"Tidak ada yang ingin kau tanyakan, Shikamaru ?" Shikaku menatap putranya tenang.
Disinilah ia sekarang, duduk bersebrangan dengan orangtuanya, meja yang biasanya terasa kecil dan hangat kini rasanya seperti jurang, jika ia salah ucap sedikit saja maka ia akan jatuh ke dalam sana.
"Kenapa... Kalian kemari?"
Yoshino mendengus "Bukankah sudah jelas ? Tentu karena anak itu !"
"Kaa - san, aku bisa jel--"
"Kami tidak bisa membiarkan anak itu dalam pengawasan orang seperti kau begitu saja ! Kau saja malas merawat dirimu bagaimana nasib anak itu hah ?! Haah aku kasihan padanya, dia sampai sakit begitu."
Shikamaru tertegun, ia tak menyangka bahwa kedua orangtuanya datang hanya untuk melihat kondisi Shikadai.
Apa ia boleh mengartikan ini sebagai penerimaan maaf?
"Dia sakit bukan karena aku, Kaa - san, itu semua sebab musim, dia berasal dari lingkungan yang panas dan belum terbiasa dengan angin Konoha."
Yoshino menghela napas "Ada saja alasanmu."
"Aku tidak bohong !"
"Lalu kenapa kau keluar meninggalkannya hah ?"
"Aku kan hanya membelikan obat dan makanan !"
"Tapi meninggalkan anak yang sedang sakit itu tidak benar !"
Shikamaru memilih diam, menerima segala omelan dari ibunya, jujur ia merindukannya.
"Kau mengerti hah ?!"
"Iya Kaa - san, aku mengerti."
"Bagus." Yoshino tersenyum puas "Disamping itu... Kami juga ingin minta maaf, kami terbawa emosi kala itu."
"Tidak, kalian melakukan sesuatu yang benar, jika aku ada di posisi itu pasti aku akan melakukan hal yang sama."
"Yang kami lakukan itu atas dasar emosi, Shikamaru, pasti menyakitkan untukmu, kami kini sadar, kau bertanggungjawab atas apa yang kau lakukan, kau tidak lari dari masalah, kau sudah benar," kepalanya menggeleng pelan, kini Shikaku yang angkat bicara, Shikamaru tersenyum tipis mendengarnya "Tapi bukan berarti apa yang kau perbuat itu benar, menghamili perempuan tanpa ikatan pernikahan itu salah ! Apapun alasannya."
"Maafkan aku, Oyaji."
"Tidak ada yang perlu minta maaf, semuanya sudah terlanjur terjadi."
Ketiganya terdiam, menatap satu sama lain dengan pandangan penuh arti.
Ah, seperti inilah keluarga.
"Otou - san." Panggilan Shikadai membuat semua atensi terebut, bocah itu sedikit tersentak, terlihat ketakutan.
Shikamaru yang menyadarinya hanya tersenyum, memberi isyarat agar Shikadai berjalan ke arah pangkuannya "Kenapa kau kemari ?"
"Otou - san... Lama sekali... Karena itu...," Shikadai melirik takut takut ke arah kedua orang di hadapannya.
"Kau belum memberi salam 'kan ?"
Shikadai mengangguk, ia menatap kedua orang itu lagi dan menggigit bibir bawahnya, bingung harus mengatakan apa.
"Bubur buatan Obaa - chan enak tidak ?"
Shikadai tersentak lalu mengangguk "Iya, uhmm terima kasih Obaa - chan."
----------------000----------------
Sejak saat itu, Yoshino maupun Shikaku sering sekali berkunjung ke apartemen, baik untuk sekedar bermain atau terkadang membawakan Shikadai buku buku baru untuk belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family
Fiksi PenggemarYang diinginkan Shikadai hanyalah keluarga yang lengkap . . . Kehidupan ini adalah kesalahan yang kami inginkan