Temari membuka pintu lorong rahasia itu setelah memstikan semuanya aman. Matanya berbinar melihat pemandangan desanya yang sudah ia tinggalkan selama kurang lebih 4 bulan itu. Rasa rindu langsung menyeruak di relung hatinya, ia benar benar merindukan Suna dan kedua adiknya.
Sangat
"Temari - sama, kita harus masuk ke kamar anda sebelum ada yang melihat." tegur Matsuri pelan, ia sebenarnya tidak ingin mengganggu sang Putri yang sedang melepas kerinduannya tapi ia juga takut jika mereka akan ketahuan.
Temari mengangguk, ia menutup pintu lorong itu dan bergerak diam diam ke kamarnya. Saat sampai, kloning Temari terlihat berdiri di dekat jendela sambil tersenyum.
"Selamat datang kembali."
Temari yang asli balas tersenyum "Terima kasih untuk kerja kerasmu selama ini, aku benar benar terbantu."
Kloning itu mengangguk "Bukankah itu memang gunanya aku diciptakan ? aku sudah mengurus semuanya dengan baik, kedua adikmu juga baik baik saja, dan semua masalah selama ini sudah kutulis di buku catatan hitam yang ada di meja rias."
"Ah, aku sangat tertolong, kau teliti sekali."
"Matsuri bilang kau pasti akan kesulitan beradaptasi dengan keadaan jika tidak tahu berita terbaru, jadi aku mencatatnya."
"Begitu ya."
"Selamat atas kelahiran putramu ya, aku ikut senang."
"Terima kasih banyak, sekarang.... tugasmu sudah selesai."
"Senang bisa membantu."
Setelah mengatakan itu, Temari mengambil chakra yang ia berikan ke kloning itu dan mengubahnya kembali menjadi cairan. Saat masuk ke botol, cairan itu berubah menjadi berwarna hitam.
Temari tersenyum "Tolong buang ini, Matsuri, dan sampai jumpa di kantor nanti."
Gadis itu mengangguk, ia mengambil botol kaca dari tangan Temari dan pergi lewat jendela. Temari menatap kepergian Matsuri sampai sosok gadis itu menghilang, ia merebahkan dirinya di atas kasur, melepas sedikit penat di tubuhnya.
Temari sangat merindukan kamarnya, langit langitnya, lantainya, semua interiornya, wangi khasnya, semuanya.
Baru saja Temari memejamkan matanya, suara alarm berbunyi. Wanita itu bangkit dan mematikan alarm digitalnya "Sudah waktunya memasak sarapan ya..."
Setelah menghela napas pelan, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, membersihkan diri dan bersiap siap seperti biasanya.
Temari keluar dari kamarnya, ia turun perlahan lahan menuju dapur. Jujur saja, Temari benar benar merindukan rumahnya, tempat tinggal yang sudah ia tempati seumur hidupnya itu menyimpan banyak kenangan manis juga pahit.
"Haah Hahaue.... aku merindukanmu."
-----------------000-------------
Kankurou membuka matanya, ia langsung terbangun perlahan lahan saat mencium aroma masakan sedap dari arah bawah.
"Nee - san rajin sekali sih." gerutunya pelan. Ia melangkahkan kakinya dengan malas ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya sebelum kakak perempuannya yang akan menyiramnya.
Saat sedang sibuk memakai baju, pintu kamarnya diketuk, terdengar suara adiknya dari luar kamar, meneriakkannya agar cepat keluar atau kipas kakak mereka akan dilayangkan dengan senang hati.
Kankurou mempercepat acara memakai bajunya dan tersenyum ke arah Gaara saat membuka pintu.
"Pagi, Gaara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family
FanfictionYang diinginkan Shikadai hanyalah keluarga yang lengkap . . . Kehidupan ini adalah kesalahan yang kami inginkan