?"
Mako sedikit tersentak dan tersenyum lembut. Pertanyaan umum yang selalu ditanyakan ibu hamil saat usia kandungan mendekati 9 bulan, pantas saja Temari terlihat serius memikirkannya "Anda akan mendapatkan kebahagiaan yang setara dengan perjuangan anda." Jawaban yang aman dan tulus keluar dari bibir Mako. Ia sangat tahu jika ibu hamil tidak boleh dibuat khawatir dengan proses melahirkan karena hal itu bisa membuatnya stress dan menghambat saat proses yang sebenarnya terjadi nanti.
"Benarkah ?"
"Tentu saja, apa saya pernah berbohong, Temari - sama ?"
Temari terkekeh "Baiklah, aku akan percaya."
"Yang penting sekarang, anda harus menjaga kandungan anda agar selalu sehat dengan begitu persalinannya nanti akan lancar."
"Baiklah."
---------------000-----------
Temari membaca buku dengan sampul berwarna putih itu. Ia sesekali menganggukkan kepalanya sambil bergumam saat membaca hal hal baru yang ia anggap penting.
Keseharian Temari masih sama seperti biasanya. Tidur, makan, membaca, sedikit berjalan jalan, menulis diary, menyulam, merajut, dan hal hal yang tidak akan membuatnya lelah.
Jujur saja, di dalam lubuk hatinya, ia merindukan kedua adiknya dan juga ayah dari calon bayinya. Ketiga pria yang sudah lama tak Temari temui itu kadang muncul di mimpinya.
Temari biasanya melampiaskan rasa rindunya dengan menulis, tapi ia selalu menangis saat mengingat ingat kesehariannya yang lalu.
Terkadang, ia dihantui perasaan takut, ia taku kedua adiknya akan kecewa, ia takut Shikamaru akan menak anak mereka yang ada di dalam kandungannya, ia takut akan diasingkan, takut tidaka bisa mendidik dan menjaga anaknya dengan baik, Temari takut sekali.
Ketakutan itu berubah menjadi rasa tidak sabar dan tertarik saat melihat barisan kata tentang betapa menyenangkannya merawat anak. Temari kembali tersenyum dan membalik halaman selanjutnya dengan semangat.
Setelah merasa jenuh membaca, Temari meletakkan bukunya dibatas nakas "Haah aku tidak ingin sembunyi seperti ini, aku merindukan kalian."
Ia menyandarkan punggungnya ke tembok, sebuah ide membuat Temari kembali bersemangat, ia memutuskan untuk merajut syal untuk kedua adiknya dan Shikamaru sebagai pelampiasan.
Ia mulai berdiri dan mengambil alat rajut yang ada di lemari, ia kembali duduk di tepian kasurnya dan memulai kegiatan merajutnya.
"Aku harap, aku bisa memberikannya kepada kalian suatu hari nanti, bersamaan dengan terungkapnya kebenaran ini."
-----------------000-------------
"Haah lega sekali." Temari menghela napas puas. Malam ini, entah kenapa tenggorokannya kering sekali, kebetulan teko air di kamarnya sudah habis jadi ia keluar ke dapur unutk meghilangkan rasa hausnya.
Baru saja akan mengembalikan gelas itu ke tempatnya semula, sebuah tendangan kencang dari dalam perutnya membuat Temari menjerit kesakitan, ia refleks menjatuhkan gelas yang ada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family
FanfictionYang diinginkan Shikadai hanyalah keluarga yang lengkap . . . Kehidupan ini adalah kesalahan yang kami inginkan